Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Malu Karena Jerawat? Apa yang Salah & Solusinya Secara Psikologi

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Rabu, 25 Sep 2019 10:00 WIB

Jerawat sering membuat kita enggak percaya diri, simak penjelasan psikolog tentang alasan di balik itu dan cara kita mencintai tubuh sendiri.
Malu Karena Jerawat? Apa yang Salah & Solusinya Secara Psikologi / Foto: iStock
Jakarta - Sebagai perempuan, kita tak boleh malu dengan apa yang terjadi pada tubuh kita. Termasuk jerawat, seringkali membuat kita tak percaya diri dengan penampilan. Menurut psikolog Tara de Thouars, kita sebagai perempuan harus bangga dengan tubuh yang dipunya.

"Kita mengembrace sebagai perempuan. Bukan harus kita tutupi. Intinya adalah sebagai perempuan yang bangga dengan dirinya, maka kita mau enggak mau harus memberikan yang terbaik untuk diri kita sendiri, dengan cara self care," terangnya di sela-sela acara Corine de Farme, di sebuah restoran, di bilangan Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Self care berarti merawat, memedulikan, memerhatikan hal penting bagian tubuh bagi perempuan. Self care adalah aktivitas untuk merawat tubuh kita. Self care merupakan hal yang penting sekali karena banyak penelitian psikologis, menemukan bahwa hal yang positif.

"Self care menurunkan kecemasan, hal yang kita cemaskan yang berhubungan dengan tubuh akan turun. Ketika rutin melakukan positifnya, relasi intrapersonal meningkat, interpersonal juga meningkat," kata Tara.

Self care menurunkan tingkat stres, kalau kita self care berarti kita akan memerhatikan diri sendiri, kualitas hidup meningkat. Ada dampak jangka panjang dan pendeknya, tentu bikin kita lebih happy.
ilustrasi jerawatilustrasi jerawat/ Foto: Dok. Getty Images
"Ketiga menimbulkan perasaan dan gambaran positif tubuh kita. Kalau kita rutin merawat diri maka kita lebih menerima dan mencintai tubuh. Dampaknya kita menjadi orang yang percaya diri," papar Tara.

Yang terpenting, kuncinya menurut Tara adakah konsisten, secara aktif direncanakan, dan dilakukan dengan sadar. "Contohnya gini, besok kita kerja, harus mandi jam berapa nih? Kalau sudah pulang, harus mandi lagi nih. Ketika kita melakukan self care bentuk cinta kita pada tubuh sendiri, kita mengapresiasi tubuh kita," tuturnya.

Bagaimana dengan suami? Terkadang suami juga komentar soal penampilan istrinya, bahkan jerawat pun dikomentari. Sebaiknya, saran Tara adalah perlu ada prolog dahulu.

"Misalnya gini, 'Kamu dulu mukanya oke banget lho, mau enggak aku bantu rawat jerawat kamu' sesuatu yang lebih lembut lah. Atau 'Eh aku bersihin mukaku dengan cara ini'. Tidak langsung menunjuk istri, kalau menunjuk pasti istri langsung defensif," jelasnya.

Suami harus lembut dan tidak menyudutkan. Jika menyudutkan justru akan membuat istri jadi merasa lebih kecil. Suami perlu membuka obrolan dulu, karena kalau kesadaran istrinyanya enggak tercipta malah jadi berantem.

"Satu hal yang sering dilewatkan adalah kita bertanya ke orang itu, share ke suami. 'Menurut kamu, aku sudah oke belum?'' Kalau suami udah bilang oke ya sudah enggak ada alasan buat enggak percaya diri," papar Tara.

Sedangkan kalau enggak bertanya, jadinya malah membuat asumsi sendiri, dan kadang membuat kita drop. Padahal bisa jadi enggak kenapa juga. Terakhir, balik lagi ke self care, kalau enggak mau bermasalah kita perlu rawat diri kita, termasuk jerawat.

Simak juga video tentang jerawat yang bisa timbul di area vagina:

[Gambas:Video Haibunda]

(aci/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda