HaiBunda

MOM'S LIFE

Penyebab Kemoterapi Kanker Payudara Ganggu Siklus Haid

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Jumat, 01 Nov 2019 13:40 WIB
Ilustrasi siklus haid/ Foto: iStock
Jakarta - Pengobatan kanker payudara bisa menyebabkan beberapa perubahan siklus haid dan reproduksi pada wanita. Salah satunya pengobatan terapi kanker seperti kemoterapi.

Kata dokter spesialis onkologi dr.Yendri Januardi, SpB(K)Onk, kemoterapi bisa menyebabkan haid berhenti. Namun, haid bisa kembali normal setelah kemoterapi selesai.

"Obat kemoterapi bekerja pada siklus sel. Kalau pada pengidap kanker yang haid, sel yang membelah akan terganggu," kata Yendri, ditemui di 'Youvit Care & Cure: Fight Back Breast Cancer' di Twin House, Cipete, Jakarta Selatan, baru-baru ini.


Menurutnya, tidak hanya siklus haid, komponen dalam darah juga terganggu. Misalnya, terjadi penurunan hemoglobin, leukosit, trombosit.

Sel-sel yang cepat membelah juga akan terganggu, misalnya rambut rontok dan sariawan. Tapi semua akan normal setelah kemoterapi selesai.

Sedangkan pada reproduksi, kemoterapi bisa memengaruhi ovarium wanita, Bun. Contohnya pada pengobatan hormonal, ovarium tidak bisa lagi berfungsi menghasilkan estrogen.

"Pada pengobatan hormonal dependen, ovarium tidak menghasilkan estrogen pada orang yang tidak lagi haid. Tapi yang masih haid, tetap diproduksi tapi tidak di ovarium, namun di jaringan lain, seperti jaringan lemak di bawah kulit," ujar Yendri.

ilustrasi USG/ Foto: iStock

Mengutip Breast Cancer, wanita yang melakukan pengobatan di bawah usia 30 tahun memiliki peluang hamil setelah melakukan kemoterapi. Pada dasarnya, semakin muda usia, semakin besar peluang rahim memproduksi sel telur. Sedangkan wanita yang berusia 40 tahun ke atas, cenderung akan mengalami menopause setelah menjalani kemoterapi.

Menopause dini yang disebabkan oleh kemoterapi mungkin bersifat sementara. Artinya, periode haid mungkin berhenti dan mulai lagi setelah kemoterapi berakhir.

Ini bisa memakan waktu beberapa bulan atau selama satu tahun atau lebih untuk periode haid kembali. Namun, kembalinya periode haid belum tentu subur. Untuk memastikannya harus cek lagi ke dokter kandungan.

Ketika haid kembali setelah kemoterapi, itu artinya beberapa telur sudah matang. Tetapi jumlah telur yang tersedia mungkin lebih sedikit daripada sebelum kemoterapi. Bagi wanita yang mendapatkan dosis kemoterapi relatif tinggi mungkin lebih cenderung infertil setelah perawatan dibandingkan wanita yang menggunakan dosis rendah.

Lebih lanjut, Yendri menyarankan agar wanita yang terdiagnosis kanker payudara dan sedang melakukan pengobatan untuk menunda kehamilan selama 2 tahun. Setelah itu, bisa dipikirkan beberapa risiko yang mungkin terjadi.

"Lihat risiko pada ibunya untuk tahu perkembangan sel kanker payudara, apakah lebih progresif bila si wanita ini hamil," kata Yendri.

Bunda, simak juga penjelasan seputar deteksi dini kanker payudara dengan USG di video berikut:

(ank/rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Momen Romantis Marcello Tahitoe dan Istri yang Jarang Tersorot, Intip 5 Potretnya

Mom's Life Nadhifa Fitrina

3 Cara agar Anak Enggak Cepat Alami Pubertas Menurut Psikolog

Parenting Nadhifa Fitrina

Doa Kesembuhan Penyakit Orang Tua, Diri Sendiri, hingga Anak

Mom's Life Amira Salsabila

Curhat Ibu Hamil soal Nama Bayi Picu Pro-Kontra, Suami Ingin Beri Nama Mendiang Istri

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

Kenapa Kita Tak Bisa Ingat Masa Bayi? Ini Alasan Ilmiahnya

Parenting Nadhifa Fitrina

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Momen Romantis Marcello Tahitoe dan Istri yang Jarang Tersorot, Intip 5 Potretnya

3 Cara agar Anak Enggak Cepat Alami Pubertas Menurut Psikolog

Doa Kesembuhan Penyakit Orang Tua, Diri Sendiri, hingga Anak

Curhat Ibu Hamil soal Nama Bayi Picu Pro-Kontra, Suami Ingin Beri Nama Mendiang Istri

Kenapa Kita Tak Bisa Ingat Masa Bayi? Ini Alasan Ilmiahnya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK