
moms-life
Kisah Dewi Sartika, Nikahi Guru Duda & Bangun Sekolah Perempuan di Priangan
HaiBunda
Selasa, 17 Aug 2021 14:30 WIB

Raden Ayu Dewi Sartika bukanlah anak perempuan biasa kala itu. Ia adalah anak perempuan dari Patih Bandung, Raden Rangga Somanagara. Perempuan yang lahir 4 Desember 1884 itu memberikan pertanda baik bagi keluarganya.
Saat masih kecil, Dewi Sartika beruntung bisa bersekolah di sekolah kelas satu - De Scholen der Eerste Klasse. Tidak seperti nasib anak perempuan lainnya yang tidak bisa bersekolah, lantaran yang diprioritaskan hanya anak laki-laki. Sang ayah lah yang menyekolahkan Dewi untuk dijadikan bekal anaknya di kehidupan dewasa.
Enden Uwi, panggilan Dewi Sartika, tumbuh menjadi anak yang cerdas, kritis, dan lincah. Sang ibunda, Raden Ayu Rajapermas juga tak lupa mengajarkan budi pekerti dan keterampilan di rumah.
"Tuan guru bilang Uwi cepat sekali menyerap pelajaran, terutama bahasa Belanda dan Inggris. Ia juga disenangi teman-temannya," ucap ayah Dewi Sartika menceritakan pada istrinya, dikutip dari buku Raden Dewi Sartika: Pendidik Bangsa dari Pasunda karya E.Rokajat Asura.
Akan tetapi, takdir berkata lain. Tak lama, sang ayah dihukum buang ketika Kanjeng Dalem datang dan menganggapnya sebagai oposisi. Sejak itu Dewi Sartika tak bisa melanjutkan sekolahnya. Namun, ia tidak menyerah begitu saja.
Tumbuh menjadi seorang gadis 18 tahun, Dewi Sartika memanfaatkan masa mudanya untuk mengabdikan diri pada pendidikan. Ia mengajarkan anak-anak gadis yang kebanyakan adalah kerabat dekatnya.
Meski tak dapat imbalan sepeser pun dari mengajar, Dewi merasa senang anak-anak itu mau datang dan mau belajar. Sementara, sang ibunda khawatir dengan masa depan Dewi Sartika, di usia 18 seharusnya sudah memikirkan membangun rumah tangga alias menikah.
"Itulah yang bisa Uwi lakukan sekarang, agar kaum perempuan tak selalu menggantungkan hidupnya pada orang tua dan suaminya kelak. Uwi yakin, insyaAllah, cara yang dipilih sekarang ini sudah benar," kata Dewi Sartika meyakinkan ibunda.
Sampai akhirnya, kabar kegiatan belajar mengajar oleh Dewi Sartika ini terembus ke telinga pemerintah, terutama Kanjeng Dalem. Dewi Sartika pun diizinkan mendirikan Sakola Istri dan di momen itulah ia bertemu jodohnya, seorang guru duda bernama Raden Agah Kanduruan Suriwinata.
Baca kelanjutannya di halaman berikut.
Simak juga video MUA yang membuat konten kreatif soal riasan wajah yang bertemakan Hari Kemerdekaan:
DEWI SARTIKA TOLAK SEORANG PRIAYI, PILIH GURU DUDA
Ilustrasi wanita/ Foto: Getty Images/iStockphoto/vanbeets
Selama mengajar di Sakola Istri, Dewi Sartika berkenalan dengan seorang duda, guru di Sekolah Pelatihan Guru Karang Pamulang. Duda itu adalah Raden Agah Kanduruan Suriwinata. Perkenalan Dewi dengan guru duda itu terjadi secara singkat di Pendopo Dalem. Jatuh cinta pada kesan pertama, laki-laki berkumis tebal itu sukses membuat Dewi Sartika menolak lamaran dari seorang priayi, putra Pangeran Djajadiningrat.
Penasaran dengan sosok Raden Agah, Dewi Sartika dapat informasi tentang pria pujaan hatinya. Ternyata, ia adalah duda beranak dua, yang seorang putranya meninggal dunia menyusul istrinya yang meninggal lebih dahulu.
Raden Agah pun rupanya memiliki ketertarikan pada Dewi Sartika, ia mengantar jemput Dewi dengan naik sepeda. Tak jarang pula, ia memberikan nasihat pada Dewi selama perjalanan pulang ke rumah.
"Hidup itu seperti naik sepeda ini, Dik. Kita sendiri yang harus mengendalikan laju dan arahnya. Kerikil-kerikil yang mengadang, harus dilalui, dihindari tetapi sesekali digilas kalau merasa mampu mengatasinya. Tanpa itu kita akan jatuh," kata Raden Agah.
Kedekatan Raden Agah dan Dewi Sartika rupanya belum direstui ibunda, terlebih kakaknya, Raden Somamur. Kakaknya bahkan terang-terangan tak menyukai kedatangan Raden Agah di rumah. Tak ada senyum pada bibirnya ketika guru duda itu datang.
Keseriusan Dewi Sartika pada Raden Agah itu terbukti ketika kedua teman dekatnya Nyi Purwa dan Nyi Uwid bertanya tentang hubungan mereka. Dewi mengaku tahu kalau ibunda dan kakaknya tak setuju saat itu.
Baca kelanjutannya di halaman berikut.
NIKAHI GURU DUDA, BUKA JALAN DEWI SARTIKA SUKSES BANGUN SEKOLAH
ilustrasi surat lawas/ Foto: iStock
"Apa Uwi sudah pikirkan baik buruknya menikah dengan Kang Agah?" tanya sahabatnya.
"Memangnya kenapa? Kalian meragukan kesungguhan saya? Kesungguhan Kang Agah yang akan meminang?" jawab Dewi Sartika.
Dewi Sartika juga tak permasalahkan status duda Raden Agah. Ia mengaku sudah siap mengasuh dan menjadi bunda bagi putra Raden Agah. Baginya, mengurus anak piatu itu termasuk ibadah.
"Saya memang belum menikah, Uwid, Purwa. Tapi ketika sekolah kita ini pertaa kali dibuka, saya sudah menjadi ibu bagi anak-anak didik kita. Selama dua tahun sudah banyak pelajaran yang saya peroleh, bagaimana seharusnya mendidik dan mengasuh anak," kata Dewi Sartika.
Begitu pula ketika Dewi Sartika meyakinkan ibunda dan kakaknya. Ia memberikan alasan yang jelas dan logis. Baginya, meski duda, Raden Agah kelak bisa menjamin kebahagiaannya di masa depan.
Selang seminggu setelah perdebatan antara Dewi Sartika dan sang kakak, Raden Agah memberanikan diri untuk datangi rumah dan melamar Dewi Sartika. Ia berbicara dengan tenang, runtut, menunjukkan intelektualitas, dan emosi yang stabil.
Ibunda dan Den Somamur akhirnya melihat niat baik Raden Agah meminang Dewi Sartika. Mereka pun menikah secara sederhana dan khidmat.
Seperti bertemu jodoh, Dewi Sartika ternyata bisa membangun dan mengembangkan Sakola Istri. Pada November 1910, Dewi Sartika menghadiri peresmian Perkumpulan Kautaman Istri yang dibentuk Tuan Boissevain. Satu hal yang dianggap positif dari keberadaan organisasi tersebut adalah begitu mudahnya dana bantuan dikumpulkan.
Dana tersebut sebagian besar menjadi dana tetap yang disumbangkan untuk Sakola Istri. Satu tahun kemudian, Sakola Istri diganti menjadi Sakola Keutamaan Istri. Sekolah perempuan yang mereka dirikan itu bisa membua cabang di daerah lain, di Jawa Barat seperti di Tasikmalaya, Garut, Sumedang, Purwakarta, Cianjur, dan Sukabumi.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda