Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Bobot Turun 43 Kg, Pria Six Pack Ini Ternyata Pernah Obesitas

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Senin, 20 Jan 2020 07:31 WIB

Siapa sangka pria berbadan six pack ini pernah obesitas. Namun dalam waktu 18 bulan, ia berhasil turunkan beratnya dari 115 kg jadi 72 kg. Apa rahasianya?
Bobot Turun 43 Kg, Pria Six Pack Ini Ternyata Pernah Obesitas/ Foto: istimewa
Jakarta - Perubahan besar terjadi pada diri seorang pemuda asal Malaysia. Pemuda berusia 32 tahun bertubuh six pack ini ternyata pernah mengalami obesitas dan berbobot sampai 115 kilogram (kg).

Ialah Mohamad Sazali Baharudin, kurang lebih delapan tahun lalu beratnya mencapai 115 kg, sebelum akhirnya bertransformasi jadi 72 kg. Tak hanya masalah berat badan, Sazali yang akrab disapa Bob ini merasa penampilannya saat itu berdampak pada kepercayaan diri. Ia tidak percaya diri terutama ketika berhadapan dengan banyak orang.


Kata Bob, makanan cepat saji seperti McDonalds dan KFC adalah sahabat baiknya kala itu. Yang akhirnya membuat berat badannya tidak terkontrol.

"Saya mengalami masalah berat badan, dan kebiasaan makan makanan tidak sehat menyebabkan masalah itu bertambah terus, hingga mencapai 115 kilogram saat usia saya 24 tahun," kata Bob, dilansir mStar.

Akhirnya Bob sadar bahwa ia perlu melakukan perubahan. Karena jika terus berlaku tidak sehat, ia akan menghadapi berbagai masalah kesehatan di usia muda.

Namun katanya, perjalanannya untuk mendapatkan berat badan ideal bukanlah perkara mudah. Butuh waktu sekitar 18 bulan untuknya mencapai berat badan ideal.

Selain itu, menurut Bob, sadar saja tidak cukup. Perlu kekuatan untuk bertahan agar tidak kembali pada kebiasaan buruk.

"Secara pribadi kesadaran saya bermula karena takut terkena berbagai penyakit dan saya tidak mau itu, usia saya masih muda," tuturnya.

Bobot Turun 43 Kg, Pria Six Pack Ini Ternyata Pernah ObesitasBobot Turun 43 Kg, Pria Six Pack Ini Ternyata Pernah Obesitas/ Foto: istimewa


Sebenarnya, Bob sudah rutin olahraga sejak delapan tahun lalu. Namun, ia mengalami situasi di mana berat badannya tidak menunjukkan penurunan walaupun sudah melakukan olahraga dan diet.

"Mau menguruskan badan juga perlu ada ilmu, paling penting kita tahu dulu tentang tubuh kita. Saya sendiri pernah lakukan kesalahan waktu tidak mendapatkan panduan dan melakukan apa yang dirasa benar," tuturnya.

Akhirnya, Bob mulai mengubah cara olahraganya dan mengganti menu dietnya. Barulah ia mulai merasa ada perubahan. Yang paling penting, kata Bob, individu yang ingin menguruskan badan harus punya motivasi serta disiplin tinggi.

"Ini bukan semata-mata tentang olahraga tetapi juga jenis dan jumlah yang anda makan," katanya.

Nah, berikut ini menu diet rutin yang Bob konsumsi:

1. Sarapan

Kopi tanpa gula bersama roti bakar dan dua buah telur setengah matang.

2. Camilan pagi

Biskuit jagung atau buah-buahan seperti apel atau pir.

3. Makan siang

Nasi (setengah porsi), ikan atau ayam panggang, sayur-sayuran hijau serta air putih.

4. Camilan siang: buah-buahan

5. Makan malam: salad atau sandwich.

"Delapan tahun saya berada dalam perjuangan ini, ada turun naiknya. Namun saya menanamkan pada diri bahwa biar lambat asal selamat. Jika merasa putus asa, ingat motivasi Anda," tukasnya.

Menurut ahli diet Abby Langer, saat melakukan diet sehat, mengatur pola makan memang jadi kuncinya. Namun kita jangan terlalu menyiksa diri dengan menahan selera.

Kata Abby, sekalipun kita terbiasa mengonsumsi makanan sehat dengan menjaga porsi atau takaran, tak ada salahnya menyantap es krim dan cokelat. Bagi Abby sendiri, ia menyisihkan porsi untuk si manis 200 kalori per hari, sesuai gaya hidup dietnya.

"Saya tidak menghitung kalori secara keseluruhan, tapi saya memperhatikan ekstra kalori dari konsumsi gula (atau garam), tidak lebih dari 200 kalori per hari," kata Abby, dilansir CNN Indonesia.


Simak juga tips diet bakar kalori dalam video ini:

[Gambas:Video Haibunda]

(yun/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda