Jakarta -
Tak perlu biaya mahal untuk bisa punya
umur yang panjang. Bunda cuma perlu bersikap
optimistis. Kok bisa?
Sebuah studi yang dipublikasikan di
Jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences menjelaskan, kunci panjang umur adalah optimis dan bersikap positif. Studi ini meneliti pengaruh optimisme terhadap umur panjang.
Menjadi optimis bukan berarti mengabaikan stres dan masalah ya, Bun. Optimis artinya cenderung positif dan tidak menyalahkan diri sendiri, serta memandang masalah hanya bersifat sementara.
Menurut salah satu peneliti, Lewina Lee darri Boston University, seseorang yang optimis punya tujuan hidup. Selain itu, memiliki rasa percaya diri untuk meraih tujuannya.
"Individu yang optimis cenderung punya tujuan dan rasa percaya diri untuk mencapainya. Tujuan itu mencakup kebiasaan sehat," ujar Lee, dikutip dari
CNN.
Studi menemukan jika perempuan dengan tingkat optimis yang tinggi memiliki kemungkinan 1,5 kali lebih besar untuk hidup hingga usia 85 tahun atau lebih. Sedangkan, laki-laki punya 1,7 peluang hidup lebih besar hingga usia 85 tahun dibanding orang yang lebih pesimis.
 Ilustrasi lansia bahagia/ Foto: iStock |
Meski tidak dikaitkan dengan gaya hidup sehat, sikap optimis memiliki hubungan positif dengan kesehatan seseorang, Bun. Salah satunya akan memilikiÂ
kesehatan jantung yang baik, sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat, dan risiko kematian yang lebih rendah.
Hal ini juga dibenarkan profesor di Rice University di Houston, Texas, Utpal Dholakia, Ph.D. Dilansir
Psychology Today, Menurut Dholakia ada 4 alasan kenapa optimis baik untuk kesehatan fisik dan mental kita.
1. Seseorang yang optimis tahu tentang kesehatan mereka dan cara untuk hidup sehat.
2. Sikap optimis terlibat dalam perilaku yang sehat, seperti jarang merokok, minum alkohol, dan tidurnya cukup.
3. Optimis adalah cara efektif untuk menghadapi masalah. Orang yang optimis fokusnya hanya pada masalah, bukan memikirkan emosi, seperti rasa sedih atau
takut.
4. Orang optimis memilikiÂ
jaringan sosial yang luas. Banyak orang mendukung serta mempercayainya.
Bunda, simak juga tips mencegah fobia pada anak di video berikut ya.
[Gambas:Video Haibunda]
(ank/rdn)