Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Makanan yang Dianjurkan & Dilarang untuk Mempercepat Penyembuhan COVID-19

Winda Ekayanti, MND, APD   |   HaiBunda

Jumat, 06 Aug 2021 16:30 WIB

Dokter Sisipan
Winda Ekayanti, MND, APD
Ahli Gizi - Accredited Dietitian, Australia. Instagram: windaekayanti_nutriholistik - Online consultation by appointment only, email to [email protected]
Ilustrasi wanita isoman.
Ilustrasi wanita sedang isoman/ Foto: Getty Images/iStockphoto/LucaLorenzelli

Saat terkonfirmasi COVID-19, salah satu hal yang harus diperhatikan adalah pola makan. Asupan gizi yang masuk ke tubuh berperan penting membantu proses penyembuhan COVID-19.

Meskipun tidak ada jenis makanan yang spesifik bisa menyembuhkan COVID-19, pada prinsipnya kita harus memberikan nutrisi yang terbaik untuk tubuh. Sehingga tubuh akan memiliki tenaga yang cukup kuat untuk melawan virus COVID-19.

Makanan yang bantu menyembuhkan COVID-19 saat isoman

Pada pasien yang melakukan isolasi mandiri, penting untuk memerhatikan kecukupan nutrisi agar lebih cepat sembuh dari COVID-19. Ada beberapa makanan yang sebaiknya dihindari, agar tak memperburuk gejala.

Selama menjalani isolasi mandiri, pastikan tidak mengonsumsi makanan instan kemasan karena tinggi kalori, namun rendah nutrisi, selain itu tinggi gula, lemak, dan garam. Makanan instan tidak disarankan dikonsumsi orang yang positif COVID-19 karena tidak mengandung nutrisi yang dibutuhkan tubuh.

Selain itu, dalam mengolah makanan pun kita tak boleh sembarangan. Metode memasak yang paling baik adalah tidak digoreng. Jadi, lebih baik konsumsi makanan yang dimasak dengan direbus, kuah, panggang, kukus, pepes, atau tumis.

Berikut beberapa makanan yang disarankan untuk masa penyembuhan COVID-19:

1. Makanan tinggi protein

Protein dibutuhkan oleh tubuh untuk memperbaiki sel tubuh yang rusak karena terserang virus. Selain itu, protein yang berfungsi sebagai zat pembangun sel juga bisa menjaga sel imun tubuh.

Makanan yang bagus dikonsumsi adalah sumber protein hewani dan nabati dengan total 60-120gram per hari. Contoh protein hewani adalah daging merah, ikan, ayam, telur, dan produk susu. Susu sapi boleh dikonsumsi dalam satu hari maksimal 0,5 liter atau 500 ml. Sementara protein nabati bisa didapatkan dari kacang-kacangan.

Makan kacang-kacangan diusahakan tidak digoreng. Lebih bagus yang masih raw, natural, atau disangrai (roasted). Porsi sekali makan yaitu 30 gram.

Sumber protein lain yang bagus dikonsumsi dalam masa penyembuhan COVID-19 adalah omega-6 dari lemak nabati. Sumber makanan ini adalah minyak-minyak yang berasal dari biji-bijian atau tumbuhan, seperti biji bunga matahari, kelapa sawit, minyak biji kapas (cotton seed oil) yang sering dipakai untuk memasak dengan suhu tinggi. Sumber lainnya adalah minyak jagung dan minyak kacang kedelai.

2. Makanan mengandung vitamin dan mineral

Makanan tinggi vitamin dan mineral juga bagus dikonsumsi selama masa penyembuhan. Makanan ini terdapat dari sumber nabati, sayur dan buah-buahan. WHO menyarankan konsumsi makanan seimbang mengandung buah-buahan sekitar 2 porsi dan sayuran sekitar 5 porsi per hari

Bunda dapat mengonsumsi sayuran hijau, polong-polongan, dan berbagai jenis buah-buahan. Pastikan buah tersebut tidak mengandung kadar gula tinggi, makanan kaleng, atau buah kering. Konsumsi buah sangat bermanfaat karena mengandung vitamin, mineral dan cairan yang dibutuhkan tubuh.

Selama masa penyembuhan, Bunda disarankan untuk tetap memerhatikan asupan suplemen tertentu, misalnya vitamin C, D, E, dan Zinc. Biasanya orang yang sedang melakukan isolasi mandiri (isoman) sudah mendapatkan resep multivitamin ini.

3. Makanan mengandung karbohidrat kompleks

Bunda bisa mengonsumsi makanan mengandung karbohidrat kompleks selama sakit COVID-19. Sumber karbohidrat kompleks ini ada di biji-bijian dan umbi-umbian, seperti beras, singkong, talas, kentang, dan oat gandum.

Beberapa makanan tersebut mengandung serat yang baik untuk mikrobioma usus atau bakteri baik di sistem pencernaan.

4. Konsumsi cairan yang cukup

Selain makanan bergizi, kita juga perlu memenuhi asupan cairan saat terinfeksi virus COVID-19. Cairan yang terbaik adalah minum air putih atau air yang tidak mengandung kalori.

Kebutuhan cairan dapat dipenuhi dengan minum susu atau sayuran berkuah, seperti sup. Jika ingin minum susu, maka pilihlah yang susu rendah lemak atau skim. Perlu diingat bahwa konsumsi susu tidak bisa menyembuhkan atau membunuh virus COVID-19.

Selain susu dan air putih, Bunda juga bisa minum air kelapa atau air madu. Air kelapa muda mengandung elektrolit dan gulanya rendah, sehingga aman dikonsumsi saat terpapar COVID-19. Sementara madu bisa dikonsumsi secukupnya, minimal 2 sendok teh dan dilarutkan dalam air.

Namun, konsumsi madu tidak disarankan berlebihan karena mengandung gula yang juga tinggi kalori sehingga kita tak perlu minum madu atau air larutan madu setiap hari.

Bila bosan dengan air putih dan air kelapa, Bunda bisa memenuhi asupan cairan dari teh hijau dan infused water yang ditambahkan potongan buah-buahan. Selain itu, minum empon-empon campuran rempah seperti jahe dan kayu manis juga bisa menggantikan air putih. Penting diingat bahwa orang dewasa membutuhkan sekitar 2,5 liter cairan setiap hari.

Simak cara mengembalikan indra penciuman dan perasa yang hilang di halaman selanjutnya!

Saat isoman perhatikan obat-obatan dalam video di bawah ini ya:

[Gambas:Video Haibunda]




MENGEMBALIKAN INDRA PENCIUMAN YANG HILANG

Healthy foods containing vitamin D. Top view

Makanan untuk bantu sembuhkan COVID-19/ Foto: Getty Images/iStockphoto/yulka3ice

Mengembalikan indra penciuman dan perasa yang hilang

Kehilangan indra penciuman dan perasa (anosmia) adalah gejala umum yang dialami pasien COVID-19. Setiap orang membutuhkan waktu yang berbeda sebelum kedua indra ini kembali.

Namun, umumnya anosmia berlangsung satu minggu hingga satu bulan dan membaik dengan sendirinya. Selama mengalami gejala ini, kita dapat melatih indra penciuman dan perasa agar kembali dengan cepat.

Salah satu caranya adalah mencium atau merasakan bahan makanan yang punya aroma kuat, seperti bawang putih, lemon, kulit jeruk (minyak aroma jeruk), rempah-rempah seperti kayu manis, jahe, atau sereh. Bunda juga dapat menggunakan essential oil yang diteteskan di atas air panas. Kemudian, cium atau hirup aroma essential oil tersebut secara bergantian. Beberapa essential oil yang bisa digunakan adalah aroma lemon, peppermint, atau eucalyptus.

