Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

6 Tips Memilih Batu Alam untuk Membangun Dinding Rumah Minimalis

Vauri Audia   |   HaiBunda

Kamis, 17 Jun 2021 04:00 WIB

Beautiful modern patio and pergola
Foto: Getty Images/iStockphoto/Ziga Plahutar

Jakarta - Pemasangan batu alam sebagai salah satu elemen rumah minimalis memang menambah 'karakter' pada hunian Bunda. Selain memberikan kesan eksklusif, batu alam menambah keasrian dan kesejukan rumah, baik itu digunakan sebagai eksterior maupun interior rumah.

Kendati demikian, untuk pemilihan batu alam kita harus memperhatikan beberapa faktor penting, misalnya jenis dan tekstur batu alam, pola pemasangan dan area dinding yang akan dipasang batu alam. 

Peletakkan batu alam pada bangunan harus tepat agar konsep rumah minimalis yang diusung tetap menonjol. Kesalahan memilih batu alam dapat mengakibatkan eksterior dan interior rumah terlihat tidak estetik. 

Dilansir dari sumber The Spruce, simak tips memilih batu alam yang tepat berikut ini:

Banner Ajak Suami MurtadBanner Ajak Suami Murtad/ Foto: HaiBunda/ Mia Kurnia Sari

1. Dinding Batu Kering atau Dilapisi Mortal

Putuskan dengan bijak apakah Bunda ingin membangun dinding kering atau dinding dengan lapisan mortar. Dinding batu mortir membutuhkan pijakan beton agar tidak retak karena embun beku. Biasanya tertanam beberapa inci ke dalam tanah untuk stabilitas.

Dinding mortir dapat lebih mudah dibangun daripada dinding kering karena mortir menyatukan batu-batu. Dinding mortar umumnya lebih berat daripada dinding dry-set dengan ukuran yang sama, aturan tukang bangunan lokal sering kali menentukan spesifikasi yang mempengaruhi pondasi untuk dinding mortar.

Sementara itu, dinding batu kering biasanya dibangun dengan batu lokal, secara tradisional langsung dari tanah di dekatnya. Dinding batu kering dibangun dengan biaya yang lebih murah dan mudah dirawat karena tak memerlukan bahan pondasi beton dan bahan mortar.

Dengan membangun tanpa mortar, Bunda menghemat alat, bahan, dan persediaan yang dibutuhkan. Jenis dinding batu ini tahan lama jika dibandingkan dengan bentuk pagar lainnya, dan sering kali bertahan lebih lama dari konstruksi pasangan bata.

Ketika dinding batu kering akhirnya gagal, Bunda dapat membangunnya kembali menggunakan batu yang sama.

2. Jenis Batu Alam

Batu pasir dan Batu Kapur

Warna batu pasir dan batu kapur bervariasi dari putih hingga warna cokelat dan abu-abu. Bunda dapat sesuaikan dengan color palette rumah minimalis Bunda.

Batu-batu ini dapat dipotong dalam bentuk tidak beraturan atau teratur, dan bahkan sebagai veneer, dalam hal ini dinding batu akan didukung oleh beton.

Granit

Batu granit sangat cocok digunakan untuk pelapis dinding atau wall veneer, lantai, hingga dinding kamar mandi. Batu alam dinding ini memiliki pori-pori yang kecil sehingga tidak mudah kotor dan mudah dibersihkan. Selain itu, batu alam granit juga kuat dan tahan terhadap berbagai kondisi alam seperti hujan dan panas.

Fieldstone

Fieldstone biasanya memiliki bentuk yang lebih bulat, dibandingkan dengan batu galian yang baru pecah. Jenis batu ini tentu saja sangat bervariasi, dan ukurannya dapat berkisar dari batu besar hingga batu seukuran telapak tangan. 

Beton

Batu beton buatan manusia dapat membuat dinding rumah minimalis menjadi menarik, dan beberapa dibuat dengan tepi yang kasar sehingga tampak alami untuk mensimulasikan batu alam. Batu beton memiliki ukuran yang seragam, sehingga tidak hanya lebih murah daripada batu alam tetapi juga lebih mudah untuk dibentuk.

Untuk tips lainnya, KLIK BACA HALAMAN SELANJUTNYA, Bunda!

Simak inspirasi warna cat untuk kamar bayi di rumah minimalis dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]




GUNAKAN PERASAAN SAAT MEMILIH BATU ALAM UNTUK RUMAH MINIMALIS

Modern and beautiful patio and pergola

Foto: Getty Images/iStockphoto/Ziga Plahutar

3. Lihat dan Rasakan

Bunda mungkin memiliki ide atau kreativitas yang ingin dituangkan mengenai gambaran dinding batu alam yang akan terlihat memukau di rumah minimalis. Apakah terlihat tua dan lapuk? atau halus dan elegan?.

Batuan tua dan lapuk bisa datang dalam berbagai bentuk, ukuran, tekstur dan warna. Beberapa batu memang dapat terlihat tua secara alami. Jika mengalami kondisi demikian, periksa halaman batu setempat. Kemungkinan di area tertentu, batu terpapar elemen dalam waktu yang lama sehingga membuat struktur batu cepat lapuk.

4. Campur dan Cocokkan

Saat membangun dinding batu, Bunda tidak dibatasi untuk menggunakan satu jenis batu saja. Oleh karena itu, kembangkan kreativitas Bunda untuk menciptakan visual dinding yang diinginkan. Bisa menggabungkan banyak jenis batu, seperti tipe besar, pipih, bulat, kecil, dan tidak beraturan.

Bila ingin mencampur jenis batuan, Bunda bisa menemukan batu alam dari sumber yang berbeda, misalnya dari sisa bahan tempat konstruksi, online shop, atau diskon di toko pekarangan batu alam.


(fia/fia)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda