Jakarta -
Malang benar nasibÂ
nenek bernama Arpah ini. Tetangganya tega menipu dia. Ya, si tetangga, AKJ memanfaatkan keadaan Arpah yang buta huruf. Bagaimana ceritanya?
Pengacara Arpah, Agung Herwandi, SH, mengatakan kasus ini masih dalam tahap penyelidikan dan beberapa saksi sudah dipanggil. Dia menceritakan, kejadian berawal dari Arpah yang menjual tanahnya pada orang tua AKJ tapi tidak seluruhnya. Ada sisa tanah 103 meter persegi.
"Setelah dipecah, aktanya sudah jadi, akta nenek Arpah dipegang AKJ. Lalu, dia meminta nenek Arpah menandatangani surat jual beli yang enggak diketahui nenek Arpah," kata Agung, saat dihubungi
HaiBunda, Rabu (16/10/2019).
Dengan berbagai alasan, AKJ pun berhasil membuat nenek Arpah yang buta huruf itu menandatangani surat tersebut. Kemudian, AKJ memberi uang Rp300 ribu pada Arpah dan ketika ditanya uang itu untuk apa, AKJ hanya bilang uang untuk jajan.
Beberapa waktu kemudian, keluarga baru tahu bahwa sertifikat tanah milik Arpah yang dibeli AKJ dengan cara menipu, sudah dijaminkan ke salah satu bank swasta. Diketahui, tanah tersebut memiliki bangunan rumah yang dijadikan Arpah sebagai kontrakan.
Sedangkan, kini Arpah tinggal bersama sang anak, Bunda. Atas apa yang dilakukan AKJ, dia bisa dikenai pasal 378 KUHP tentang penipuan dan pasal 372 KUHP tentang penggelapan. Orang yang melakukan tindak pidana penipuan dan penggelapan diancam penjara maksimal 4 tahun.
Bicara soal buta huruf, pada 2018, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mencatat angka buta aksara tinggal sekitar 2,068 persen. Selain itu, penduduk Indonesia yang telah berhasil lepas dari buta huruf mencapai 97,932 persen. Sehingga dari persentase sisanya dapat dikatakan tinggal sekitar 3,474 juta orang yang masihÂ
buta aksara. ilustrasi dokumen sertifikat/ Foto: iStock |
"Angka Buta Aksara usia 15 - 59 tahun di Indonesia dilihat dari masing-masing provinsi masih terdapat 11 provinsi memiliki angka buta huruf di atas angka nasional," kata Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan (Bindiktara) Abdul Kahar, dilansir
detikcom."Keaksaraan bukan hanya sekadar prioritas pada aspek baca, tulis, dan hitung (pendidikan), tetapi merupakan investasi yang sangat penting bagi masa depan dan kemajuan bangsa yang bermartabat dan berbudaya. Capaian keaksaraan Indonesia merupakan upaya besar selama bertahun-tahun," ungkap Kahar.
Namun demikian, lanjur Kahar, upaya yang paling penting adalah meningkatkan kesadaran seluruh keluarga bahwa membaca harus dimulai dari keluarga atau rumah tangga.
Bunda, simak juga cara menumbuhkan minat baca pada anak, di video berikut.Â
[Gambas:Video Haibunda]
(rdn/muf)