Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

5 Fakta Tak Terduga Open Relationship yang Jarang Diketahui

Arina Yulistara   |   HaiBunda

Rabu, 30 Dec 2020 20:01 WIB

Jealous suspicious mad wife arguing with obsessed husband holding phone texting cheating on cellphone, distrustful girlfriend annoyed with boyfriend mobile addiction, distrust social media dependence
Ilustrasi open relationship/Foto: iStock

Jakarta - Fenomena open relationship baik sebelum bahkan setelah menikah ternyata banyak dijalani pasangan di dunia. Faktor ketidakpuasan dengan pasangan sendiri membuat salah satu pihak mengajak pihak lainnya melakukan open relationship.

Ketika menjalani open relationship, kedua belah pihak saling memberikan izin untuk ‘mendua’. Tidak hanya soal seks, tapi juga bisa berupa hubungan romantis. 

Beberapa orang, baik pria maupun wanita yang melakukan open relationship ingin mendapatkan pengalaman lebih dari bercinta. Mereka tidak merasa puas hanya dengan satu pasangan saja dan ingin mencoba bersenang-senang bersama orang lain. 

“Selalu ada beberapa orang yang ingin mendorong batas pengalaman mereka, kegembiraan, ekspektasi dalam hidup. Mereka merasa konvensi dan tradisi menghambat hidupnya,” ujar William Doherty, PhD, direktur program terapi pernikahan dan keluarga di University of Minnesota, St. Paul, seperti dilansir WebMD.

Doherty juga menyebut kalau mereka yang mengejar hubungan romantis lebih dari satu orang mungkin merasa mampu memiliki banyak cinta serta gairah dalam satu waktu. Namun karena batasan budaya seolah membatasi cinta dan hasrat hanya pada satu orang saja, jadi mereka tertarik melakukan open relationship.

“Ada semacam idealisme di sekitar orang-orang ini. Mereka ingin terbuka sepenuhnya dan jujur tentang hal itu,” tambahnya.

Lalu bagaimana sebenarnya yang terjadi setelah menjalani open relationship? Apakah open relationship memuaskan hidup mereka?

Simak fakta-fakta tak terduga dari open relationship yang mungkin belum Bunda ketahui. Fakta ini didapatkan dari berbagai studi terbaru mengenai open relationship, dikutip dari Exploring Your Mind. Klik BACA HALAMAN BERIKUTNYA ya, Bunda.

Banner Tips Cantik Sehat Saat PandemiBanner Tips Cantik Sehat Saat Pandemi/ Foto: Mia Kurnia Sari

Simak juga video hikmah perceraian di mata Kirana Larasati:

[Gambas:Video Haibunda]



Fakta Tak Terduga Open Relationship yang Jarang Diketahui

Jealous suspicious mad wife arguing with obsessed husband holding phone texting cheating on cellphone, distrustful girlfriend annoyed with boyfriend mobile addiction, distrust social media dependence

Ilustrasi open relationship/Foto: iStock

1. Kebanyakan Terjadi Pada Pria

Open relationship umumnya lebih banyak dijalani oleh pria. Jadi pria yang mengajak wanitanya membuat kesepakatan karena berbagai faktor, mulai dari seks hingga ketidakpuasan akan pasangannya. 

Studi mengungkap kalau 40 persen pria dan 25 persen wanita bersedia menjalani open relationship. Namun bersedia di sini kalau lingkungan sekitarnya tidak mempermasalahkan hal tersebut, Bunda.

2. Stigma Kuat

Open relationship membentuk stigma yang kuat dalam masyarakat. Stigma ini sudah sangat menyebar dalam masyarakat umum.

Faktanya, orang yang menjalani open relationship dianggap lebih buruk dibanding hubungan monogami dalam hal komitmen, kepercayaan, kemurahan hati, pendidikan, atau kesuksesan.

Pandangan negatif tersebut sebenarnya tidak ada kaitannya dengan para pelaku open relationship. Bahkan faktanya, pelaku open relationship justru terkadang lebih bisa dipercaya dibandingkan pasangan monogami. 

3. Menimbulkan Perasaan Rendah Diri

Orang yang melakukan open relationship memiliki perasaan rendah diri yang tinggi dibanding pasangan monogami. Hal tersebut dipengaruhi oleh stigma dan batasan budaya yang sudah terbentuk dalam masyarakat.

4. Lebih Memperhatikan Kesehatan Seksual

Orang yang menjalani open relationship umumnya bertanggung jawab soal kesehatan seksual. Mereka jarang mengonsumsi alkohol atau narkoba. Mereka juga berhati-hati dalam memilih pasangan lainnya untuk menghindari penyakit menular seksual.

5. Punya Hubungan Berkualitas

Kesimpulan lainnya tentang open relationship kalau menurut penelitian, orang yang berpartisipasi memiliki hubungan berkualitas dengan pasangan utamanya.

Hubungan berkualitas yang dimaksud termasuk kepuasan, keintiman, kepercayaan, komitmen, atau komunikasi. Namun tentu juga bergantung pada jenis open relationship tersebut dan bagaimana pondasi awalnya. Itu karena open relationship bukan solusi memperbaiki hubungan yang sudah rapuh sejak awal.


(kuy/kuy)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda