HaiBunda

MOM'S LIFE

Penghasilan Tak Tetap Dapat Pengaruhi Kesehatan Otak, Kok Bisa?

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Selasa, 22 Oct 2019 14:26 WIB
Penghasilan Tak Tetap Dapat Pengaruhi Kesehatan Otak, Kok Bisa?/ Foto: Thinkstock
Jakarta - Kelompok dewasa muda (23 - 35 tahun) yang memiliki penghasilan tak tetap dari tahun ke tahun ternyata kesehatan otaknya terpengaruh. Hal ini berlaku juga pada orang dewasa yang sering dipotong gajinya dalam jumlah besar. Sebuah studi yang dipublikasi dalam Neurology meneliti hal tersebut.

Para peneliti membandingkan dengan orang dewasa yang berpenghasilan tetap. Mereka mengumpulkan data pendapatan selama dua dekade untuk 3.287 orang. Dimulai pada 1990 ketika mereka berusia 23 hingga 35 tahun.

Peneliti menilai volatilitas pendapatan berdasarkan pada seberapa banyak pendapatan naik atau turun dari satu tahu ke tahun berikutnya. Mereka juga menghitung berapa kali pendapatan peserta yang turun setidaknya 25 persen.

Ternyata, orang-orang yang tak memiliki pendapatan tetap dan lebih banyak pemotongan gaji memiliki skor lebih buruk dalam kesehatan otak. Hal diukur dalam kecepatan pemrosesan dan fungsi eksekutif dalam tes kognitif pada tahun 2010.


Para peneliti melakukan pemindaian otak, hasilnya menunjukkan berkurangnya white matter yang saling terhubung. White matter ditemukan di Central Nervous System. Selain itu, integritas strukturalnya lebih buruk.

"Secara keseluruhan, naik turunnya pendapatan dan kondisi sosial ekonomi yang tidak menguntungkan dapat meningkatkan paparan terhadap beberapa faktor risiko kesehatan otak yang buruk," kata Adina Zeki Al Hazzouri, seorang peneliti di Mailman School of Public Health di Columbia University di New York City, dikutip dari Reuters.

Para orang dewasa yang mengalami hal ini bisa lebih berisiko kena penyakit kardiovaskular. Kata Zeki Al Hazzouri, depresi atau stres yang dirasakan, pada gilirannya bisa pengarui kesehatan kognitif yang buruk. Bahkan, perubahan nilai tes kognitif dan pemindaian otak tampaknya tidak berbeda ketika para peneliti hanya melihat peserta dengan pendidikan terbanyak.

Meski begitu, peneliti menyatakan studi ini tidak dirancang untuk membuktikan apakah pendapatan tak tetap nisa berdampak langsung terhadap kesehatan otak atau tidak. Ada faktor lainnya yang berkaitan, misalnya stres dan akhirnya melampiaskannya dengan merokok, minum alkohol.

"Sudah diketahui bahwa status sosial ekonomi yang lebih rendah terkait dengan kesehatan yang lebih buruk," kata Dr. Joel Salinas, seorang profesor neurologi di Harvard Medical School dan Massachusetts General Hospital di Boston yang menulis editorial yang menyertai penelitian ini.

Supaya anak punya bekal di kemudian hari, ajari mereka menabung melalui video berikut:

(aci/som)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Potret Luna Maya dan Maxime Bouttier Tampil Elegan saat Hadiri Pernikahan di Italia

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Pil KB untuk Laki-laki Tanpa Efek Samping Ditemukan, Ini Fakta Kontrasepsi Baru!

Kehamilan Melly Febrida

100 Kata-kata Ucapan Kemerdekaan RI 17 Agustus 2025 Lengkap dari Singkat-Bahasa Inggris

Mom's Life ZAHARA ARRAHMA

Silinder Mata pada Anak: Penyebab, Ciri-Ciri, dan Cara Mengobatinya

Parenting Nadhifa Fitrina

5 Potret Reisa Broto Asmoro dan Suami Ajak Anak Piknik Berlatar Menara Eiffel

Parenting Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Potret Luna Maya dan Maxime Bouttier Tampil Elegan saat Hadiri Pernikahan di Italia

Pil KB untuk Laki-laki Tanpa Efek Samping Ditemukan, Ini Fakta Kontrasepsi Baru!

Silinder Mata pada Anak: Penyebab, Ciri-Ciri, dan Cara Mengobatinya

100 Kata-kata Ucapan Kemerdekaan RI 17 Agustus 2025 Lengkap dari Singkat-Bahasa Inggris

Deretan Artis Alami Berat Badan Turun Drastis usai Sakit, BB Panji Petualang Susut hingga 35 Kg

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK