Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Cara Tepat & Penting dalam Pencegahan COVID-19, Pahami Lagi Yuk Bun

Annisa Afani   |   HaiBunda

Kamis, 19 Aug 2021 11:12 WIB

Low angle view of businesswoman with face mask working on desktop PC in the office.
Cara pencegahan COVID-19/Foto: Getty Images/iStockphoto/Drazen Zigic

Sampai hari ini, perjuangan kita melawan COVID-19 belum usai. Sejauh ini, hal yang paling ditegaskan bagi siapapun untuk terhindar dari penularan COVID-19 yakni dengan mematuhi protokol kesehatan. Tak hanya patuh, hal ini juga perlu dipraktikkan dengan baik dan benar ya, Bunda.

Pertama, Bunda dan keluarga harus selalu ingat untuk mencuci tangan secara berkala, tak menyentuh area wajah, dan selalu menyiapkan hand sanitizer sebagai pengganti jika tak ada fasilitas cuci tangan di tempat terdekat.

Kedua soal masker. Perlu untuk kembali diingat bahwa penggunaan masker yang benar yakni menutupi seluruh bagian wajah dari atas hidung hingga bawah dagu. Jangan pernah menurunkannya hingga bawah dagu, ya.

Saat ini, para peneliti juga telah menyarankan untuk penggunaan masker tambahan untuk perlindungan hingga 85 persen, Bunda. Dalam praktiknya, Bunda dan keluarga bisa menggunakan masker medis di bagian dalam lalu dilapisi masker kain di sisi luar.

Lalu yang ketiga yakni terkait kegiatan di luar rumah. Sejak beberapa waktu yang lalu, pemerintah menerapkan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Kebijakan ini diputuskan oleh pemerintah untuk membatasi kegiatan masyarakat di luar rumah khusus wilayah Jawa hingga Bali. Dengan ini, maka diharapkan dapat mengurangi kerumunan di tempat umum atau luar rumah dan bisa menekan jumlah penularan kasus COVID-19.

Tiga aturan paling penting yang telah digaungkan oleh Satgas Penanggulangan COVID-19 dari awal pandemi ini berlaku bagi siapapun, Bunda. Ini termasuk pada masyarakat yang telah mendapatkan dua dosis vaksinasi COVID-19.

Sebagaimana dikutip dari situs web covid19.go.id, vaksin bukan obat dan tak menjadi seseorang kebal atas virus yang mengancam ya, Bunda. Vaksin ini hanya akan mendorong atau mendukung pembentukan kekebalan spesifik pada tubuh agar terhindar dari penularan ataupun kemungkinan sakit berat. Itu sebabnya, protokol kesehatan tetap harus dilakukan agar risiko penularannya bisa dihindari.

Selengkapnya, simak di halaman berikut ya, Bunda.

Simak juga ribuan anak menjadi yatim piatu karena COVID-19:

[Gambas:Video Haibunda]




PERUBAHAN PERILAKU

Blonde woman in isolation at home for virus outbreak

Pencegahan COVID-19/Foto: Getty Images/ArtistGNDphotography

Dalam upaya melawan COVID-19, kita juga perlu yang namanya perubahan perilaku, Bunda. Perilaku sendiri diartikan sebagai aksi atau tindakan seseorang terkait diri sendiri maupun orang lain.

Mengutip dari Pedoman Perubahan Perilaku Penanganan COVID-19 yang diterbitkan oleh Satgas Penanganan COVID-19, hal utama yang diharapkan dalam perubahan ini ialah:

1. IMAN

Yaitu beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

2. AMAN

Yaitu patuh terhadap protokol kesehatan pencegahan COVID-19 yang sering dikenal dengan istilah 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan pakai sabun.

3. IMUN

Yaitu beristirahat dengan cukup, olahraga teratur, tidak panik, bergembira, dan mengonsumsi makanan dengan bergizi seimbang.

