Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Waspada Gejala Leptospirosis, Sakit Usai Banjir yang Jarang Tapi Fatal

Radian Nyi Sukmasari   |   HaiBunda

Sabtu, 04 Jan 2020 16:13 WIB

Setelah banjir, Bunda dan keluarga mesti waspada dengan berbagai penyakit pascabanjir, salah satunya leptospirosis.
Banjir di Banten/ Foto: Antara Foto
Jakarta - Leptosperosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang ada di urine atau kencing binatang tikus, kucing, anjing, dan sebagainya. Gejala dan tanda klinisnya antara lain demam mendadak dengan suhu di atas 38,5 Celsius, sakit kepala, lemah, mata merah, kuning pada kulit. dan nyeri otot betis. Demikian disampaikan dr.Wiyarni Pambudi, Sp.A., IBCLC yang akrab disapa Wi.

"Risiko penularannya, bakteri masuk kulit yang lecet melalui banjir, genangan air, sungai, danau, selokan, saluran air, sawah, dan lumpur," kata Wi.



Untuk mencegah leptospirosis, ada tiga upaya yang bisa dilakukan antara lain:
1. Cuci tangan dan kaki pakai sabun saat dan setelah beraktivitas
2. Pakai sarung tangan, sepatu boot saat di kebun atau sawah
3. Membersihkan tempat sarang tikus dan genangan air

"Segera ke puskesmas atau ke rumah sakit kalau mengalami beberapa gejala tersebut," papar Wi.

Dia menambahkan, selain pada anak, leptospirosis juga bisa dialami orang dewasa. Wi bilang, gejala leptospirosis bifasik (2 fase), dengan penurunan suhu tubuh di antara kedua fase. Fase septikemia akut (sekitar 7 hari) berupa demam akut disertai sakit kepala (bisa parah dan termasuk nyeri retroorbital (bola mata nyeri) dan fotofobia (mata tidak kuat melihat cahaya silau).

ilustrasi banjir dan leptospirosisilustrasi banjir dan leptospirosis/ Foto: Pradita Utama
Kemudian, seseoran bisa mengalami kedinginan, mialgia atau nyeri otot yang khas pada betis dan punggung bawah, sufusi konjungtiva (bagian putih mata tampak keruh. Ini merupakan karakteristik leptospirosis tetapi tidak terjadi pada semua kasus. Lalu, gejala, lain berupa mual, muntah, diare, sakit perut, batuk, dan kadang ada ruam kulit.

"Fase kedua ditandai dengan produksi antibodi leptospira dalam urine. Pada pasien yang kondisinya semakin parah, gejalanya dapat meliputi penyakit kuning, gagal ginjal, perdarahan, meningitis (radang selaput otak aseptik), aritmia (gangguan irama jantung), insufisiensi paru, dan kolaps hemodinamik (syok.)," papar Wi.

CDC menyebutkaan, leptospirosis bisa diatasi dengan pemberian antibiotik, baik oral atau injeksi. Selain itu, menjaga kebersihan dalam keseharian juga penting dilakukan.



Wi juga berpesan pascabanjir, pastikan semua alat makan, alat masak, wajib dicuci bersih. Sikat gigi juga lebih aman diganti yang baru, Bun. Kata Wi, kasus leptospirosis memang tak banyak tapi cenderung fatal.

"Paling baik kalau segera dikenali dan diobati. Jangan terlambat sampai organ hati, ginjal kena gangguan," ujar Wi.

Simak 5 cara atasi kelelahan otot di video ini:

[Gambas:Video Haibunda]

(rdn/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda