Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Dear Bunda, WHO Prediksi Pandemi COVID-19 Berakhir pada Awal 2022

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Rabu, 24 Feb 2021 13:30 WIB

Stay at home quarantine coronavirus pandemic prevention.Mother and daughter in protective medical masks standing near on window and looks out window.
Bunda, WHO Prediksi Pandemi COVID-19 Berakhir pada Awal 2022/ Foto: Getty Images/iStockphoto/virojt

Mungkin di antara kita selalu berandai-andai, kapan sih pandemi COVID-19 berakhir? Direktur regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Eropa mengatakan pada 21 Februari lalu bahwa dia yakin wabah virus Corona akan berakhir pada awal 2022.

Hans Kluge mengatakan kepada penyiar negara bagian Denmark DR bahwa COVID-19 masih akan menyebar pada tahun 2021, tetapi akan lebih mudah dikelola daripada pada tahun 2020.

Mengutip Anadolu Agency, Kluge menyatakan bahwa skenario terburuk sekarang telah berakhir. Ia mengatakan ada lebih banyak informasi mengenai virus tersebut dibandingkan tahun 2020, ketika pertama kali mulai menyebar.

Akan tetapi, Kluge memperingatkan, bagaimanapun, bahwa tidak ada yang bisa mengetahui masa depan pandemi COVID-19 sebelumnya, Bunda.

"Akan terus ada virus, tapi menurut saya pembatasan tidak diperlukan. Ini pesan yang optimis," ujarnya.

Menyoal mutasi virus yang terus bertambah, Kluge mengatakan mutasi adalah normal dan virus mencoba untuk beradaptasi dengan orang yang terinfeksi. Akan tetapi penyebaran mutasi yang cepat menjadi perhatian WHO dan peneliti.

Kluge menambahkan bahwa WHO sedang memantau dengan cermat keefektifan vaksin yang dikembangkan untuk melawan COVID-19 karena jenis virus yang cepat menyebar. Dia mengatakan vaksin dapat diubah berdasarkan mutasi baru jika perlu dan tidak perlu diproduksi dari bawah ke atas alias dari awal, Bunda.

Menurut Kluge, mutasi tidak akan membuat virus di luar kendali tetapi ia mencatat bahwa negara-negara yang sistem perawatan kesehatannya sudah di bawah tekanan dapat berada di bawah tekanan yang lebih besar, sehingga perlu untuk menanggapi mutasi dengan sangat serius.

Kluge menunjukkan bahwa masalah terbesar akan muncul ketika mereka yang divaksinasi berada di lingkungan yang sama dengan yang tidak, sehingga penjadwalan vaksinasi menjadi faktor yang sangat penting.

Soal vaksinasi, WHO telah mengeluarkan pernyataan resmi terkait efek samping vaksin COVID-19. Apa efek sampingnya? Baca kelanjutannya di halaman berikutnya.

Jawaban bijak Fanny Fabriana saat anak tanya kenapa keluarganya terkena COVID-19:

[Gambas:Video Haibunda]




EFEK SAMPING VAKSIN COVID-19

The doctor prepares the syringe with the cure for vaccination.

ilustrasi vaksin/ Foto: iStock

Dikutip dari laman resmi WHO, vaksin COVID-19 memang bisa menyebabkan efek samping seperti vaksin pada umumnya yaitu demam ringan, nyeri, atau kemerahan di tempat suntikan. Sebagian besar reaksi ringan akibat vaksin bisa hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Namun, tidak menutup kemungkinan jika efek samping yang lebih serius dan bertahan lama bisa terjadi, meski jarang. Untuk mencegahnya terjadi, vaksin akan terus dipantau untuk mendeteksi efek samping apa saja yang akan muncul.

Efek samping yang muncul bisa berbeda-beda, tergantung vaksin COVID-19 yang digunakan. Berikut beberapa efek samping yang seringkali dilaporkan dari vaksin COVID-19:

  • Demam
  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Menggigil
  • Diare
  • Nyeri di area bekas suntikan

Selain efek samping di atas, para penerima vaksin COVID-19 juga bisa mengalami reaksi alergi parah yaitu anafilaksis. Kondisi ini biasanya terjadi pada orang yang memang memiliki reaksi alergi terhadap dosis vaksin sebelumnya atau salah satu komponen yang ada di dalam vaksin.

Lalu, bagaimana perkembangan vaksinasi di Indonesia? Baca kelanjutannya di halaman berikutnya.

VAKSINASI COVID-19 DI INDONESIA

Presiden Jokowi disuntik vaksin Corona (COVID-19)

Jokowi divaksin/ Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

Program vaksinasi COVID-19 di Indonesia sudah dimulai sejak 13 Januari lalu. Program tersebut dimulai ketika Presiden Jokowi sudah disuntik vaksin COVID-19 buatan Sinovac.

Sebelumnya Kementerian Kesehatan (Kemkes) akan mengirimkan Short Message Service (SMS) secara serentak kepada seluruh penerima vaksin virus Corona COVID-19 yang telah terdaftar.

Dilansir detikcom, aturan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI (KMK) Nomor HK.01.07/MENKES/12757/2020 tentang Penetapan Sasaran Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pada tanggal 28 Desember 2020 lalu.

Kemudian, pada 17 Februari lalu, program vaksinasi COVID-19 tahap kedua sudah dimulai, Bunda. Sasaran tahap kedua ini yaitu kepada 16,9 juta petugas pelayanan publik. Petugas pelayanan publik yang dimaksud adalah tenaga pendidik, guru, dan pegawai negeri sipil (PNS) atau aparatur sipil (ASN).

Vaksinasi ini akan di prioritas di tujuh provinsi pulau Jawa dan Bali, hal ini dilakukan guna memaksimalkan target pelandaian kasus COVID-19 yang hampir 70 persen di antaranya dari Jawa-Bali.

Semoga Bunda dan keluarga segera mendapat vaksinasi ya.


(aci/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda