Jakarta -
Media sosial memang banyak manfaatnya, salah satunya mendekatkan pada orang yang jauh dari kita. Namun, Bunda perlu hati-hati, jangan jadi sebaliknya. Menjauhkan yang dekat, bahkan memicu perceraian.
Ya, sudah ada penelitiannya di Indonesia, beberapa daerah seperti Tangerang Selatan, Lamongan, Makassar, pemicu perceraian pasangan adalah media sosial. Soal ini, menurut menurut psikolog klinis dewasa dari Tiga Generasi @ Brawijaya Clinic, Alfath Hanifah Megawati, M.Psi., Psikolog, media sosial memang menjadi salah satu akses untuk berkomunikasi dengan orang lain.
"Sangat mungkin komunikasi menjadi intens dan orang menjadi nyaman, hingga berakhir pada perselingkuhan emosional. Lalu bertemu dan bertambah menjadi perselingkuhan secara seksual," kata Ega, sapaan akrabnya, saat dihubungi
HaiBunda.
Kata Ega, bermain medsos sebenarnya adalah hak bagi kita dan pasangan kita. Jadi, boleh banget Bunda dan Ayah eksis di media sosial. Namun, dalam hubungan, komitmen sangat penting.
"Kewajiban masing-masing untuk menjaga komitmen dalam hubungan. Karena jika komitmen tidak dijaga, perselingkuhan bisa terjadi dimana saja, bukan hanya dari medsos," ucap Ega.
Sementara itu Ega bilang, terkait mengecek ponsel suami atau istri apakah boleh atau tidak, balik lagi kepada kesepakatan kita dan pasangan. Ada pasangan yang menganggap itu sah-sah saja. Akan tapi ada juga pasangan yang menganggap itu melanggar privasi.
Hanya saja, kalau memang pasangan kita memang 'mencurigakan' (ada kebiasaan yang berubah), mengecek medsos bisa jadi langkah awal untuk menemukan bukti.
"Kalau alasannya hanya 'penasaran' (sementara kesepakatan dengan pasangan bahwa hp adalah privasi), kita perlu siap dengan segala risiko yang akan kita dapat jika tahu isi atau jika pasangan kita tahu kita mengecek hpnya," ujarnya.
Ega pun membagikan tips ketika Bunda menghubungi atau dihubungi teman lelaki supaya enggak jadi masalah. Cara yang tepat, pertama hindari percakapan yang dapat menjurus kepada perselingkuhan. Kedua, membatasi intensitas komunikasi.
Ketiga, berani menolak jika ada permintaan yang bisa menyakiti perasaan pasangan kita atau merusak komitmen hubungan kita, dan yang penting terbuka dengan pasangan kita (tentang orang tersebut) agar tidak menimbulkan kecurigaan atau kecemburuan.
"Perlu diingat, seringnya perselingkuhan terjadi tanpa disengaja. Jadi lebih baik membatasi, menjaga di awal hubungan dengan orang baru, dibandingkan sudah mengalir malah akan semakin sulit dikendalikan, apalagi jika sudah terlanjur nyaman," tutur Ega.
(aci/som)