Cerita Bule Jerman & Suami Asal Cirebon Bangun Kos-kosan dari Hasil Ngevlog

Viola dan Agus / Foto: Instagram @vigus.vio

Bisnis kos-kosan menjadi salah satu jenis bisnis properti yang menjanjikan. Banyak pasangan suami istri yang menjalankan bisnis ini, termasuk bule Jerman dan OB asal Indonesia berikut ini.

Kisah Viola yang menikahi seorang OB sempat viral di media sosial. Meski hidup sederhana, Viola sangat bahagia setelah menikah dengan Agus. Kini mereka menetap di Indonesia.

Demi menambah pendapatan, Agus dan Viola menjalankan kanal YouTube bernama Vigus Gitanto. Tak disangka, uang hasil membuat vlog mereka dapat digunakan sebagai modal membangun kos-kosan.

Viola bercerita, lahan tempat mereka membangun kos-kosan tadinya merupakan rumah peninggalan nenek Agus. Pasangan beda negara itu memutuskan untuk memulai bisnis dan membangunnya menjadi kos-kosan, Bunda.

Wanita Batak Cerai dari Bule Kaya/ Foto: HaiBunda/ Mia Kurnia Sari

"Rumah ini sebelumnya adalah rumah dari nenek Agus tapi dia meninggal tahun lalu. Agus punya cukup uang buat beli ini. Karena rumah ini sudah rusak jadi kami harus benahi," kata Viola, dikutip dari kanal YouTube Vigus Gitanto.

Selama ini, banyak orang menilai Viola merupakan bule tajir hanya karena ia merupakan warga negara asing. Namun pada kenyataannya, mereka mengumpulkan modal membangun kos-kosan dengan bekerja keras.

Selama menikah, Viola dan Agus sangat rutin membuat konten vlog. Berbagai suka dan duka mereka lalui bersama hingga akhirnya dapat memulai bisnis kos-kosan.

"Kalian pikir mungkin bule kaya banget, padahal uang ini hasil dari YouTube, tiga tahun kerja keras, tidur di luar karena tidak punya rumah. Tidak punya mobil, tidak makan di restoran," katanya.

Setelah mengumpulkan modal dari hasil kerja keras, mereka membongkar rumah peninggalan nenek Agus untuk dijadikan kos-kosan. Rumah tersebut dibangun di daerah Cianjur, Jawa Barat.

Viola menjelaskan, kos-kosan itu nantinya akan dibangun menjadi delapan kamar. Ada apa saja di dalam kos-kosan mereka? Simak di halaman selanjutnya.

Saksikan juga video kisah wanita Yogyakarta yang nikahi bule supir bus.

[Gambas:Video Haibunda]

ISI KOS-KOSAN BULE

Viola dan Agus / Foto: Instagram @vigus.vio

Pasangan bule Jerman dan OB Indonesia itu akan merintis bisnis kos-kosan tak lama lagi. Delapan kamar kos-kosan nantinya bakal disewakan untuk umum Bunda.

Kos-kosan mereka terdiri dari dua kamar berukuran kecil dan enam kamar lebih besar. Viola dan Agus juga berencana untuk memberi dapur umum di kos-kosan mereka.

"Sekarang kami punya rumah ini dan kos-kosan untuk investasi. Ini belum selesai bangunannya. Rencananya nanti ada dapur di tengah buat semua orang," kata Viola.

Viola sangat bersemangat memperlihatkan proses pembangunan kos-kosan mereka. Ia bahkan sampai ikut mengaduk semen, Bunda.

Bule cantik asal Jerman itu dibuat penasaran dengan metode pembangunan rumah di Indonesia yang sangat tradisional. Ia sampai heran melihat bambu dan kayu yang digunakan sebagai penopang seadanya.

"Ada satu yang aneh buat saya, ini harusnya safety first tapi ini sangat bahaya, tidak aman. Takut jatuh atau ambruk. Tapi mereka bekerja sangat keras," ucapnya.

Kos-kosan mereka diperkirakan selesai dibangun dua bulan kemudian. Setelah itu, Viola dan Agus akan mulai mempromosikan kos-kosan ke warga sekitar.

Simak cerita di halaman selanjutnya, Bunda.

HARGA SEWA KOSAN BULE

Viola dan Agus / Foto: Instagram @vigus.vio

Viola dan Agus sudah tak sabar menjalankan bisnis kos-kosan mereka. Agus bercerita, ia bersyukur memiliki tanah di Cirebon karena biaya membangunnya terbilang cukup murah.

"Di Cirebon kan semua masih murah ya, bahan makan murah, material juga tidak terlalu mahal. Kurang lebih hampir Rp 450 jutaan (modal)," ungkap Agus.

Apabila proses pembangunan telah selesai, Agus dan Viola akan menyewakan kos-kosan mereka dengan harga terjangkau. Sebab, di sekitar daerah tersebut masih terdapat banyak warga yang kurang mampu.

Pada umumnya, kos-kosan di Cirebon disewakan dengan harga mulai dari Rp400 ribu-Rp800 ribu. Namun mereka akan menyewakan dengan harga lebih murah, Bunda.

"Mungkin kita lebih murah ya karena di sini banyak orang kurang mampu," ujarnya.