Untuk diketahui, strategi pencegahan oleh Satgas Penanganan COVID-19 Bidang Perubahan Perilaku ini memang difokuskan pada peningkatan kepatuhan 3M. Setiap orang harus mau dan mampu melakukan perubahan perilaku kepatuhan sehingga dapat mencegah terjadinya penularan.

Apalagi, saat ini makin banyak orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 tanpa gejala. Oleh karena itu, perilaku sehat 3M ini menjadi upaya pencegahan yang penting.

Organisasi Kesehatan Duni (WHO) pun telah menjelaskan bahwa ada beberapa kelompok yang paling banyak menyebarkan virus COVID-19. Mereka ialah orang-orang yang berada pada rentang usia 20 - 40 tahun.

Selain itu, ada pula kelompok orang-orang dengan risiko tinggi tertular COVID-19, yaitu:

1. Miliki komorbid

Berpenyakit penyerta atau komorbid seperti hipertensi, diabetes, jantung, asma, dan gagal ginjal.

2. Imun lemah

Memiliki daya tahan tubuh (imunitas) rendah juga amat berisiko. Ini karena tubuh tak mampu secara maksimal menjaga dan mencegah virus menginfeksi saat masuk dalam tubuh.

3. Orang tua

Orang-orang tua yang berusia lanjut (lansia) di atas 60 tahun.

4. Obesitas

Mengalami obesitas atau berat badan berlebihan berdasarkan perhitungan massa indeks tubuh di atas 27Kg/m2.

Simak informasi selengkapnya di halaman berikut ya, Bunda.

DERETAN MUTASI COVID-19, BERAGAM & LEBIH CEPAT MENULAR

Doctor with a positive blood sample for the new variant detected of the coronavirus strain called covid DELTA. Research of new strains and mutations of the Covid 19 coronavirus in the laboratory

Varian COVID-19/Foto: Getty Images/iStockphoto/Diy13

Virus COVID-19 pun sejauh ini terus bermutasi, Bunda. Hingga saat ini, sudah ada berbagai varian baru dengan gejala yang baru pula yang lebih mengancam.

WHO telah mengumumkan nama-nama baru bagi varian virus COVID-19 yang tersebar di berbagai negara. Penamaan ini dilakukan dengan sejumlah pertimbangan.

"WHO mengumpulkan sekelompok ahli mitra dari seluruh dunia untuk melakukannya, termasuk para ahli yang merupakan bagian dari sistem penamaan yang ada, ahli nomenklatur dan taksonomi virus, peneliti, dan otoritas nasional," tulis keterangan WHO, dikutip dari CNBC Indonesia.

Varian baru ini perlu dikenali dan dipahami. Dengan begitu, Bunda bisa lebih peka dengan gejala-gejala yang ditimbulkan. Berikut nama varian COVID-19 yang perlu Bunda ketahui:

1. Varian B.1.1.7 (Alpha)

Varian ini pertama kali muncul di Inggris pada akhir tahun lalu. Gejala dari varian ini yaitu demam, batuk, sulit bernapas, menurunnya fungsi indera pengecap dan penciuman, hingga keluhan di saluran pencernaan.

Varian ini pertama kali ditemukan di Teluk Nelson Mandela, Afrika Selatan pada Oktober 2020. Varian ini disebut memiliki kemampuan penularan yang lebih cepat dan berpotensi mengakibatkan kematian yang tinggi

3. Varian P.1 (Gamma)

Varian ini pertama kali ditemukan di Brasil. Sebelumnya, varian ini disebut sebagai varian Brasil.

4. Varian B.1.617.2 (Delta)

Ini merupakan varian dari mutasi ganda E484Q dan L452R. Varian ini disebut lebih menular dan bisa menyebar lebih cepat

5. Varian B.1.427/B.1429 (Epilson)

Varian ini pertama kali ditemukan di California, Amerika Serikat. Varian ini dikhawatirkan sebagai varian yang mengarah kepada tingkat penularan dan penyakit yang lebih parah.


(AFN/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda