Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

5 Hal Ini Pengaruhi Tingkat Adaptasi Bunda terhadap Pandemi COVID-19

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Rabu, 21 Apr 2021 19:07 WIB

A depressed 47 year old woman stares out of a window about to cry during a pandemic that has her quarantined in her home.
Ilustrasi Jenuh pada Pandemi/Foto: Getty Images/iStockphoto/sdominick

Sudah setahun lamanya Indonesia dilanda virus COVID-19, Bunda. Itu artinya, sudah setahun juga Bunda harus beradaptasi dengan keadaan. Hal ini terlihat pada perubahan-perubahan selama aktivitas sehari-hari, ya.

Selain beradaptasi dan berdamai dengan keadaan, ada pula perubahan yang terlihat pada kehidupan, Bunda. Perubahan-perubahan ini datang dari sektor kesehatan dan ekonomi.

Tak hanya itu, perubahan-perubahan sektor kesehatan dan ekonomi ini akan menimbulkan dampak juga pada masyarakatnya, Bunda. Hal ini dijelaskan langsung oleh seorang sosiolog, Daisy Indira Yasmine.

Banner HaiBunda Hari Kartini 2021Banner HaiBunda Hari Kartini 2021/ Foto: Mia Kurnia Sari


"Kemudian yang kedua pastinya kita berubah dalam konteks bahwa pusat kegiatan dan kehidupan kita ada di rumah tangga dan keluarga. Sehingga, kedua hal tersebutlah yang menjadi faktor penentu apakah kita bisa beradaptasi dengan perubahan-perubahan ini," sambungnya."Perubahan apa yang dirasakan oleh masyarakat? Itu sebenarnya ada dua hal yang utama. Yang pertama adalah kita menjadi bagian dari kultur digital, itu sudah pasti karena itu salah satu solusi dan strategi yang ditawarkan selama masa pandemi," katanya dalam seminar virtual berjudul Refleksi Setahun Pandemi, Masyarakat Semakin Abai atau Perduli?, beberapa waktu lalu.

Meski sudah mulai beradaptasi dan menerima keadaan, terkadang timbul rasa jenuh ya, Bunda. Hal ini dinamakan sebagai pandemic fatigue atau kejenuhan terhadap pandemi.

Sebelumnya, WHO juga sudah memprediksi akan adanya kejenuhan ini, Bunda. WHO mendefinisikan pandemic fatigue sebagai demotivasi atau kejenuhan untuk mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan. Kondisi ini juga muncul secara bertahap dari waktu ke waktu, Bunda.

Manusia adalah makhluk yang dibekali kemampuan untuk beradaptasi terhadap situasi dan kondisi yang ada, Bunda. Namun, setiap manusia pasti memiliki cara dan tingkat adaptasi yang berbeda. Inilah yang membuat pola adaptasi setiap orang berubah-ubah.

Daisy mengatakan bahwa ada beberapa hal yang bisa mempengaruhi cara dan tingkat manusia beradaptasi nih, Bunda. Berikut ini adalah poin-poinnya.

1. Motivasi

Motivasi seringkali muncul dari diri sendiri, Bunda. Bunda harus pertanyakan alasan Bunda harus bertahan dan beradaptasi dengan keadaan. Ketahui juga apa yang sebenarnya harus Bunda ubah.

"Kenapa kita mesti beradaptasi? Apakah kita harus berubah? Apa yang harus kita rubah? Itu, ya. Motivasi penting," tuturnya.

Klik baca halaman berikutnya yuk, Bunda.

Simak juga kisah Rinni yang mengalami pendapatan turun saat pandemi COVID-19:

[Gambas:Video Haibunda]






DUKUNGAN ORANG TERDEKAT DAN REGULASI

Woman staying home for safety during coronavirus pandemic and observing empty city

Ilustrasi Jenuh pada Pandemi/Foto: Getty Images/martin-dm

2. Dukungan orang terdekat dan regulasi

Dukungan adalah salah satu hal yang paling dibutuhkan selama masa adaptasi, Bunda. Dukungan biasanya datang dari orang-orang terdekat.

"Dukungan dari teman, keluarga, komunitas, itu juga mempengaruhi," imbuh Daisy.

Selain dukungan dari kelompok primer dan orang-orang terdekat, adaptasi juga sangat dipengaruhi oleh dukungan regulasi, Bunda. Dukungan ini biasanya datang dari peraturan-peraturan pemerintah.

"Peraturan pemerintah itu juga bisa mempengaruhi seberapa lama kita warga bisa bertahan terhadap perubahan-perubahan ini," ucapnya kemudian.

3. Kemampuan melakukan tindakan baru

Selama masa pandemi, tentunya ada beberapa tindakan baru yang perlu dilakukan, Bunda. Misalnya saja memakai masker dan menjaga jarak. Agar bisa beradaptasi, Bunda tentunya perlu kemampuan untuk membeli masker dan menjaga jarak di setiap situasi dan kondisi.

"Memakai masker, membeli maskernya terutama. Kalau enggak mampu membeli maskernya ya pasti kita tidak bisa bertahan."

"Terus kedua misalnya jaga jarak. Salah satu yang penting kan jaga jarak. Kalau misalnya lingkungan, situasi, dan kondisinya tidak bisa membuat kita menjaga jarak, maka itu juga tidak mungkin kita lakukan. Jadi, tentu saja akan mempengaruhi angka kepatuhan," sambungnya.

4. Keuntungan yang didapat

Manusia adalah makhluk rasional yang bisa berpikir. Mereka akan berpikir keuntungan yang mereka dapatkan jika beradaptasi dengan situasi seperti sekarang ini.

"Kalau tidak menguntungkan buat kita, ya pastinya akhirnya kita juga tidak patuh atau lengah," ungkapnya.

5. Kontrol sosial

Yang tidak kalah penting dalam proses adaptasi adalah kontrol sosial, Bunda. Bunda perlu ketahui apakah ada sanksi yang diterapkan dalam perubahan yang dilakukan.

"Selanjutnya adalah kontrol sosial. Apakah ada sanksi yang diterapkan ketika kita melakukan perubahan tingkah laku," ucapnya.


(mua/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda