Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Benarkah Mengunyah Permen Karet Bisa Mengatasi Asam Lambung?

Annisa Afani   |   HaiBunda

Kamis, 14 May 2020 19:04 WIB

permen karet
Ilustrasi permen karet/ Foto: Istimewa
Jakarta -

Bunda, memiliki masalah pencernaan, seperti asam lambung itu memang sangat tidak nyaman ya, apalagi jika terjadi saat puasa. Nah, asam lambung ini terjadi saat cairan di dalam lambung terdorong hingga kerongkongan, yaitu saluran yang membawa makanan dan minuman dari mulut ke perut, Bun.

Gejala yang paling umum dari asam lambung naik, yakni seperti sensasi terbakar (heartburn) di dada atau tenggorokan. Mereka yang secara teratur mengalami sensasi tersebut, 20 - 40 persen didiagnosis dengan penyakit refluks gastroesofageal (GERD). GERD adalah gangguan pencernaan paling umum, dan ini merupakan bentuk asam lambung paling serius.


Gejala umum lainnya, seperti rasa asam di bagian belakang mulut dan kesulitan menelan. Selain itu, batuk, asma, erosi gigi dan radang pada sinus.

Perawatan yang paling sering digunakan biasanya melibatkan obat-obatan. Namun, dengan mengubah pola dan kebiasaan tertentu juga bisa efektif untuk menghindari asam lambung naik lho Bun.

Dikutip dari Healthline, cara mudah yang bisa dilakukan, yakni:

1. Menurunkan berat badan

Beberapa studi menunjukkan bahwa lemak yang berlebih di daerah perut meningkatkan naiknya asam lambung. Sehingga, menurunkan berat badan harus menjadi salah satu prioritas untuk dapat menghindari dan meredakan asam lambung naik.

2. Hindari bawang mentah

Studi yang dilakukan pada orang dengan asam lambung menunjukkan, makan makanan yang mengandung bawang mentah secara signifikan bisa meningkatkan heartburn, asam lambung dan bersendawa dibandingkan dengan makanan yang tidak mengandung bawang.

Bersendawa menunjukkan lebih banyak gas dihasilkan karena tingginya jumlah serat yang dapat difermentasi dalam bawang. Bawang mentah juga bisa mengiritasi lapisan kerongkongan, sehingga dapat menyebabkan asam lambung.

3. Mengurangi makan cokelat

Satu penelitian kecil menunjukkan bahwa, mengonsumsi 4 ons atau 120 ml sirup cokelat dapat melemahkan sphincter esofagus bagian bawah. Studi lain menemukan minum minuman coklat meningkatkan jumlah asam dalam kerongkongan. Namun masih dibutuhkan studi lebih lanjut mengenai hal ini.

ilustrasi makanan dari coklatilustrasi makanan dari coklat/ Foto: iStock


4. Hindari mint

Peppermint dan spearmint adalah herbal umum yang digunakan untuk dijadikan teh, bumbu makanan, permen, permen karet, atau obat kumur dan pasta gigi ya, Bun.

Satu studi pada pasien dengan GERD tidak menemukan bukti untuk efek spearmint pada sfingter esofagus bagian bawah. Namun, penelitian menunjukkan bahwa dosis tinggi spearmint dapat memperburuk gejala, dan mungkin dapat mengiritasi bagian dalam kerongkongan.

5. Permen Karet

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengunyah permen karet mengurangi keasaman di dalam kerongkongan. Temuan ini menunjukkan bahwa hal tersebut dapat meningkatkan produksi air liur, yang dapat membantu membersihkan dan menetralkan asam di kerongkongan.

Salah satu studi yang diterbitkan dalam Journal of Dental Research menunjukkan bahwa mengunyah permen karet bebas gula selama 30 menit setelah makan bisa mengurangi gejala asam lambung. Namun temuan ini belum diterima secara umum.

Ada pendapat yang menyatakan itu hanya berlaku pada permen karet khusus. Sebab permen karet seperti peppermint justru memiliki efek sebaliknya pada gejala asam lambung.


Nah jika Anda mengidap asam lambung dan berencana untuk menjadikan permen karet dalam rutinitas harian, sebaiknya pilih permen karet bebas gula, hindari permen karet yang dapat menyebabkan gejala asam lambung meningkat, kunyah permen karet bikarbonat. Namun jika gejala tak mereda, periksakan diri ke dokter untuk mendapat perawatan yang lebih tepat.

Bun, simak juga bahaya asam lambung yang bisa sebabkan kematian dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(AFN/jue)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda