Jakarta -
Banyaknya produk skincare yang dijual bebas di pasaran harus menjadi perhatian kita, Bunda. Di beberapa tempat, skincare ilegal atau palsu masih diperjualbelikan.
Baru-baru ini, kisah seorang remaja menjadi viral karena terkena kanker kulit stadium 2 akibat menggunakan skincare palsu. Cerita ini pertama kali dibagikan akun
Twitter @yourniaa.
"Aku kena kanker kulit stadium awal. Kulitku yang awalnya bruntusan terus jerawat meradang sekarang jadi melepuh," demikian isi chat yang dibagikan akun tersebut.
Wanita yang diketahui bernama Husna ini menyarankan agar orang-orang lebih teliti dalam membeli produk skincare. Terutama bahan-bahan yang terkandung di dalamnya.
"Teliti ingredients-nya, semalas apapun cek ini please. Kenali juga bahan-bahan yang berbahaya dan yang diharamkan. Jangan lihat dari review dari YT (YouTube), snapgram artis dll thats not true," tulisnya.
 Tangkapan layar Twitter @yourniaa/ Foto: Twitter |
Dalam postingan lainnya, Husna berharap informasi yang dibagikannya bisa bermanfaat untuk orang lain. Ia juga menceritakan kondisinya sekarang.
"30 persen wajahku udah mulai membusuk karena dekat mata. Mata kiriku sudah mulai tidak jelas. Kankerku pertumbuhannya cepat, aku udah stadium 2," ujarnya.
Membeli produk skincare memang harus jeli dan teliti ya, Bun. Mengutip
Business Insider Singapore, tidak ada produk kecantikan yang 'bersih', namun semua setuju jika bahan-bahan harus aman untuk tubuh, entah sumbernya alami atau produksi laboratorium.
Tidak ada yang benar atau salah, tapi produk perawatan kulit yang aman dibuat tanpa bahan yang dipertanyakan atau membuat iritasi dan berbahaya. Anggapannya lebih baik aman daripada menyesal.
Menurut Kepala BPOM Penny K Lukito, sebaiknya pengguna skincare memastikan label BPOM sebelum membeli. Cara mengidentifikasi obat dan kosmetik ilegal adalah memeriksa nomor verifikasi registrasi, lalu cek label, kemasan, izin edar, dan tanggal kedaluwarsanya, Bunda.
"Para penggunaÂ
skincare agar tidak mudah terpengaruh iklan yang belum tentu sesuai. Para pelaku endorsement menjadi salah satu ikon yang bisa menjadi mulut dalam penyampaian barang yang memang memiliki izin resmi dari
BPOM," kata Penny K Lukito, Kepala BPOM dikutip dari
detikcom.
Simak juga dampak hebat penggunaan kosmetik oplosan di video berikut:
[Gambas:Video Haibunda]
(ank/rdn)