Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Wah, Diet Keto Bisa Bantu Mengobati Epilepsi Lho

Melly Febrida   |   HaiBunda

Sabtu, 28 Dec 2019 14:20 WIB

Selain menurunkan berat badan, diet keto disebut juga bisa mengurangi atau mencegah kejang pada anak-anak dan orang dewasa Bunda.
Ilustrasi diet keto/ Foto: iStock
Jakarta - Salah satu alasan orang melakukan diet keto untuk menurunkan berat badan. Apalagi, disebutkan diet ini ternyata bisa untuk mengobati epilepsi.

Epilepsi merupakan penyakit metabolisme, dan neuron, atau sel-sel saraf hiperexcitable, di otak yang menyebabkan kejang. Mengutip detikcom, epilepsi biasanya mengganggu kesadaran secara mendadak. Penderita langsung normal kembali usai terjadi serangan.



Ahli nutrisi Miho Hatanaka, RDN, L.D., menjelaskan diet keto bisa mengurangi atau mencegah kejang pada anak-anak dan orang dewasa dengan epilepsi yang resistan terhadap obat atau refraktori, yang tidak menanggapi perawatan medis. Nah, beberapa orang dengan epilepsi yang menjalani diet keto berhenti mengalami kejang, Bun.

Hatanaka bilang, lebih dari separuh anak-anak dengan epilepsi refrakter yang mengikuti diet ketogenik setidaknya berkurang kejangnya 50 persen. Selain itu, sekitar 10-15 persen anak-anak berhenti mengalami kejang.

"Biasanya, orang yang mencoba diet untuk tujuan ini juga menggunakan obat antiepilepsi," kata Hatanaka mengutip Medical News Today.

ilustrasi diet ketoilustrasi diet keto/ Foto: iStock
atanaka menjelaskan, ketika seseorang melakukan diet keto, tubuhnya tidak cukup menerima karbohidrat untuk membakar energi. Sebagai gantinya, tubuh harus menggunakan lemak. Ini menyebabkan asam yang disebut keton menumpuk di dalam tubuh.

"Ketika ini terjadi, tubuh berada dalam fase ketosis. Untuk mencapainya, seseorang harus mematuhi diet dalam waktu tertentu," ujar Hatanaka.

Untuk melihat manfaatnya, diet seharusnya dilakukan terus setidaknya selama 3 bulan setelah mencapai ketosis.

Diet versi modifikasi mungkin lebih cocok untuk remaja dan orang dewasa. Yang terpenting, kata Hatanaka, siapa saja yang menggunakan diet keto untuk mengobati epilepsi harus dipantau profesional medis untuk membantu mengendalikan epilepsi.



"Ini untuk memastikan orang tersebut melakukan diet dengan aman dan mendapatkan paling banyak manfaat. Pengawasan medis sangat penting untuk bayi dan anak-anak," ujarnya.

Setelah seseorang bisa mengontrol kejangnya dalam beberapa waktu, dokter mungkin menyarankan untuk berhenti diet. Dokter biasanya merekomendasikan melakukannya setelah 2 tahun.

Diet keto menyebabkan perubahan metabolik dalam darah dan cairan serebrospinal. Perubahan ini, bersama dengan faktor lain, dapat menurunkan rangsangan neuron. Menurut ahli kondisi tersebut bisa memberi efek menstabilkan pada kejang.

Anak-anak dan orang dewasa yang mengikuti diet keto harus mengunjungi dokter atau ahli gizi mereka setidaknya setiap 3 bulan. Kunjungan rutin ini penting untuk memantau kemajuan dan pertumbuhan serta efek buruk dari diet.

Beberapa risiko dari diet keto antara lain, sembelit, berat badan turun, peningkatan kadar kolesterol atau trigliserida, lekas marah, lesu, mual, muntah, batu ginjal, dan masalah pertumbuhan pada anak-anak.

Cek lebih lanjut soal diet tanpa garam di video berikut. 

[Gambas:Video Haibunda]

(rdn/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda