Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Viral Panggilan 'Sayang' Bamsoet, Sejauh Mana Lecehkan Perempuan

Radian Nyi Sukmasari   |   HaiBunda

Minggu, 29 Sep 2019 06:20 WIB

Beberapa waktu lalu, ketua DPR Bambang Soesatyo memanggil wartawati dengan sebutan sayang. Berbagai komentar pun disampaikan masyarakat.
Viral Panggilan 'Sayang' Bamsoet, Sejauh Mana Lecehkan Perempuan/ Foto: iStock
Jakarta - Saat aksi mahasiswa 23 - 24 September lalu, ketua DPR Bambang Soesatyo atau Bamsoet memberi keterangan pers bersama jajarannya. Di sesi tanya jawab, Bamsoet bertanya ke wartawati yang sebelumnya bertanya.

"Ada lagi, Sayang?" kata Bamsoet dalam cuplikan konferensi pers yang disiarkan secara live oleh salah satu TV swasta. Cuplikan video diunggah akun Twitter @yoshu_sudarso. Unggahan ini di-retweet 2.200 kali dan disukai sekitar 1.500 orang.

Hmm, berbicara soal pelecehan seksual, secara garis besar, pelecehan seksual diartikan dengan segala tindakan seksual yang tidak diinginkan atau dipaksakan kepada seseorang (korban). Demikian disampaikan psikolog klinis dewasa dari Tiga Generasi @ Brawijaya Clinic, Alfath Hanifah Megawati, M.Psi., Psikolog.

Kata wanita yang akrab disapa Ega ini, bentuknya bisa dengan kontak fisik dan tanpa kontak fisik. Dengan kontak fisik misalnya pemerkosaan atau menyentuh bagian intim. Tanpa kontak fisik misalnya kontak mata, catcalling, atau secara verbal. Keduanya adalah aktivitas yang menjurus ke seksualitas, yang menjadi samar untuk dimasukkan ke dalam pelecehan atau tidak adalah yang tipe kedua.

"Dari definisi di atas, suatu aktivitas dapat dikatakan pelecehan seksual atau bukan jika pertama, mengarah ke seksualitas orang yang mendapatkan perlakuan tersebut. Kedua, orang yang mendapat perlakuan tersebut merasa tidak nyaman, terhina, atau direndahkan," papar Ega saat ngobrol dengan HaiBunda.

Maka dari itu, kata Ega, pelecehan seksual bukan tentang intensi pelaku, tapi tentang dua hal di atas, Bun. Jadi, walaupun aktivitas tersebut mengarah ke seksualitas tapi jika yang menerimanya merasa nyaman atau oke-oke saja, tidak bisa disebut pelecehan seksual.

Nah, gimana dengan panggilan 'sayang'. Menurut Ega, di Indonesia, panggilan ini sendiri sebenarnya tidak hanya berlaku bagi pasangan cinta. Bisa juga antara orang tua dan anak, guru dan anak, atau antar teman. Panggilan ini menunjukkan kedekatan dan kepedulian seseorang kepada orang lain.

Bambang SoesatyoBambang Soesatyo/ Foto: twitter
"Tapi, di sisi lain, dalam kondisi tertentu, panggilan ini bisa juga menjurus ke arah ketertarikan seseorang secara seksual dan membuat orang merasa tidak nyaman jika dipanggil dengan sapaan tersebut," papar Ega.

Dia menambahkan, budaya atau kebiasaan bisa memengaruhi apakah satu perilaku bisa disebut pelecehan seksual atau tidak. Nah, terkait kata 'sayang' yang dilontarkan ketua DPR Bambang Soesatyo atau Bamsoet, Ega berpendapat kita tidak bisa langsung mengatakan bahwa kata 'sayang' adalah pelecehan seksual.

"Perlu dilihat apakah yang bersangkutan mengatakannya karena mempunyai ketertarikan seksual, lalu apakah wartawatinya merasa tersinggung, tidak nyaman, atau direndahkan dengan panggilan tersebut," ujar ibu satu anak ini.


"Namun demikian, dalam kondisi yang serius dan tenggang, seperti yang tampak di video, candaan dengan kata sayang menjadi hal yang tidak pas ya, karena mungkin terkesan tidak menghormati atau tidak serius dalam menangani situasi saat itu. Jadinya memicu kemarahan berbagai pihak.

Penyebab Bunda lebih moody dibanding suami bisa dicek di video berikut.

[Gambas:Video Haibunda]

(rdn/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda