
moms-life
Waspada Hoax Bun, Ini Fakta soal Vaksin COVID-19 Disebut Bikin Otak Lelet
HaiBunda
Selasa, 09 Feb 2021 15:37 WIB

Vaksin COVID-19Â disebut bikin otak lelet dalam sebuah pernyataan di media sosial. Terkait kebenaran pernyataan tersebut, ternyata menurut Satgas COVID-19, konten tersebut menyesatkan alias hoax, Bunda.
Satgas COVID-19 mengatakan bahwa vaksin COVID-19 sudah melalui serangkaian uji coba dan tidak mendapati efek samping berupa gangguan otak seperti lamban berpikir dan sulit menghafal.
Konten menyesatkan tersebut diunggah oleh akun Anto Emha (fb.com/anto.barat.3705), pada 5 Februari 2021. Akun itu mengunggah sebuah gambar tangkapan layar dengan narasi sebagai berikut: "Setelah difucksin, otak jadi Lelet. BahaHaha.."
Di gambar tangkapan layar percakapan tersebut, tangkapan gambar status seseorang di WhatsApp dan percakapan pesan. Tulisan di status tersebut menyatakan "Berasa lebih susah ngapalin nama obat baru". Pengirim gambar tersebut menulis "status temen saya apoteker habis vaksin kmren".
Untuk penjelasannya mengapa konten tersebut menyesatkan, dalam Surat Keputusan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/4/1/2021 tentang Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19 menyebutkan, reaksi yang mungkin terjadi setelah vaksinasi COVID-19 hampir sama dengan vaksin lain.
Beberapa gejala tersebut antara lain:
1. Reaksi lokal, seperti: Nyeri, kemerahan, bengkak pada tempat suntikan. Reaksi lokal lain yang berat misalnya selulitis.
2. Reaksi sistemik seperti: Demam, nyeri otot seluruh tubuh (myalgia), nyeri sendi (atralgia), badan lemah, sakit kepala.
3. Reaksi lain seperti reaksi alergi misalnya urtikaria, oedem, reaksi anafilaksis, syncope (pingsan).
"Dari teknis pelaksanaan vaksin tersebut, tidak terdapat efek samping gangguan otak seperti lamban berpikir dan sulit menghapal seperti yang ada pada narasi sumber klaim," tulis Satgas COVID-19.
Di era digital ini, sebaiknya kita juga lebih pandai memilah dan memilih informasi ya, Bunda. Jangan mudah tersulut karena hanya membaca judul berita atau satu kalimat pernyataan yang tak berdasar.
Ada beberapa cara untuk mengetahui sebuah berita, konten, pernyataan itu hoax atau tidak. Seperti apa caranya? Baca kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda.
Cara menghindari dan mengatasi hoax di era pandemi COVID-19
Ilustrasi wanita dan gadget/ Foto: iStock
Dikutip dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) ada beberapa cara untuk menghadapi infodemik. Berikut penjelasannya, Bunda:
1. Cek sumbernya
Siapa yang membagi informasi tersebut kepada Bunda dan dari mana mereka mendapatkannya? Bahkan, jika pengirimnya adalah teman atau anggota keluarga, Bunda tetap harus memeriksa sumber informasi tersebut.
2. Jangan hanya baca judul
Judul-judul yang digunakan bisa saja sengaja dibuat sensasional atau provokatif. Misalnya, jika dibagikan link sebuah berita, alangkah bijaknya jika Bunda mengklik dan membaca secara utuh agar tidak terjebak di judul.
3. Cari tahu siapa penulisnya
Telusuri nama penulisnya secara online untuk melihat apakah ia nyata dan kredibel. Sebab biasanya, penulis atau wartawan yang kredibel akan terus menulis sesuai tugas dan kanal. Ia juga akan terus meng-update berita yang didapat dan ditulisnya.
4. Periksa tanggal
Apakah berita tersebut berisi info terbaru dan relevan dengan peristiwa terkini? Apakah judul, gambar, atau statistiknya digunakan di luar konteks? Sebab, saat ini banyak kejadian yang lalu diungkit kembali ke masa kini demi hanya sensasi.
Baca kelanjutannya di halaman berikutnya untuk tahu cara menghindari hoax.
Cara menghindari dan mengatasi hoax di era pandemi COVID-19
Ilustrasi wanita dan gadgetnya/ Foto: iStock
5. Periksa bukti-bukti pendukung
Berita atau artikel yang kredibel menggunakan data dan fakta-fakta untuk mendukung klaim yang dipaparkan. Saat membaca sebuah informasi, pastikan Bunda mengecek data apa saja yang disajikan dan sumbernya, apakah narasumber yang berbicara ahli di bidangnya, serta fakta lainnya.
6. Kenali bias dalam cara berpikir kita
Pikirkan apakah mungkin prasangka yang Bunda miliki bisa mempengaruhi penilaian tentang apa yang dapat dipercaya atau tidak. Sebab, apa yang Bunda ketahui dan percayai bisa juga salah dengan informasi yang sebenarnya terjadi, begitu pun sebaliknya.
7. Cek dengan pemeriksa fakta
Bunda bisa berkonsultasi dengan organisasi pemeriksa fakta yang dapat dipercaya, misalnya International Fack-Checking Network dan outlet berita global yang berfokus untuk membongkar misinformasi.
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Viral 300 Ribu Kucing di Mediterania Mati Diduga karena Corona, Ini Faktanya

Mom's Life
Kasus Omicron Makin Meningkat, Tunda Dulu Traveling ke Luar Negeri ya Bun

Mom's Life
Tetap Waspada Bun! Ini 4 Cara Memproteksi Diri Meski Sudah Vaksin Covid-19

Mom's Life
Bunda, Vaksin Novavax Terbukti 86 Persen Efektif Lawan Mutasi Corona B117

Mom's Life
Bunda, Begini Cara Melindungi Diri dari Varian Baru Corona B117


7 Foto
Mom's Life
7 Potret Kamar Tempat Maia Estianty Isolasi Mandiri karena Positif COVID-19
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda