Memperjuangkan cinta memang butuh pengorbanan, Bunda. Seperti yang dilakukan putra kedua Ratu Beatrix dari Belanda, Pangeran Johan Friso.

Dikutip dari Irish Times, Pengeran Johan Friso rela melepaskan takhtanya demi bisa menikahi sang kekasih, Mabel Wisse Smit.

Sebagai seorang pemuda, Friso dijuluki sebagai "Pangeran Brilian". Dia belajar di Berkeley, Universitas Teknik Delft dan Universitas Erasmus Rotterdam, lulus dengan gelar di bidang teknik dan ekonomi. Dia kemudian mendapatkan gelar MBA di sekolah bisnis Insead yang bergengsi di Prancis.

Hanya saja, kehidupannya sebagai bangsawan pupus saat ia menyerahkan takhtanya demi menikahi Wisse Smit, seorang wanita Belanda yang juga aktivis hak asasi manusia. Pernikahan keduanya tidaklah disetujui oleh pemerintah.

Wisse Smit bekerja di George Soros's Open Society, dan sebenarnya dia dipandang sebagai menantu ideal oleh ratu. Sayangnya pemerintah tak menyetujui hubungannya dengan Pangeran Friso lantaran Wisse dianggap tidak jujur soal kehidupan pribadinya.

Selama pemeriksaan untuk bergabung dengan keluarga kerajaan, Wisse dan Pangeran memutuskan untuk tidak mengungkapkan sepenuhnya tentang pertemanan Wisse di masa kuliah. Teman yang dimaksud adalah Klaas Bruinsma, yang merupakan seorang pengedar obat bius dan bandar narkoba. Yang kemudian menjadi salah satu penjahat paling terkenal di negara tersebut.

Wisse Smit membantah pernah memiliki hubungan dengan Bruinsma. Namun Parlemen akhirnya tidak menyetujui Wisse Smit masuk jadi keluarga istana. Pasangan tersebut dianggap tidak jujur.

Meski tak dapat restu dari pemerintah, Friso dan Wisse tetap memutuskan menikah, Bunda. Keputusan itu berarti membuat Pangeran Friso harus melepaskan takhta kerajaan.

Meski dikeluarkan dari kerajaan, ia masih bisa memakai gelar Pangeran Oranye Nassau. Sementara sang istri tidak mendapat gelar apapun.

Simak juga kisah cinta Sophie dan Pongki Jikustik dalam video ini: