Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

5 Efek Buruk Open Relationship, Penyakit Kelamin hingga Cerai

Arina Yulistara   |   HaiBunda

Jumat, 20 Nov 2020 16:07 WIB

Jealous suspicious mad wife arguing with obsessed husband holding phone texting cheating on cellphone, distrustful girlfriend annoyed with boyfriend mobile addiction, distrust social media dependence
Open relationship/Foto: iStock

Fenomena open relationship sempat menjadi perbincangan belakangan ini. Meski dianggap tabu di Indonesia namun sejumlah pasangan menikah pernah melakukannya. Bahkan ada beberapa selebriti yang secara terbuka menjalaninya.

Open relationship termasuk dalam kategori yang lebih besar dari hubungan non-monogami. Pasangan yang melakukan open relationship bisa mengejar seks atau terkadang tertarik secara emosional dengan orang lain.

Ketika setuju melakukan open relationship maka Bunda mengizinkan pasangan untuk mendua. Dengan berbagai alasan terutama terkait seksual, membuat sederet pasangan menikah maupun pacaran melakukan open relationship.

Meski secara umum alasannya karena seks, namun open relationship tentu berbeda dengan swinger, di mana hubungan bersama pihak ketiga hanya seputar seks saja. 

Berbeda pula dengan polyamory, ketika pasangan bisa memiliki lebih dari satu hubungan cinta dalam satu waktu. Tidak bisa sama juga dengan selingkuh, karena pasangan mengetahui dan memberikan izin.

Apa Bunda pernah diajak suami untuk melakukan open relationship? Sebelum melakukannya, pertimbangkanlah berbagai hal.

Mungkin bagaimana efek buruk dari open relationship yang tak hanya bisa menghancurkan hubungan, tapi risiko terkena penyakit kelamin atau menular seksual. Bunda juga perlu memikirkan orang lain seperti anak atau keluarga sebelum memutuskan menjalani open relationship.

Simak efek buruk dari open relationship untuk pernikahan yang perlu Bunda pahami. Pertimbangkan dengan cermat ya, Bunda.

1. Penyakit Menular Seksual (PMS)

Penyakit kelamin atau PMS menjadi salah satu efek terburuk dari open relationship. Bunda atau pasangan berisiko terkena penyakit menular seksual yang tentu tak hanya membahayakan kesehatanmu, tapi juga suami. 

“Risiko terbesar dari open relationship ini adalah risiko penularan penyakit secara seksual. Secara umum saya katakan tak ada manfaatnya," papar psikolog Meity Arianty STP., M. Psi seperti dilansir Wolipop.

Lebih lanjut soal efek buruk open relationship, klik NEXT ya, Bunda.

Simak juga video hikmah perceraian di mata Kirana Larasati:

[Gambas:Video Haibunda]

Chow Yun Fat dan istri

Efek Buruk dari Open Relationship

Open relationship/Foto: iStock

2. Memperburuk Masalah Rumah Tangga

Open relationship bisa memperburuk masalah dalam rumah tangga. Ketika Bunda dan pasangan memutuskan open relationship agar lebih bahagia tapi sebenarnya sedang ada masalah yang sulit dikomunikasikan maka hal tersebut bukan keputusan tepat. 

Open relationship hanya akan memperburuk masalah terutama jika berhubungan dengan komunikasi dan kepercayaan. Meity pun mengatakan bahwa open relationship sesungguhnya tidak ada keuntungannya.

Serupa dengan Meity, psikolog Liz Powell, PsyD, sekaligus penulis ‘Building Open Relationships: Your Hands-On Guide To Swinging, Polyamory, & Beyond’, juga menuturkan hal serupa. Open relationship tidak akan memberikan kebahagiaan secara permanen.

“Nonmonogami bisa memperburuk masalah pribadi yang sudah ada sebelumnya dan masalah dalam hubungan. Jika buruk dalam komunikasi maka harus berkomunikasi lebih dalam dengan lebih banyak orang tentang berbagai topik yang akan memberimu kesempatan mendapatkan konsekuensi,” ujar Powell seperti dikutip dari Healthline.

3. Dikucilkan Keluarga

Open relationship juga bisa membuat Bunda dan pasangan dijauhi keluarga, terutama di Indonesia. Jika ketahuan menjalani open relationship oleh keluarga maka bisa saja dikucilkan karena dianggap tak sesuai norma agama. 

Jika dikucilkan keluarga maka bisa membuat Bunda stres yang tentu mempengaruhi kesehatanmu, Bunda. Belum lagi omongan orang terdekat yang bisa menambah beban pikiran.

Efek Buruk dari Open Relationship

Efek buruk open relationship/iStock

4. Pengaruh Negatif untuk Anak

Open relationship bisa memberikan pengaruh negatif untuk anak. Dalam situs resmi terapis pernikahan Dr Karen Ruskin, salah satu dampak buruk buat anak ketika memutuskan untuk sepakat menjalin hubungan dengan orang lain demi mendapat kepuasan masing-masing adalah bisa mengganggu perkembangan emosional si kecil.

Saat pola asuh masih konsisten maka anak akan merasa damai secara emosional. Seiring bertambahnya usia, anak-anak akan sadar dan merasa diabaikan sehingga emosinya cenderung tidak stabil. 

"Anak-anak yang merasa tidak berharga untuk dicintai, perkembangannya menjadi buruk, harga diri rendah, dan tidak memiliki kepercayaan diri. Anak-anak yang memiliki rasa rendah diri yang kemudian kita lihat berperilaku di sekolah, akademisi mereka terpengaruh secara negatif, interaksi relasional sosial pun terganggu," kata Dr Ruskin yang sudah menjadi terapis keluarga selama kurang lebih 20 tahun itu.

5. Perceraian

Powel menambahkan, perceraian tentu bisa terjadi karena open relationship. Kalau Bunda cenderung tidak jujur, manipulatif, cemburu, atau egois maka bisa menyebabkan perceraian.

"Nonmonogami tidak akan memperbaiki hubungan dengan fondasi yang tidak stabil," kata Powell.

Jadi, jika itu alasan Bunda menjalani open relationship, kemungkinan besar akan menyebabkan perpisahan. Untuk itu, pertimbangkan dengan matang sebelum melakukannya, Bunda. 


(kuy/kuy)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda