Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

4 Perbedaan Lantai Kayu & Vinyl, Mana Lebih Cocok untuk Rumah Minimalis?

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Sabtu, 27 Jun 2020 05:00 WIB

Lantai Kayu
4 Perbedaan Lantai Kayu & Vinyl, Mana Lebih Cocok untuk Rumah Minimalis?/ Foto: Getty Images/iStockphoto/tomazl
Jakarta -

Salah satu biggest concern atau perhatian terbesar dalam menata interior rumah adalah pemasangan lantai. Masuknya aliran minimalis modern di Indonesia membuat kaum milenial lebih tertarik dengan lantai kayu dan vinyl. Kalau Bunda bagaimana?

Nah, lantai kayu dan vinyl sendiri bila dilihat sekilas tak ada perbedaannya. Tapi jika diamati lagi secara detail, keduanya amat berbeda. Apa saja perbedaannya?

1. Material

Kita mulai dari komposisi material dahulu ya, Bunda. Dilansir Diffen, lantai kayu jelas terbuat dari kayu keras alami. Harganya tergantung pada pohonnya. Misalnya, kayu paling mahal berasal dari kayu mahoni, wenge, dan jati.

Sementara, lantai vinyl terbuat dari lembaran vinyl, produk sintetis yang berasal dari minyak bumi dan bahan kimia lain, dan dapat diproduksi dalam berbagai jenis pelapis, termasuk yang menyerupai kayu alami. Lembar vinyl biasanya tersedia dalam gulungan besar, tetapi ada juga vinyl yang tersedia dalam kotak dan papan menyerupai ubin atau kayu.

2. Usia ketahanan

Dikutip dari The Spruce, lantai kayu jika dirawat dengan baik bisa bertahan selama beberapa generasi. Tergantung pada jenis kayu, materialnya mungkin sangat keras dan tahan terhadap kerusakan, dan perawatan bisa dilakukan untuk memperkuat kekuatan alami kayu keras. Jika lantai rusak, lantai juga bisa diperbaiki.

Untuk lantai vinyl, ada dua jenis utama vinyl yakni yang dicetak dan solid. Bahan cetakan memiliki lapisan keausan tidak terlihat yang melindungi permukaan lantai. Umur material ditentukan oleh ketebalan lapisan pelindung di atasnya. Sementara vinyl solid, permukaannya bisa tergores atau rusak seiring waktu. Rata-rata, garansi pabrik akan menjamin materi ini untuk umur 10 hingga 20 tahun.

Lantai KayuLantai vinyl/ Foto: Getty Images/iStockphoto/tomazl

3. Ketahanan terhadap air

Lantai kayu adalah bahan penyerap alami, yang cenderung menyerap cairan ketika bersentuhan dengan permukaannya. Jika cairan memiliki warna, ini dapat menyebabkan noda permanen pada kayu. Bahkan jika itu hanya air, penetrasi kelembapan dapat menyebabkan pertumbuhan jamur, dan mikroorganisme yang tidak baik lainnya. Oleh karena itu, kayu tidak dianggap cocok untuk dipasang di tempat lembap, sebagian besar kamar mandi, dan beberapa lingkungan dapur.

Lantai vinyl ini tahan terhadap penetrasi atau kerusakan karena kelembapan. Tapi dalam beberapa kasus, perekat berkualitas rendah bisa terlepas di lingkungan lembap yang menyebabkan ubin menjadi keriting. Akan tetapi sebagian besar vinyl tidak mudah rusak karena air.

4. Mana yang lebih ramah lingkungan?

Untuk lantai kayu, bahan-bahan ini jelas berasal dari pohon hidup, dipanen dari berbagai hutan. Meskipun pohon bisa diperbarui secara alami, Bunda tentu ingin memastikan bahwa kayu yang dibeli berasal dari produsen yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Di samping itu, lantai kayu juga bisa didaur ulang dan terurai secara hayati, sehingga akan terurai di lingkungan pada akhir siklus hidupnya.

Sementara untuk lantai vinyl, bahannya dibuat dari minyak bumi, sumber daya yang tidak dapat diperbarui. Proses pembuatan lantai vinyl juga membutuhkan konsumsi energi yang cukup besar dan menghasilkan beberapa produk sampingan yang beracun. Saat pertama kali dipasang, vinyl juga bisa mengeluarkan gas dalam jumlah kecil.

Nah, demikian perbedaan lantai kayu dan vinyl. Semua ada kelebihan dan kekurangannya. Semoga sudah tahu jenis lantai yang cocok untuk rumah minimalis Bunda ya.

Simak juga tips menyulap teras minimalis menjadi indah dan terlihat luas:

[Gambas:Video Haibunda]



(aci/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda