Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Pandemi Corona Bikin Bunda Sering Ngemil? Ini Pemicunya

Melly Febrida   |   HaiBunda

Sabtu, 06 Jun 2020 11:11 WIB

Closeup image of a beautiful asian woman enjoy eating an ice cream in restaurant
Ilustrasi sering ngemil selama pandemi Corona/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Farknot_Architect
Jakarta -

Bunda, seberapa sering membeli makanan via online selama di rumah saja? Apalagi si kecil yang jadi hobi ngemil, mulai dari fast food sampai es krim. Lama-lama, kita juga ikutan ngemil deh.

Ya, enggak sedikit bunda yang jadi rajin memasak, tapi ada juga yang lebih banyak jajan dari biasanya. Entah itu camilan seperti keripik atau makanan beku alias frozen food. Jadi seperti nostalgia makanan sewaktu kecil.

Dikatakan Carli Liguori, Instructor of Nutrition and Behavior Change, University of Pittsburgh, pandemi COVID-19 memang menjungkirbalikkan setiap aspek kehidupan kita sehari-hari. Mulai dari cara kita berpakaian, cara kita bekerja, hingga cara kita berolahraga.

"Itu juga mengubah cara kita makan. Sebagai peneliti pola makan dan nutrisi terdaftar, saya terpesona dengan jenis makanan yang orang beli selama waktu ini," kata Liguori, dikutip dari Wall Street Window.

Sebuah survei baru-baru ini menemukan, selama pandemi Corona, 42 persen responden mengindikasikan mereka membeli lebih banyak makanan kemasan daripada biasanya dan lebih sedikit makanan segar.

Penjualan pizza beku hampir dua kali lipat, penjualan makanan pembuka dan makanan ringan beku lebih dari sepertiga, sementara penjualan es krim telah meningkat 36 persen.

Dipaparkan Uber Eats, pesanan pengiriman makanan yang paling umum di Amerika Serikat adalah kentang goreng, sedangkan minuman yang paling populer adalah soda.

"Bagi saya, makanan-makanan ini memiliki satu kesamaan. Ini adalah makanan yang kita makan sewaktu kecil. Mengapa orang dewasa makan makanan masa lalu mereka? Ada apa dengan pandemi yang membuat kita merasa seperti anak-anak? Alasannya berakar dalam," ujar Ligouri.

Beautiful young brunette about to bite a delicious hamburger at homeIlustrasi hobi ngemil selama pandemi Corona/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Antonio_Diaz

Ligouri menjelaskan, makanan itu memberi kita energi, dan keseimbangan vitamin dan mineral untuk memberi daya dan bahan bakar bagi tubuh. Tetapi, selama 'periode stres', orang cenderung makan lebih banyak dan lebih memilih makanan yang berkalori tinggi, Bunda.

"Semakin manis dan asin semakin baik. Terlepas dari rasa lapar, camilan lezat bisa terasa menenangkan. Ada bukti yang menunjukkan bahwa makanan yang sangat enak, terutama yang tinggi lemak dan gula, dapat menyebabkan respons di otak yang mirip dengan respons dari opioid. Ya, sepotong kue coklat yang lezat bisa sama baiknya dengan obat-obatan," jelas Ligouri.

Ligouri mengatakan, orang cenderung menyebut jenis makanan ini sebagai yang menenangkan. Namun, makanan yang menghibur orang tergantung pada latar belakang budaya, preferensi rasa, dan pengalaman pribadi mereka. Karena itu, makanan dapat menyebabkan perasaan nostalgia yang membawa kita kembali ke masa yang lebih sederhana.

"Jadi mungkin tidak mengherankan, selama periode yang membuat kebanyakan dari kita sangat membutuhkan bantuan dan kenyamanan, makanan masa kecil kita dapat bertindak sebagai 'obat'," kata Ligouri.

Ligouri tidak menyalahkan apabila orang mencari bantuan sementara melalui makanan. Tapi ia juga mengingatkan, pola makan tinggi lemak tidak bagus untuk tubuh dalam jangka panjang.

"Ketika kehidupan manusia mulai normal, kembali ke pola makan utama yakni yang lebih sadar kesehatan seperti rutinitas Anda sebelumnya. Dan jika Anda tidak pernah bisa menemukan waktu untuk mengutamakan makan sehat, sekarang sebenarnya kesempatan yang baik untuk memulainya menjadi kebiasaan baru," ujarnya.

Berbicara makanan sehat, dr.Muliaman Mansyur mengatakan, pada prinsipnya nutrisi ada 6 macam yakni karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Semua itu dibutuhkan oleh tubuh, termasuk bagi mereka yang diet.

Meski begitu, Muliaman menambahkan, kalori bukan satu-satunya faktor yang dipertimbangkan. Karena walaupun makanan memiliki kalori rendah, tapi tidak tinggi nutrisi, maka bisa membuat orang cepat lapar dan sulit menolak camilan.

"Yang paling penting batasi kalori 1200 - 1300 kkal saja per hari, dan biasanya lemak dan karbohidrat yang dikurangi. Jangan menghilangkan jenis makanan dalam pola makan, tapi kurangi lemak dan gula," ujar Muliaman, dilansir detikcom.

Bunda, simak juga konsep rumah putih minimalis tapi luas, dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]

(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda