moms-life
Pindah ke Kanada, Sacha Stevenson Keluhkan Hal Ini & Ungkap RI Lebih Maju
Rabu, 27 Oct 2021 09:22 WIB
YouTuber Sacha Stevenson kembali hadir dengan cerita-cerita barunya nih, Bunda. Kali ini soal keluhan ia dan sang suami, usai pindah dan menetap di satu kampung negara asalnya, yakni Kanada.
Sebelum memulai, Sacha Stevenson ungkap bahwa dirinya sudah pantas menganggap apa-apa yang akan ia lontarkan sebagai keluhan. Menurutnya, keluhan-keluhan tersebut cukup ditahan selama sebulan sambil beradaptasi dengan semuanya.
Nah, Bunda penasaran kira-kira apa saja keluhan yang disampaikan Sacha dan suaminya tersebut? Selengkapnya, simak sebagai berikut, ya.
1. Sulit transfer uang
Hal pertama yang menjadi poin keluhan Sacha Stevenson dan sang suami yakni soal perbankan, Bunda. Katanya, sistem di sana sangat rumit dan menyulitkan keduanya.
"Transfer antarbank susah buat saya," dikutip dari channel YouTube Sacha Stevenson pada Selasa (19/10/2021).
Sacha Stevenson lantas menceritakan kronologi soal transfer uang yang ia alami. Katanya, ia tak bisa mengirim uang dari rekening pribadi ke bank lain, padahal kedua rekening tersebut miliknya.
"Kemarin kita coba transfer antar bank online ya, mereka harus lewat email jadi enggak bisa. Kalau di Indonesia, download mobile banking, kirim ke BRI atau BNI itu gampang, gitu. Beberapa klik selesai tidak ada yang punya masalah."
"Saya mau kirim dari Sacha Stevenson ke Sacha Stevenson lagi tapi beda bank dari e-mail. Kirimnya ada batas karena aku bukan orang penting, cuma $1000 perhari," bebernya dengan emosi.
Enggak sampai di situ, transaksi tersebut pun benar-benar ditolak. Ini karena aktivitas tersebut dinilai mencurigakan, sehingga ia diminta untuk hubungi pihak bank agar tetap dapat lakukan transfer uang
"Itu pun ditolak karena 'Fraud Detected. Please contact your provider' (Penipuan Terdeteksi. Silakan hubungi penyedia anda)," katanya.
Mau enggak mau, hal tersebut harus Sacha lakukan agar urusannya cepat selesai. Namun, merepotkan kembali ia temui. Proses yang ia lalui melalui telfon menghabiskan waktu hingga 4 jam lamanya.
"Terus saya telfon, 4 jam lho telfon ke sana-sini. Its a nightmare (itu mimpi buruk)," sambungnya dengan emosi.
2. Harus bikin janji
Hal lain yang menjadi keluhan Sacha dan sang suami yakni soal appoinment atau janji temu, Bunda. Di Kanada, hampir sebagian besar aktivitas dan layanan dimulai dengan membuat janji temu dahulu.
"Apa-apa di sini harus bikin appointment (janji temu) dahulu. Itu keluhan yang kedua," kata Sacha.
Pengalaman harus janji temu ini juga ditemui dalam hal perbankan, Bunda. Ini terjadi saat suami Sacha ingin membuka rekening baru di sana.
Namun saat tiba di tempat, pihak bank justru meminta mereka untuk lakukan janji temu dahulu dan tak langsung melayani. Tak tanggung-tanggung, keduanya diminta untuk menunggu dan datang lagi minggu depan.
"Mau buka rekening bank, pertama kita disuruh tunggu satu minggu like, "Oh buka rekening, ya? Kamu buru-buru? Lama bikin rekening di sini baru ada minggu depan. Ke sini lagi minggu depan', begitu," tutur Sacha tak menyangka dengan pengalaman tersebut.
Padahal, orang yang akan mereka temui untuk bikin rekening itu sebenarnya ada di sana, Bunda. Hanya saja, orang tersebut menolak dengan alasan sibuk dengan pekerjaan lain.
"Padahal banknya sepi-sepi saja saat itu," sambungnya.
Lantas, mereka pun pergi mencari bank lain. Di tempat ke dua, mereka juga diminta untuk bikin janji temu lagi. Namun untungnya, bank tersebut hanya meminta agar Sacha dan sang suami menunggu satu hari saja.
"Tapi kita ke bank kedua dan kita dapat appointment besoknya. So tergantung keberuntungan.
Berbicara soal janji temu, sebetulnya ada banyak pengalaman Sacha lainnya yang tak kalah bikin geleng-geleng kepala, Bunda. Termasuk salah satunya saat ia ingin memasang listrik di rumah baru.
Ia harus bikin janji dahulu, lalu karena Sacha sebelumnya tinggal lama di Indonesia, ia sempat tidak dipercaya akan membayar listrik secara rutin dan tepat waktu. Akhirnya, ibunda Sacha pun harus terlibat untuk menandatangani perjanjian sebagai jaminan bahwa dirinya mampu bayar listrik setiap bulan.
"Indonesia is so much advance (Indonesia jauh lebih maju). Ada listrik prepaid, listrik kalau kurang ke supermarket atau lewat handphone, bisa online banking semuanya gampang," katanya.
Simak kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda.
Bunda, tonton juga cerita awal Sacha Stevenson ke Indonesia dalam video berikut: