Pernah Dihujat & Disuruh Pensiun, Greysia Polii Beri Pesan 'Ajaib' untuk Ribka Sugiarto

Greysia Polii / Foto: Instagram @greyspolii

Menjadi juara dunia tak membuat Greysia Polii terbebas dari nyinyiran publik. Rupanya masih banyak orang yang sering mencibir peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 itu, Bunda.

Sebagai atlet kebanggaan Tanah Air, perjuangan Greysia Polii tak luput dari komentar negatif. Di balik ramainya dukungan untuk Greysia Polii, terdapat pula ucapan jahat yang dilontarkan kepada wanita 34 tahun itu.

Greysia Polii bercerita, ketika kalah, komentar jahat itu semakin deras berdatangan. Banyak orang mencari celah untuk menjatuhkan semangatnya. Bahkan wanita kelahiran 1987 ini sampai disuruh pensiun, Bunda.

"Wah sudah harus pensiunlah. Ah masa pemain profesional begini mainnya. Sudah terlalu banyak hal-hal seperti itu karena saya sudah terlalu lama bermain bulutangkis," ungkap Greysia Polii di kanal YouTube Deddy Corbuzier.

Banner Tips Parenting Anak Cerdas/ Foto: HaiBunda/Mia Kurnia Sari

Meski begitu, Greysia Polii berusaha tidak menanggapi nyinyiran warganet. Ia tetap maju hingga berhasil membawa pulang medali emas di Oilimpiade Tokyo 2020 bersama Apriyani Rahayu.

Lambat laun, cibiran netizen sudah tidak lagi mengganggu Greysia Polii, "Jadi perkataan seperti itu, sampai yang menyakitkan juga, aku sudah enggak dengar lagi."

Atlet berdarah Minahasa itu tetap konsisten dalam berlatih bulutangkis. Menurutnya, keberuntungan tidak didapatkan dengan tangan kosong. Sering berlatih membuat ia dan Apriyani semakin dekat dengan keberuntungan.

Sebagai juara dunia,Greysia Polii tak besar kepala dengan kemenangannya. Ia malah memberikan dukungan kepada para penerusnya, termasuk Siti Fadia Silva dan Ribka Sugiarto yang menyumbang poin untuk Indonesia di Piala Sudirman 2021, Vantaa, Finlandia.

Ada sebuah pesan 'ajaib' yang bisa mengantarkan Ribka Sugiarto dan Siti Fadia berhasil meraih kesuksesan di pertandingan mereka.

"Kak Greysia juga menyampaikan pesan untuk bermain nothing to lose dan memberikan yang terbaik. Itu benar-benar menambah semangat kami," ungkap Fadia, dikutip dari laman resmi PBSI.

Greysia Polii mengatakan bahwa keberuntungan dapat tercipta dengan sendirinya apabila kita berusaha keras, Bunda. Kuncinya adalah dengan membangun kegigihan dalam diri sendiri.

"Persistent itu dibutuhkan. Sekali kamu berusaha keras, nah itu akan menimbulkan luck. Keberuntungan itu bisa diciptakan sewaktu kita ada kesiapan," ucap Greysia.

Greysia Polii tak memungkiri bahwa kemenangan mereka tak lepas dari dukungan banyak pihak. Meski sudah berlatih keras, ia mengaku ada orang lain yang juga membantu mereka untuk meraih kesuksesan.

Selama berlatih, Greysia Polii dibantu oleh para junior serta pelatih. Sebagai atlet, ia juga bersyukur memiliki support system yang membantu mereka melewati jatuh bangun di dunia olahraga.

"Kalau tidak ada support system yang betul dari mindset, keluarga, keseharian kita, latihan, masyarakat Indonesia, kalau tidak ada itu kita tidak akan menjadi apa-apa. Kita akan di rumah saja," tutur Greysia Polii.

Salah satu rasa syukur terbesar Greysia Polii adalah ia memiliki support system yang begitu besar dari keluarga. Simak di halaman berikutnya, Bunda.

Simak juga video fakta masa kecil Greysia Polii.

[Gambas:Video Haibunda]

DAPAT BANYAK DUKUNGAN

Greysia Polii / Foto: Instagram @greyspolii

Keluarga menjadi anugerah terbesar bagi Greysia Polii. Kesuksesannya di Olimpiade Tokyo 2020 tak luput dari peran keluarga sebagai support system utama.

Apalagi sejak menikah, kebahagiaan Greysia Polii semakin bertambah karena kehadiran suami yang setia. Tak hanya menjadi sosok religius yang senantiasa memberikan dukungan rohani, suami Greysia Polii juga senantiasa memenuhi kebutuhan materilnya.

"Kita selalu ada. Puji Tuhan suami juga mendukung, jadi selalu ada budgeting," kata anak ketiga dari lima bersaudara ini.

Greysia Polii bersyukur bahwa berkat bulutangkis, ia mampu mendongkrak kondisi ekonomi keluarganya yang dulu sempat tidak mampu. Kini ia hidup sebagai atlet sukses yang bisa membahagiakan keluarga.

"Kalau dibilang background, Saya juga bukan dari keluarga yang berada. Tetapi itu kan dulu. Sekarang karena musimnya sudah berbeda, ada dunia bulutangkis yang ibaratnya sudah bisa membiayai kehidupan saya dan keluarga saya sekarang," ungkap Greysia.

Sebelum menjadi juara dunia, Greysia Polii sempat melewati pahitnya kehidupan di masa kecil. Baca di halaman berikutnya, Bunda.

PERNAH HIDUP SUSAH

Foto: Instagram @greyspolii

Sebelum menjadi bintang di Olimpiade Tokyo 2020, Greysia Polii lahir dari keluarga tak berada dan harus memulai segala sesuatunya dari nol. Sang ayah bahkan sudah meninggal sejak usianya menginjak 2 tahun, Bunda.

"My dad itu passed away di saat gue umur dua tahun. Tadinya kalau pas ada my dad ya mungkin (dari keluarga) medium, lah," kata Greysia, dikutip dari kanal YouTube Boy William.

Greysia juga mengungkap bahwa kakak-kakaknya kala itu sudah bisa hidup sendiri karena sudah besar. Karenanya, sang Bunda harus banting tulang untuk menghidupi Greysia.

"Tapi waktu dia meninggal, langsung tuh nyokap gue sendirian. Gue beda sama kakak-kakak gue itu 17-18 tahun. Jadi mereka sudah hidup sendiri. Jadi nyokap gue (berjuang) dari nol banget," ungkapnya.

Greysia sendiri mulai gemar bermain bulutangkis sejak usianya masih kanak-kanak, Bunda. Di usianya yang menginjak 8 tahun, Greysia dan sang Bunda memutuskan untuk pergi ke Jakarta untuk menggapai cita-citanya.

"Karena gue ingin main bulutangkis, ya. Nyokap gue juga sangat mendukung. Jadi 8 tahun tuh gue sudah ke Jakarta untuk main bulutangkis dan juga sekolah," kata istri Felix Djimin.

"Ngorbaninnya banyak banget, sih. Nyokap gue harus kayak menjahit baju untuk bisa bayar SPP. Ya banyak hal, lah," sambungnya.