Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

5 Cara Memilih Wajan Anti-lengket, Enggak Harus Mahal Bun

Hilda Irach   |   HaiBunda

Selasa, 29 Dec 2020 08:25 WIB

ilustrasi teflon
Wajan anti-lengket/Foto: iStock

Jakarta - Sebagai seorang ibu, biasanya tak lepas dari memasak dapur ya, Bunda. Untuk mendukung proses memasak, diperlukan berbagai peralatan mumpuni, termasuk wajan.

Ada beragam jenis wajan yang beredar di pasaran dengan menawarkan kelebihannya masing-masing. Namun, salah satu jenis yang dipilih oleh banyak orang adalah wajan anti-lengket.

Wajan anti-lengket tampaknya lebih digemari jika dibandingkan dengan yang biasa. Bukan tanpa alasan, wajan anti-lengket ini memiliki lebih banyak keunggulan.

Misalnya dapat mempermudah proses memasak, serta tidak membuat makanan menempel di permukaan wajan. Jenis wajan satu ini sangat cocok untuk memasak makanan lembut yang berpotensi menempel pada wajan. Seperti pancake, telur, sosis, hingga daging panggang.

Keunggulan lainnya, wajan lebih mudah dibersihkan nih, Bunda. Dengan lapisan permukaan yang anti-lengket, sisa makanan dan kotoran yang membandel tentu jadi mudah terangkat saat dicuci.

Dengan menggunakan wajan anti-lengket, Bunda pun tak perlu menggunakan banyak minyak saat menggoreng makanan. Wajan ini bisa menjadi pilihan terbaik bagi Bunda yang sedang menjalani diet atau ingin mengonsumsi sedikit lemak.

Kendati demikian, terdapat kontroversi dalam penggunaan wajan anti-lengket untuk memasak lho, Bunda. Banyak orang yang ragu menggunakan peralatan masak yang satu ini dikarenakan beberapa sumber mengklaim wajan anti-lengket berbahaya bagi kesehatan, termasuk menyebabkan risiko kanker.

Hal ini dikarenakan wajan anti-lengket menggunakan perfluorooctanoic ACID (PFOA) atau bahan kimia yang sebelumnya pernah digunakan untuk membuat wajan anti-lengket. Bahan kimia ini bersifat karsinogenik dan diyakini bisa mengendap di dalam tubuh bila Bunda menggunakannya secara terus menerus.

Namun, jangan khawatir Bunda. Dikutip dari Healthline sebagian besar produsen wajan anti-lengket telah menghentikan penggunaan asam PFOA yang diduga pemicu kanker sejak 2013 silam.

Saat ini, banyak produsen yang telah beralih menggunakan bahan lebih aman dalam pembuatan wajan anti-lengket. Kalau masih ragu, Bunda bisa menemukan kata-kata 'Bebas PFOA' di hampir setiap wajan anti-lengket yang beredar di pasaran.

Selain itu, buat Bunda yang ingin membeli wajan anti-lengket, ada berbagai hal yang bisa menjadi pertimbangan nih. Dilansir Choice Australia dan Taste of Home, berikut ini 5 cara memilih wajan anti-lengket yang tepat. Klik BACA HALAMAN BERIKUTNYA ya, Bunda.

Simak juga video tips bersihkan panci gosong jadi kinclong:

[Gambas:Video Haibunda]

Banner Lesti Kejora



Cara Memilih Wajan Anti-lengket

ilustrasi teflon

Wajan anti-lengket/Foto: iStock

1. Lapisan

Saat ini ada dua jenis lapisan anti-lengket. Lapisan yang paling populer adalah PTFE atau dikenal sebagai Teflon dan keramik, Bunda. Jenis pelapis ini akan menghasilkan permukaan yang licin dan mencegah makanan lengket, meskipun menggunakan sedikit minyak. 

Namun, pelapis Teflon dilaporkan lebih awet daripada pelapis keramik nih, Bunda. Lapisan ini sangat ideal digunakan untuk memasak makanan yang lembut. Misalnya telur, pancake, atau crepes. Lapisan ini akan membantu menghasilkan hidangan sempurna tanpa makanan yang menempel pada permukaan wajan.

Selain itu, lapisan ini mudah tergores dan rusak. Oleh karena itu disarankan menggunakan spatula berbahan plastik atau kayu untuk meminimalisir terjadinya goresan dan kerusakan pada wajan. Hindari penggunaan spatula berbahan logam ya, Bunda.

2. Bahan 

Kebanyakan wajan anti-lengket terbuat dari bahan aluminium atau stainless steel. Namun wajan anti-lengket dengan bahan aluminium tidak direkomendasikan. Jenis wajan ini ringan dan cepat panas, namun tidak dapat digunakan pada kompor induksi dan tidak memiliki distribusi panas yang merata.

Sedangkan jenis wajan stainless steel jauh lebih mampu memberikan panas yang merata. Tetapi wajan jenis ini lebih berat dan mahal nih, Bunda. Selain itu, bila menggunakan suhu tinggi sering kali akan membuat warna berubah.

Maka, hati-hati dalam menggunakan wajan jenis ini ya, Bunda. Sebelum membelinya, periksa kemasan wajan untuk memastikan apakah kompatibel dengan kompor induksi yang Bunda gunakan saat memasak.  

3. Berat 

Wajan memiliki ukuran dan berat yang variatif. Wajan yang berukuran besar tentu umumnya lebih berat.

Pilihlah wajan sesuai dengan kebutuhan. Agar tidak terlalu berlebihan ketika menggoreng telur, maka hindari menggunakan wajan 12 inci ya, Bunda. Gunakan wajan berukuran lebih kecil misalnya 8 inci.  

Selain lebih kecil, tentu lebih ringan ketika Bunda mencengkeram pegangan wajannya. Memasak pun akan jauh lebih mudah. Begitu juga sebaliknya, bila Bunda ingin memasak porsi yang besar seperti nasi goreng, gunakan wajan dengan ukuran dan berat yang lebih besar. 

4. Pegangan wajan 

Selain memperhatikan lapisan, bahan, hingga berat, pegangan wajan juga penting lho, Bunda. Ada banyak jenis pegangan wajan. 

Agar lebih nyaman ketika mencengkeramnya di tangan, cari wajan anti-lengket dengan pegangan yang lembut dan punya bentuk khusus, Bunda. 

Untuk wajan berukuran besar, cari pegangan yang cukup panjang dan kokoh ya. Agar bisa menjadi penyangga ekstra untuk mengangkat beban yang berat.

5. Harga 

Beberapa wajan anti-lengket menawarkan harga yang begitu mahal dan mengklaim bahwa akan awet dan bertahan seumur hidup. Mungkin Bunda juga tertarik ya ketika mendengarnya.

Padahal, meskipun Bunda merawat wajan dengan sangat baik, lapisan anti-lengket itu pada akhirnya akan mulai luntur seiring waktu.

Oleh sebab itu, Bunda tak perlu kok, merogoh kocek yang besar untuk membeli wajan anti-lengket. Simpan uang dulu Bunda untuk wajan anti-lengket yang mahal. Bunda dapat membeli dengan harga yang lebih terjangkau, dan pastikan untuk selalu mengganti wajan ketika kinerjanya mulai menurun.


(kuy/kuy)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda