Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Open Relationship dalam Pernikahan, Mendua yang Diizinkan Pasangan

Arina Yulistara   |   HaiBunda

Jumat, 13 Nov 2020 11:35 WIB

Boyfriend and another woman grab hands from behind together without sight of his girlfriend.. Paramour and divorce concept. Social problem and cheating couples theme. Teen adult and University theme.
Open relationship/Foto: iStock

Jakarta - Open relationship atau hubungan terbuka masih dianggap tabu di Indonesia. Namun ternyata ada beberapa pasangan yang melakukannya demi kepuasan pernikahan mereka. 

Berdasarkan National Opinion Research Center's General Social Survey, 4 persen sampai 5 persen pria maupun wanita setuju melakukan open relationship. Mereka secara terbuka menyetujui pasangannya ‘selingkuh’ dengan orang lain.

Dibanding melihat orang yang dicintai diam-diam menjalin kasih di belakangnya, beberapa pasangan memilih jalur open relationship ini. Yuk mengenal lebih dalam mengenai open relationship. Klik next ya, Bunda.

Simak juga video istri Ridwan Kamil sayangkan tingginya kasus pernikahan dini di Jabar:

[Gambas:Video Haibunda]



Apa itu open relationship?

Open relationship/Foto: iStock

Dilansir dari Verywell Mind dan Healthline, open relationship atau hubungan terbuka adalah pasangan yang memadu kasih, tapi secara terbuka mengizinkan pasangannya memiliki hubungan intim dengan orang lain. 

Open relationship termasuk dalam kategori yang lebih besar dari hubungan non monogami. Pasangan yang melakukan open relationship bisa mengejar seks atau terkadang tertarik secara emosional dengan orang lain.

Open relationship juga berbeda dengan swinger, di mana pasangan hanya tertarik untuk berhubungan seks saja. Berbeda pula dengan polyamory, ketika pasangan bisa memiliki lebih dari satu hubungan dalam satu waktu. Tidak bisa sama juga dengan selingkuh karena pasangan mengetahui dan memberikan izin.

Nah, open relationship sering dianggap sebagai solusi antara swinger dan polyamory. Namun umumnya, open relationship dilakukan oleh dua orang dalam satu hubungan primer yang sepakat membuka ‘hubungan’ mereka secara seksual, tapi tidak mengizinkan adanya romantisme.

Jadi, open relationship ada di luar kerangka hubungan asmara secara normal yakni ‘one person is everything’ alias monogami. Untuk tujuan menjalani open relationship perlu dibicarakan kedua belah pihak dalam hubungan asmara.

Apa selalu pria yang menginginkan open relationship?

Open relationship/iStock

Berdasarkan studi yang diterbitkan dalam The Journal of Sex & Marital Therapy, satu dari lima orang dewasa dalam suatu hubungan pernah melakukan open relationship dalam hidup mereka. 

Survei lain menemukan bahwa 31 persen wanita dan 38 persen pria memilih hubungan terbuka. Secara umum, responden yang berusia muda memilih hubungan terbuka daripada kelompok umur berusia tua. 

Jika ada peningkatan dalam hubungan non monogami termasuk open relationship, mungkin karena beberapa alasan termasuk merasa lebih nyaman diberikan kebebasan atau banyak orang tertarik mencobanya. Namun adakah manfaatnya?

Apa manfaat open relationship?

Jawabannya tidak ada manfaatnya. Umumnya, orang menginginkan open relationship karena mereka pikir itu akan membawa lebih banyak kesenangan, kegembiraan, cinta, kepuasan, orgasme, kegembiraan, atau kombinasi dari semuanya.

Meski tak ada manfaatnya namun open relationship memiliki keuntungan tersendiri. Psikolog Liz Powell, PsyD, sekaligus penulis ‘Building Open Relationships: Your Hands-On Guide To Swinging, Polyamory, & Beyond’, mengatakan bahwa salah satu keuntungan open relationship adalah lebih banyak seks.

“Seseorang menyukai hal-hal baru dan eksplorasi. Bisa mendapatkannya dengan bersamaan sebanyak mungkin orang yang diinginkan,” ujar Powell dilansir dari Healthline.

Selain itu, open relationship juga membuat seseorang senang melihat pasangannya terpenuhi secara seksual. Bahkan menurut terapis keluarga sekaligus pendiri Relationship Place di San Diego, California, Dana McNeil, MA, LMFT, menuturkan kalau open relationship memaksa seseorang agar mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan mereka.

Jika ada keuntungan, apa kerugian open relationship?

Open relationship/iStock

Menurut Powell, hubungan non monogami termasuk open relationship bisa memperburuk masalah pribadi yang sudah ada sebelumnya. Tidak hanya itu, masalah dalam hubungan juga bisa semakin buruk ketika melakukannya.

Belum lagi jika cenderung tidak jujur, manipulatif, cemburu, atau egois. Ini tentu akan menghancurkan hubungan primer karena open relationship.

“Non monogami tidak akan memperbaiki hubungan dengan fondasi yang tak stabil. Jika itu menjadi alasan open relationship maka kemungkinan besar akan menyebabkan perpisahan,” tambahnya.

Dilansir One Medical, ada satu lagi kerugian karena open relationship, yakni penyakit seksual. Open relationship disebut memperbesar risiko untuk tertular penyakit tersebut.


(kuy/kuy)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda