
moms-life
Langkah Mudah Mengolah Sampah Plastik Multilayer & HDPE yang Berbahaya
HaiBunda
Selasa, 05 Oct 2021 13:19 WIB

Sampah plastik masih menjadi permasalahan dunia. Sifat sampah plastik yang sulit terurai sangat mengancam kelestarian lingkungan, termasuk di Indonesia.
Terlihat serupa, sampah plastik sebenarnya terdiri berbagai macam jenis. Setiap sampah memiliki tingkat kesulitan yang berbeda agar dapat diurai. Di Indonesia, ada dua jenis sampah plastik yang paling sulit diurai, Bunda.
Kedua sampah tersebut masih menjadi permasalahan lingkungan di Indonesia hingga saat ini. Sampah itu adalah plastik sachet multilayer dan sampah High Density Polyethylene (HDPE). Proses pembuatan kedua kemasan plastik ini membuat mereka tidak mudah untuk diurai, Bunda.
"Sampah plastik sachet yang terbuat dari jenis plastik multilayer ini sangat sulit untuk terurai. Kemasan ini terbuat terbuat dari lapisan plastik tipis, lapisan aluminium, serta ketas yang dilaminasi," tutur Asrini Suhita, Sales Senior Director & Sustainability Leader P&G Indonesia di webinar P&G Concious Living, Selasa (5/10/21).
Lapisan yang bertumpuk membuat kemasan plastik tersebut sangat sulit untuk dipisahkan. Selain itu, bahan baku pembentuk kemasan sachet multilayer terbuat dari benda yang punya titik leleh berbeda sehingga tidak mudah untuk dilebur.
Sama halnya dengan kemasan plastik HDPE. Produk dengan kemasan tersebut memiliki sifat bahan yang lebih kuat dan keras. Sampah plastik HDPE juga tahan terhadap suhu tinggi, Bunda. Itu sebabnya, sampah sachet multilayer dan kemasan HDPE sangat sulit untuk diolah kembali.
"Tantangan pengelolaan sampah sachet atau plastik multilayer adalah perihal proses penguraiannya yang sulit. Sedangkan sampah plastik HDPE, yang merupakan salah satu kontribusi sampah terbesar saat ini, belum memiliki nilai ekonomi," ujarnya.
Menurut data Bappenas dan Kementerian Maritim dan Investasi, ada sekitar 170 ribu ton sampah yang dihasilkan oleh Indonesia setiap hari, Bunda. Namun sayangnya, hanya sekitar 10 hingga 15 persen yang dapat diproses untuk didaur ulang.
Sekitar 62 persen dari keseluruhan sampah tersebut didominasi oleh sampah yang berasal dari rumah tangga. Oleh sebab itu, Bunda dan keluarga punya peran penting dalam mengendalikan rantai pembuangan sampah, khususnya untuk kedua jenis plastik tersebut.
Bagaimana cara memanfaatkan sampah sachet multilayer dan plastik HDPE? Baca di halaman berikutnya, ya.
Bunda, saksikan juga video tutorial mengolah sampah gelas plastik menjadi lampu hias:
CARA MENGATASI SAMPAH HDPE & MULTILAYER
Ilustrasi Sampah Plastik / Foto: iStock
Pengelolaan limbah plastik sudah seharusnya dimulai dari rumah, Bunda. Pisahkan antara sampah basah dengan sampah kering. Kemudian pisahkan juga sisa produk kemasan multilayer dan HDPE.
Melalui program Conscious Living, P&G bekerjasama dengan start up Octopus selaku operator pemilahan sampah. Layanan ini diciptakan guna mendukung proses pengelolaan sampah yang terintegrasi.
Bunda hanya tinggal mengunduh aplikasi Octopus untuk memanggil para pelestari yang yang ditugaskan khusus mengambil sampah sachet multilayer dan HDPE.
Nantinya, mereka akan membawa sampah tersebut ke tempat pengolahan khusus sehingga tak lagi terbengkalai di TPA. Bunda juga bisa mendapatkan hadiah saat mengirim sampah lho.
"Sampah yang sulit diurai akan diolah menjadi energi terbarukan, yaitu pengganti batu bara. Konsumen yang membantu mengumpulkan sampah ini akan mendapatkan poin setiap kali memanggil pelestari. Poin bisa ditukar dengan pulsa, token listrik, dan lain-lain," papar Asrini.
Asrini mengatakan, kerjasama dengan para pelestari juga dapat meningkatkan mutu hidup mereka. Sebab, sampah multilayer dan HDPE yang biasanya tak bernilai dari segi ekonomi kini dapat menambah pendapatan mereka.
Melalui kerjasama ini, kemasan sachet multilayer dan plastik HDPE dari produk-produk P&G akan mulai dikumpulkan dari masyarakat di provinsi Jawa Barat. Ke depannya, Asrini menargetkan sekitar 30 ton sampah.
"Ada sekitar 2.800 pelestari yang bekerjasama untuk mengambil sampah dari konsumen. Targetnya sekitar 30 ton sampah, kami mulai dari Jawa Barat," kata Ririn, sapaannya.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Indonesia Disebut Negara Paling Banyak Makan Plastik, Apa Bahayanya Bagi Kesehatan Tubuh?

Mom's Life
Inspiratif! Wanita Lulusan S2 UGM Kerja di Pengolahan Limbah Tiap Hari Urus Sampah

Mom's Life
3 Tips Menerapkan Concious Living di Rumah, Mulai dengan Memisahkan Sampah

Mom's Life
Rekomendasi 5 Aplikasi Jual Sampah yang Menghasilkan Uang, Sudah Punya Belum Bun?

Mom's Life
Cerita Lulusan Hukum UGM Mirna Jadi Pemulung Sampah Organik, Inspiratif Bun


7 Foto
Mom's Life
7 Potret Nadine Chandrawinata & Dimas Anggara Wujudkan Impian Bangun Tempat Daur Ulang Sampah
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda