Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Bumil Bisa Transfer Antibodi COVID-19 ke Bayi? Simak Penjelasannya Bunda

Erni Meilina   |   HaiBunda

Kamis, 04 Feb 2021 15:28 WIB

Young beautiful pregnant asian woman standing and touching belly near the window in bedroom. Pregnancy, motherhood wearing virus protection mask mouth concept.
Ilustrasi ibu hamil/ Foto: Getty Images/iStockphoto/photocheaper

Sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Pediatrics mengungkap bahwa Ibu yang terinfeksi COVID-19 selama kehamilan mereka dapat mentransfer antibodi ke janin mereka melalui plasenta, Bunda.

“Apa yang kami temukan cukup konsisten dengan apa yang telah kami pelajari dari studi virus lain,” kata Scott E. Hensley, seorang profesor mikrobiologi di Perelman School of Medicine di University of Pennsylvania dan salah satu penulis senior dari penelitian, dilansir New York Times.

Selain itu, ia menambahkan, penelitian tersebut menunjukkan bahwa ibu hamil tidak hanya mentransfer antibodi ke janin Bunda, tetapi juga mentransfer lebih banyak antibodi ke bayi Bunda jika Ibu hamil terinfeksi di awal kehamilan. Hal ini mungkin berimplikasi pada kapan wanita harus divaksinasi terhadap COVID-19, kata Dr. Hensley, menambahkan bahwa memvaksinasi wanita di awal kehamilan mungkin menawarkan lebih banyak manfaat perlindungan.

"Tetapi studi yang sebenarnya menganalisis vaksinasi di antara wanita hamil perlu diselesaikan," ujar Hensley.

Penelitian tersebut mengambil sampel darah dari lebih dari 1.470 wanita hamil di Rumah Sakit Pennsylvania antara April dan Agustus 2020, di mana mereka menemukan dan menganalisis antibodi COVID-19 pada 83 Ibu baru. Diketahui bahwa sekitar 87 persen bayi mereka yang baru lahir menunjukkan laporan antibodi COVID-19 di tali pusat mereka.

Jumlah dan sifat antibodi pada bayi baru lahir bergantung pada jenis dan jumlah antibodi yang ada pada Ibu selama kehamilannya.

"Temuan kami menunjukkan potensi antibodi yang diturunkan dari ibu untuk memberikan perlindungan neonatal dari infeksi SARS-CoV-2 dan akan membantu menginformasikan pedoman manajemen neonatal dan desain uji coba vaksin selama kehamilan," ditulis dalam jurnal, dikutip dari Times of India.

BACA HALAMAN BERIKUTNYA untuk penjelasan lebih lengkap mengenai transfer antibodi dari Ibu kepada janin.

Banner Ayah Dewi Sandra MualafFoto: Mia Kurnia Sari

Transfer Antibodi dari Ibu ke Janin

Pregnant woman standing by the big window with face medical mask on. Worries about child birth during pandemic.

Ilustrasi hamil/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Lordn

Immunoglobulin G (IgG) adalah sejenis antibodi yang ditemukan dalam darah tali pusat yang membantu melindungi tubuh dari berbagai infeksi. Sesuai penelitian terbaru, imunoglobulin G (IgG) terdeteksi pada 83 dari 1.471 wanita (6 persen) saat melahirkan, dan IgG ditemukan dalam darah tali pusat dari 72 dari 83 bayi baru lahir (87 persen). Ini mencerminkan tingkat IgG yang sama pada Ibu dan bayi baru lahir. 11 bayi yang dites negatif untuk antibodi tersebut disebabkan oleh rendahnya kadar IgG pada Ibu mereka atau karena rendahnya jumlah produksi antibodi oleh Ibu.

Sebaliknya, tidak ada antibodi IgM, yang merupakan antibodi pertama yang muncul sebagai respons terhadap paparan awal antigen, ditemukan dalam darah tali pusat ibu, yang menunjukkan bahwa ibu tidak menginfeksi anaknya selama kehamilan karena antibodi IgM tidak dapat ditemukan ditransfer melalui plasenta.

"Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah antibodi SARS-CoV-2 melindungi terhadap infeksi bayi baru lahir. Jika demikian, pada konsentrasi apa dan apakah kinetika transplasental dari antibodi yang diperoleh dari vaksin serupa dengan antibodi yang diperoleh secara alami," tulis para peneliti.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cell pada bulan Desember, misalnya, Dr. Edlow dan koleganya menemukan bahwa antibodi COVID-19 dari infeksi alami mungkin kurang efisien melewati plasenta daripada antibodi yang diproduksi setelah vaksinasi untuk flu dan batuk rejan (pertusis).

“Yang benar-benar ingin kami ketahui adalah, apakah antibodi dari vaksin secara efisien melintasi plasenta dan melindungi bayi, seperti yang kami ketahui terjadi pada influenza dan pertusis,” kata Dr. Jamieson.

Para ahli tidak tahu apakah vaksin COVID-19 akan bekerja dengan cara ini, sebagian karena wanita hamil dikeluarkan dari uji klinis awal.

“Masuk akal bahwa vaksin COVID akan menawarkan perlindungan bagi ibu hamil dan bayinya,” kata Dr. Mark Turrentine, anggota kelompok ahli COVID di A.C.O.G. "Bagi saya, penelitian ini menyoroti bahwa menyertakan wanita hamil dalam uji klinis seperti vaksin COVID-19 sangat penting, terutama ketika manfaat vaksinasi lebih besar daripada risiko potensial penyakit yang mengancam jiwa."


(som/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda