
moms-life
Jadi Relawan yang Mau Terpapar COVID-19, Bayarannya Rp1,7 Juta Sehari Bun
HaiBunda
Jumat, 19 Feb 2021 09:34 WIB

Penelitian tentang COVID-19Â masih terus-menerus dilakukan dalam rangka mempelajari virus hingga memproduksi vaksin. Inggris pun menjadi negara pertama di dunia yang pada 16 Februari yang memberikan lampu hijau untuk uji coba tantangan manusia, Bunda.
Para peneliti mencari sukarelawan yang akan dengan sengaja terpapar COVID-19 untuk memajukan penelitian tentang penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru. Uji coba akan dimulai dalam sebulan.
"Kami akan melihat hingga 90 sukarelawan sehat berusia antara 18 dan 30 tahun terpapar jumlah terkecil virus yang diperlukan untuk menyebabkan infeksi," ujar para ilmuwan di balik rencana penelitian tersebut mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers, dilansir Reuters.
Relawan akan disaring untuk kemungkinan risiko kesehatan sebelum diizinkan untuk mengambil bagian, dan tinggal di karantina untuk pemantauan ketat oleh staf medis selama setidaknya 14 hari di unit spesialis di Rumah Sakit Gratis Royal London.
"Prioritas mutlak, tentu saja, adalah keselamatan sukarelawan," kata Peter Openshaw, seorang profesor kedokteran eksperimental di Imperial College London, yang memimpin proyek bersama gugus tugas vaksin pemerintah Inggris dan perusahaan klinis hVIVO.
"Tak satu pun dari kita ingin melakukan ini jika ada risiko yang cukup besar," ujar Openshaw.
Sebelumnya, diketahui bahwa ilmuwan telah menggunakan uji coba tantangan manusia selama beberapa dekade untuk mempelajari lebih lanjut tentang penyakit seperti malaria, flu, tifus dan kolera, dan untuk mengembangkan pengobatan dan vaksin untuk melawannya.
"Peserta uji coba COVID-19 Inggris akan diizinkan pulang setelah 14 hari pertama hanya jika pada pengujian ekstensif menunjukkan bahwa mereka tidak menular," kata Chris Chiu dari Imperial, kepala penyelidik uji coba tersebut.
Baca kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda.
Simak juga video pengalaman Fanny Fabriana saat positif COVID-19:
DUKUNGAN PENELITIAN
Ilustrasi COVID-19/ Foto: Getty Images/iStockphoto/PS3000
Para pegiat dari sebuah kelompok bernama 1Day Sooner, yang telah melobi pemerintah di seluruh dunia untuk melakukan uji coba tantangan manusia dengan virus Corona baru, menyambut baik langkah Inggris itu. Mereka mengatakan itu akan mempercepat penelitian vaksin dan perawatan COVID-19.
Alistair Fraser-Urquhart, seorang juru kampanye yang mengatakan dia ingin berpartisipasi dalam penelitian ini, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia telah menghabiskan waktu lama untuk memikirkan risikonya. Akan tetapi, ia mengaku siap untuk mengambilnya demi kepentingan orang lain.
Chiu mengatakan tujuan dari penelitian awal ini adalah untuk memahami bagaimana virus menginfeksi orang dan bagaimana virus itu menular dengan sukses di antara kita.
"Uji coba lebih lanjut menggunakan model tantangan kemudian dapat dilakukan dalam beberapa bulan dan tahun ke depan untuk menetapkan vaksin dan perawatan mana yang paling berhasil," kata Chiu.
Relawan akan mendapatkan pembayaran kompensasi sekitar Rp1,7 juta per hari selama masa studi, Bun. Baca kelanjutannya di halaman berikut ya.
RELAWAN DIBAYAR RP1,7 JUTA
Ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Pornpak Khunatorn
Relawan akan mendapatkan pembayaran kompensasi sekitar Rp1,7 juta per hari selama masa studi, Bunda. Menurut tim Chiu, ini juga akan melibatkan pemantauan tindak lanjut selama setahun pada relawan, dan studi akan dilakukan di lingkungan yang aman dan terkendali dan akan meminimalkan resiko apapun.
"Untuk membuat uji coba seaman mungkin, versi virus SARS-CoV-2 yang telah beredar di Inggris sejak Maret 2020 akan digunakan, bukan salah satu varian baru," kata mereka.
Lawrence Young, seorang ahli virologi dan profesor onkologi molekuler di Universitas Warwick yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan studi tersebut harus memberikan wawasan penting tentang virus SARS-CoV-2.
"Uji coba tantangan manusia ... telah digunakan untuk mempelajari infeksi ... mulai dari virus flu biasa hingga malaria," katanya.
"Studi terkontrol seperti itu memberikan wawasan tentang interaksi host-patogen, memfasilitasi identifikasi korelasi perlindungan dan mempercepat pengembangan vaksin dan terapi baru," ujar Young.
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Ilmuwan Kembangkan Vaksin Cegah Kanker Ovarium Pertama di Dunia

Mom's Life
Kemenkes Siapkan Vaksinasi COVID-19 Booster Ketiga, Ini Wilayah yang Diutamakan Bun

Mom's Life
Vaksin Booster Kedua Bakal Berbayar di Bawah Rp100 Ribu untuk Masyarakat Mampu? Ini Penjelasan Menkes

Mom's Life
Perhatikan, Bun! Ini 4 Hal yang Harus Dihindari Usai Vaksin Booster

Mom's Life
Heboh Isu Vaksin Corona Mengandung Magnet, Ini Faktanya Bunda


7 Foto
Mom's Life
7 Foto BCL Isoman Usai Positif COVID-19, Hibur Diri Berjemur Bareng Teman
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda