Jakarta -
Kegagalan pernikahan
Demi Moore dan
Ashton Kutcher di tahun 2013 menyisakan cerita kelam. Moore pernah hamil anak Kuther di tahun 2003, sebelum akhirnya keguguran di usia kandungan 6 bulan.
Dikutip dari
The Sun, baru-baru ini, untuk pertama kalinya pemeran film
Ghost itu membagikan foto kehamilannya ke publik. Saat itu, usia Moore 42 tahun dan masih berstatus kekasih Kuthcer.
Di usia kandungan 6 bulan, Moore dan Kutcher harus mengalami kesedihan karena bayi yang dikandung Moore dinyatakan meninggal, Bun. Moore yang kini berusia 56 tahun, mengingat momen saat dokter memberi tahu berita menyedihkan itu.
"Kamu bisa melihat gabungan dari ketakutan yang berubah setelah mendengar berita dan fakta itu (keguguran)," kata Moore dikutip dari The Sun.
"Karena itu tidak perlu dipertanyakan lagi, sudah tidak ada detak jantung (janin)," sambungnya.
Sejak mengalami keguguran, Moore terus menyalahkan dirinya sendiri. Ibu tiga anak ini juga mulai mabuk-mabukan.
Setelah menikah dengan Kutcher di tahun 2005, pasangan yang terpaut 15 tahun ini terus mencoba berbagai cara untuk bisa punya anak. Namun, kondisi Moore justru semakin buruk karena ketergantungan minuman keras.
Keguguran adalah situasi yang bisa memengaruhi emosi dan psikologi seorang wanita, Bun. Jadi, wajar jika Moore mengalami hal ini.
Perempuan yang mengalami keguguran akan mengalami lonjakan emosi, seperti perasaan tidak percaya, sedih, depresi, marah, rasa bersalah, dan sulit konsentrasi. Demikian mengutip American Pregnancy.
Pada akhirnya, tekanan emosional itu akan berdampak buruk pada kesehatan fisik wanita. Dampak yang bisa timbul yaitu gejala kelelahan, kehilangan nafsu makan, gangguan tidur, dan sering menangis.
Pada keadaan yang lebih buruk, wanita yang keguguran bisa mengalami post traumatic stress disorder (PTSD). Psikoterapis Susanne Babbel MFT, PhD, mengatakan, penting untuk orang sekitar mengetahui kapan masa berkabung berakhir, apakah berakhir baik atau justru jadi PTSD.
"Dukungan dari pasangan, keluarga, dan teman penting. Kunci menangani wanita yang keguguran dan mengalami traumatis adalah kesabaran," kata Babbel, mengutip Psychology Today.
Babbel menyarankan untuk mencari bantuan profesional jika mengalami
trauma. Jika perlu mengikuti tes lanjutan PTSD untuk evaluasi sindrom stres akut yang mungkin dialami.
"Penelitian menunjukkan hampir 25 persen wanita yangÂ
keguguran memenuhi kriteria PTSD sebulan setelah alami keguguran," pungkas Babbel.
Bicara soal keguguran, simak juga 8 faktor pemicunya di video berikut:
[Gambas:Video Haibunda]
(ank/rdn)