Jakarta -
Angkringan adalah tempat makan pinggir jalan yang identik dengan kota Yogyakarta. Tapi, apa jadinya kalau angkringan justru ditemui di Tokyo, Jepang?
Enggak mustahil kok, Bun. Baru-baru ini ada empat gerobak angkringan yang menghiasi jalanan kota Tokyo dalam rangka Tokyo Festival 2019.
Konsep angkringan di Tokyo sama persis seperti yang ada di Yogya. Bedanya, sang pemilik adalah orang asli Jepang yang bernama Jun Kitazawa.
Angkringan ini adalah proyek seni Kitazawa yang berjudul Nowhere OASIS. Pria yang bisa bicara bahasa Indonesia itu terinspirasi dari kehidupan masyarakat Yogyakarta yang santai dan selalu punya waktu untuk berkumpul dengan teman-teman.
"Di Tokyo, sehari-hari orang fokus kerja dan enggak ada tempat untuk santai. Orang Indonesia yang tinggal di sini juga ikut budaya Jepang. Aku kira tempat angkringan ini dibutuhkan, jadi aku bawa dari Indonesia," kata Kitazawa dalamÂ
channel YouTube Taufik Sanko.
Sama seperti angkringan Yogya, di tempat ini juga dijual menu khas angkringan. Ada 5 menu yang dijual, yaitu menu utama nasi kucing dengan lauk rendang, mi goreng, tempe, teri, serta nasi goreng. Selain itu ada juga berbagai sajian minuman khas Indonesia seperti wedang jahe.
Sayangnya, untuk menu seperti gorengan dan sate tidak tersedia. Sebab, ada aturan khusus tentang penyimpanan makanan kering dan basah di Tokyo.
Meski begitu, ini tidak menjadi kendala untuk Kitazawa mengenalkan konsep angkringan di Jepang. Perbedaan budaya justru menjadi pembelajaran untuknya.
 Angkringan di Jepang/ Foto: Facebook Jun Kitazawa |
Pengunjung angkringan di Tokyo kebanyakan adalah warga Indonesia yang menetap di sana, Bunda. Tapi, tak jarang ada juga orang Jepang asli yang datang.
"(Saya) makan rendang pertama kali, sangat enak," kata salah seorang pengunjung yang merupakan warga Jepang.
"(Saya makan) nasi goreng, enak banget dan ada daging di dalamnya," ujar yang lain.
Ide Kitazawa ini bisa ditiru ya, Bunda. Selain mengenalkan budaya Indonesia, Kitazawa juga mendapat keuntungan dari segi bisnis kuliner karena menu angkringannya diminati banyak orang.
Sebelum memulai bisnis kuliner seperti ini, baiknya memang kita punya keinginan yang besar. Tapi, jangan lupa dengan strategi ya.
"Punya keinginan dan ide membuat makanan yang rasanya enak tidaklah cukup. Harus disertai strategi bisnis, branding, manajemen, dan mutu produk," kata Mithun Appaiah, CEO Innovative Foods Ltd, Brand Sumeru, dilansir
Entrepreneur.
Konsumen sekarang cermat, sadar, dan dapat menilai makanan. Jika pebisnis makanan memiliki hasrat, misi, dan visi yang dapat dibagi dengan konsumen, mereka bersedia mendengarkan.
"Pebisnis makanan juga harus memberi kesenangan untuk memuaskan konsumennya. Mereka harus pintar mencari solusi untuk memuaskan selera pelanggan," terang Appaiah.
Bunda, simak juga tips mengubah hobi menjadi peluang bisnis di video berikut ya.
[Gambas:Video Haibunda]
(ank/rdn)