moms-life
Mau Resign? Siapkan Dana Darurat Bunda
Selasa, 29 Oct 2019 16:44 WIB
Jakarta -
Mungkin bagi Bunda yang memiliki anak lebih satu pernah berpikiran untuk resign. Alasannya tak lain karena enggak mungkin lagi menitipkan ke orang rumah. Belum lagi biaya jaga anak di daycare cukup mahal.
Soal ini Bunda, perlu persiapkan dengan matang dahulu keuangan sebelum resign. Lantas, langkah apa yang harus disiapkan? Menurut financial planner, Prita Ghozie, ia mengalami hal yang sama waktu melahirkan anak kedua. Saat anak kedua ia leaving on absence.
"Pertama harus membuat bujet ulang, mau tambah anak memang akan bertambah 20 persen. Memang sudah begitu, kalau sekarang pengeluarannya let's say Rp10 juta maka nanti akan jadi Rp12 juta. Bagaimana supaya balik jadi 10? Berarti bagian orang tua harus berubah, karena porsi anak enggak bisa diapa-apain," kata Prita di acara Peluncuran Buku MoneySmart Parent, di bilangan Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (16/10/2019).
Mungkin kita bisa berasumsi, anak kedua nanti bisa pakai lungsuran baju kakaknya. Nyatanya, kata Prita misalnya tadi bertambah Rp2 juta itu di luar pengeluaran untuk baju dan perlengkapan. Bahkan popok kan enggak bisa sama dengan kakaknya ya, Bunda. Suntikan imunisasi pun enggak bisa pakai sebelumnya.
"Sebelum resign, enggak cuma yang melahirkan, yang berpikiran akan pindah dari job yang mendapatkan fixed income dengan tidak, Anda harus bikinĀ dana darurat minimal enam kali pengeluaran rutin bulanan, itu minimal," kata Prita.
Selain itu, sebelum resign kita harus sanggup menghemat setengah dari biaya hidup saat ini. Perlu diingat yang enam kali jumlah pengeluaran itu di luar pokok.
"Kalau bapak atau ibu mau resign ini enam kali pengeluaran itu harus dikeluarkan, dicairkan. Kalau orang mau resign itu enggak cuma kehilangan gaji, ada THR, ada bonus, ada BPJS, ada DPLK mungkin, berbagai benefit lainnya. Banyak sekali masyarakat yang tidak memikirkan ini, enggak bisa kepikiran bulan depan mau resign, harus dipersiapkan," ujarnya.
Jadi coba lihat dahulu saldo Bunda. Jika tidak cukup, lebih baik sabar dahulu. Namun, kalau alasannya memang karena anak enggak ada yang bisa jaga, ada lagi tips yang kedua nih. Kalau misalnya Bunda mau tetap bekerja, bisa menitipkan daycare. Namun pada prinsipnya penghasilan kita harus dua kali lipat dari biaya jaga anak.
"Kalau sampai biaya jaga anak memakan 80 persen dari penghasilan, ya sudah lebih baik enggak usah kerja," kata Prita Ghozie yang juga CEO dari Zap Finance.
Di kesempatan yang sama, Nadia Mulya mengakui momen inginĀ resign itu nyata adanya. Seorang ibu pasti ingin punya punya emotional bonding dengan. Namun, kalau mau bisa tetap produktif, Bunda bisa jadi working at home mom.
"Coba bilang ke atasan, 'Bisa enggak saya harus kerja dari rumah?' Atau mungkin sudah coba profesi baru seperti jadi blogger, vlogger," kata Nadia Mulya.
Simak juga video tentang cara mengalokasikan budget untuk liburan:
(aci/som)
Soal ini Bunda, perlu persiapkan dengan matang dahulu keuangan sebelum resign. Lantas, langkah apa yang harus disiapkan? Menurut financial planner, Prita Ghozie, ia mengalami hal yang sama waktu melahirkan anak kedua. Saat anak kedua ia leaving on absence.
"Pertama harus membuat bujet ulang, mau tambah anak memang akan bertambah 20 persen. Memang sudah begitu, kalau sekarang pengeluarannya let's say Rp10 juta maka nanti akan jadi Rp12 juta. Bagaimana supaya balik jadi 10? Berarti bagian orang tua harus berubah, karena porsi anak enggak bisa diapa-apain," kata Prita di acara Peluncuran Buku MoneySmart Parent, di bilangan Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (16/10/2019).
Mungkin kita bisa berasumsi, anak kedua nanti bisa pakai lungsuran baju kakaknya. Nyatanya, kata Prita misalnya tadi bertambah Rp2 juta itu di luar pengeluaran untuk baju dan perlengkapan. Bahkan popok kan enggak bisa sama dengan kakaknya ya, Bunda. Suntikan imunisasi pun enggak bisa pakai sebelumnya.
"Sebelum resign, enggak cuma yang melahirkan, yang berpikiran akan pindah dari job yang mendapatkan fixed income dengan tidak, Anda harus bikinĀ dana darurat minimal enam kali pengeluaran rutin bulanan, itu minimal," kata Prita.
Selain itu, sebelum resign kita harus sanggup menghemat setengah dari biaya hidup saat ini. Perlu diingat yang enam kali jumlah pengeluaran itu di luar pokok.
![]() |
"Kalau bapak atau ibu mau resign ini enam kali pengeluaran itu harus dikeluarkan, dicairkan. Kalau orang mau resign itu enggak cuma kehilangan gaji, ada THR, ada bonus, ada BPJS, ada DPLK mungkin, berbagai benefit lainnya. Banyak sekali masyarakat yang tidak memikirkan ini, enggak bisa kepikiran bulan depan mau resign, harus dipersiapkan," ujarnya.
Jadi coba lihat dahulu saldo Bunda. Jika tidak cukup, lebih baik sabar dahulu. Namun, kalau alasannya memang karena anak enggak ada yang bisa jaga, ada lagi tips yang kedua nih. Kalau misalnya Bunda mau tetap bekerja, bisa menitipkan daycare. Namun pada prinsipnya penghasilan kita harus dua kali lipat dari biaya jaga anak.
"Kalau sampai biaya jaga anak memakan 80 persen dari penghasilan, ya sudah lebih baik enggak usah kerja," kata Prita Ghozie yang juga CEO dari Zap Finance.
Di kesempatan yang sama, Nadia Mulya mengakui momen inginĀ resign itu nyata adanya. Seorang ibu pasti ingin punya punya emotional bonding dengan. Namun, kalau mau bisa tetap produktif, Bunda bisa jadi working at home mom.
"Coba bilang ke atasan, 'Bisa enggak saya harus kerja dari rumah?' Atau mungkin sudah coba profesi baru seperti jadi blogger, vlogger," kata Nadia Mulya.
Simak juga video tentang cara mengalokasikan budget untuk liburan:
(aci/som)