6 Tips Work From Home, Usir Stres dan Kerjaan Beres
Melly Febrida |
HaiBunda
Kamis, 19 Mar 2020 15:57 WIB
Ilustrasi work from home/ Foto: Getty Images/skynesher
Bunda sedang work from home (WFH)? Anak-anak juga libur sekolah dan harus mengerjakan tugas online? Bagaimana ya, cara agar semua terselesaikan tanpa drama dan pikiran tetap waras?
Ya, bekerja di rumah alias work from home ternyata jadi tantangan besar. Bunda harus mengerjakan tugas kantor, sementara anak-anak yang 'libur' sekolah juga ada tugas yang membutuhkan campur tangan Bunda. Kalau seperti ini, mau enggak mau Bunda harus punya cara agar pikiran tetap waras.
Pekerjaan yang banyak, ditambah harus mengurus anak membuat ibu pekerja enggak punya waktu luang. Menurut Roslina Verauli, S.Psi, M.Psi, psikolog anak dan keluarga, ibu bekerja sering menghadapi masalah seperti konflik batin antara pekerjaan dan keluarga.
Mengutip People, bekerja dari rumah itu bukan pilihan. Ada kesulitan yang dihadapi, tapi orang tua juga beruntung karena dengan bekerja di rumah bisa tahu bagaimana menyeimbangkan kebutuhan anak-anak dan produktif untuk kantor.
"Secara harfiah, tidak ada cukup jam dalam sehari untuk bekerja penuh waktu dan mengajar penuh waktu, jadi Anda harus realistis," kata Lindsay Powers, yang mengelola akun Instagram No Shame Parenting.
Untuk para orang tua, agar keadaan di rumah tetap normal, Bunda bisa menyelesaikan pekerjaan dan tidak kehilangan akal sehat. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengusir stres dan semua pekerjaan beres. Klik NEXT ya.
Bunda simak juga yuk, cara artis drama Korea Yannie Kim membagi waktu bekerja dan mendidik dua anak tanpa pengasuh. Di video Intimate Interview berikut:
Kalau ada orang dewasa lain di rumah yang bisa berbagi dalam tanggung jawab pengasuhan anak, cobalah untuk membagi waktu untuk masing-masing. Selain itu, Bunda juga bisa membuat sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan anak secara online.
2. Waktu di depan layar
Organisasi yang didedikasikan untuk penggunaan layar gadget yang moderat dan sehat, termasuk American Academy of Pediatrics dan Common Sense Media, merekomendasikan untuk memasukkan waktu di depan layar ke dalam rutinitas anak-anak. Namun, gunakan dengan benar.
Dijelaskan Sierra Filucci, direktur editorial di Common Sense, anak akan baik-baik saja jika mereka mendapatkan lebih banyak waktu layar daripada biasanya.
"Tetapi tetap sesuai dengan usia, dan untuk anak-anak yang sangat kecil, tambahkan beberapa interaksi dan beberapa pujian," kata Filucci.
Selain itu, Filucci juga menganjurkan untuk bersikap realistis tentang apa yang orang tua minta dari anak-anak usia sekolah. Bunda bisa menyesuaikan batasan sehari-hari. Kalau anak jadi pemarah setelah terlalu lama menonton televisi, kurangi durasi di hari berikutnya.
"Jika anak-anak lakukan sekolah online, jangan terlalu khawatir tentang konten lain yang benar-benar mendidik,” katanya menambahkan.
3. Biarkan anak berlatih dengan kebosanan
Untuk orang tua yang biasanya bekerja di luar rumah dan terbatas bertemu anak-anak, biasanya cenderung memberi perhatian penuh ke anak. Ini tidak akan terjadi ketika semua orang berada di rumah.
Dikatakan Lindsay Powers, penulis You Can't F*ck Up Your Kids, orang tua perlu menjadwalkan kegiatan belajar anak-anak. Tapi harus memberi anak-anak kebebasan untuk mengerjakan dan mengeksplorasi.
"Jika anak Anda meninggalkan aktivitas setelah 10 menit, diamlah sejenak. Mereka mungkin mulai mengeluh dan meminta Anda untuk melakukan kegiatan lain atau untuk dihibur. Tetapi ini membantu anak-anak kita mengembangkan kemandirian, kreativitas, dan kebosanan, ingat kebosanan," jelas Powers.
Kalau Bunda melihat ke media sosial dan teman membuat kerajinan yang menggemaskan dengan anak-anaknya, Powers merekomendasikan untuk tidak masuk 'perangkap'.
"Pertama-tama, kamu tidak harus seperti ibu lain selain dirimu sendiri. Membandingkan diri dengan sekelompok ibu yang tidak Anda kenal, yang memiliki kehidupan yang bukan milik Anda, adalah pembawa bencana," kata Powers.
Menurutnya, orang tua yang benar-benar bersemangat menciptakan waktu ajaib harus bersandar pada diri sendiri.
5. Prioritaskan kewarasan diri sendiri
Kalau terbebani dengan kecemasan akibat wabah Corona, maka Bunda tidak bisa menjadi orang tua atau karyawan yang efektif.
"Jika berita itu membuat Anda stres, beri waktu pada diri sendiri untuk check-in, membisukan notifikasi (telepon) kecuali dari keluarga," kata Filucci merekomendasikan.
Untuk itu, cobalah mengelola stres diri sendiri ketika anak-anak memahami perasaan Bunda. Apabila khawatir anak jadi terlalu sering menonton televisi, Bunda perlu melihat hak istimewa yang Bunda peroleh.
"Begitu banyak orang tua tidak memiliki kemewahan bekerja dari rumah. Saat ini, kita berada dalam peristiwa surealis sekali seumur hidup. Mari kita mundur sejenak dan membingkai ulang sebagai, 'Saya melakukan yang terbaik yang saya bisa dalam keadaan yang sangat aneh'," tutur Powers.
6. Waktu layar yang baik
Menurut Powers, beberapa hari melihat layar gadget akan lebih baik daripada yang lain. Selain itu, layar adalah alat. Mereka dapat sangat membantu dan mendidik ketika digunakan dalam jumlah sedang dan sangat sulit untuk menjadi kecanduan.
"Cobalah untuk menyeimbangkan screentime lebih dari satu minggu daripada satu hari. Jika menonton Paw Patrol tiga jam sehari, mungkin bisa dikurangi jam menonton di hari berikutnya," kata Powers.
Begitu juga dengan pendapat Filucci yang menyebutkan, kita perlu bersikap tenang terhadap diri sendiri.
"Agar membantu dalam membimbing anak-anak, saat melalui masa yang penuh tekanan ini, kita perlu melakukan apa yang perlu kita lakukan untuk menyelesaikan pekerjaan kita sendiri, mengurus tugas-tugas penting, dan beristirahat," begitu saran Filucci.