Sumber vitamin dan mineral untuk dikonsumsi pasien COVID-19

Vitamin C, D, E, dan mineral Zinc merupakan sumber nutrisi yang dikonsumsi selama terpapar COVID-19. Selain dari suplemen, sumber vitamin dan mineral ini juga bisa didapatkan dari makanan. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Vitamin C

Vitamin C diperlukan untuk menjaga daya tahan tubuh. Vitamin ini bisa didapatkan dari beberapa jenis buah dan sayuran.

Buah yang mengandung vitamin C adalah jeruk mandarin, sunkist, strawberry, kiwi, dan jambu merah. Sementara di sayuran, vitamin ini bisa didapatkan di brokoli, cabe merah, dan paprika.

Konsumsi vitamin C dalam bentuk suplemen sebaiknya tidak berlebihan atau melebihi dosis. Kelebihan vitamin ini bisa berbahaya dan menyebabkan keracunan atau toksisitas.

Dosis maksimal vitamin C adalah 1000 mg per hari. Sebenarnya tubuh kita setiap hari membutuhkan vitamin C yang tidak terlalu tinggi.

Kebutuhan dewasa adalah 65 sampai 90 mg per hari, atau tidak lebih dari 120 mg per hari pada ibu menyusui.

Tanda awal keracunan vitamin C adalah diare. Pada kondisi mengalami penyakit ginjal, vitamin C dengan dosis tinggi bisa berbahaya karena dapat meningkatkan produksi oksalat pada ginjal. Oksalat kalau terlalu banyak bisa mengendap di ginjal dan menyebabkan batu ginjal.

2. Vitamin D

Sumber vitamin D bisa didapatkan dari makanan hewani, seperti ikan salmon, sarden, hati ikan kod, dan tuna. Selain itu, vitamin D juga bisa diperoleh dari telur dan susu kedelai yang sudah difortifikasi vitamin D. Biasanya ini tersedia dalam bentuk pro vitamin D, yakni sumber vitamin D yang berubah menjadi vitamin D dalam tubuh.

Selain konsumsi makanan tersebut, Bunda juga perlu berjemur di bawah sinar matahari sekitar 15 menit di antara jam 11.00 sampai 13.00. Vitamin D dapat dibuat di dalam tubuh dengan baik bila kita berjemur di bawah sinar matahari.

3. Vitamin E

Makanan yang tinggi vitamin E adalah sayuran hijau, misalnya kacang-kacangan seperti almond, walnut, atau biji-bijian seperti kuaci. Selain itu, vitamin ini juga ditemukan di buah-buahan seperti kiwi dan alpukat. Beberapa jenis seafood juga kaya akan vitamin ini, Bunda.

4. Zinc

Makanan tinggi Zinc terdapat pada sumber hewani, seperti daging merah, seafood, dan ikan. Daging putih seperti daging ayam juga masih mengandung Zinc. Sumber mineral ini juga ditemukan pada beberapa jenis kacang-kacangan dan biji-bijian.

Mencegah COVID-19

Sama seperti masa pemulihan, untuk mencegah COVID-19 juga perlu diperhatikan asupan nutrisi yang masuk ke tubuh. Pastinya kita harus makan sehat, bergizi, dan seimbang.

Hindari makanan junk food, tinggi gula, lemak, dan garam. Sehat itu juga harus seimbang antara kebutuhan makronutrien dan mikronutrien. Artinya, makanan yang dikonsumsi mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, vitamin dan mineral. Semua kandungan tersebut bisa didapatkan dari makanan sehari-hari.

Selain makan utama, perhatikan juga camilan sehat di antara waktu makan. Hindari camilan junk food yang terlalu gurih atau mengandung banyak garam dan gula. Lebih baik konsumsi camilan yang segar, seperti seperti buah atau kacang-kacangan.

Sementara itu, untuk meningkatkan imun tubuh, kita bisa konsumsi suplementasi vitamin C, D, E, dan Zinc. Agar lebih mudah, minum saja multivitamin yang sudah mengandung semua vitamin dan mineral tersebut ya.


(rap/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda