
moms-life
Keren Bun! Kisah Melani Jadi Peneliti Kanker di Jerman & Raih Beasiswa Penuh Doktoral
HaiBunda
Selasa, 02 Nov 2021 18:52 WIB

Ilmu dan pendidikan adalah salah satu modal agar seseorang bisa sukses, Bunda. Karena itu, tak ada batasan dalam menimba ilmu di dalam dunia pendidikan. Hal inilah yang dilakukan oleh pasangan asal Indonesia, Melani dan Yohanes.
Melani dan Yohanes adalah pasangan yang menimba ilmu di Jerman, Bunda. Awalnya, Melani dan Yohanes menjalankan pendidikan ilmu kedokteran. Namun, keduanya memutuskan untuk tidak melanjutkan hal itu.
Saat menjalankan pendidikan semester 3 di bidang kedokteran, ibunda Melani terserang penyakit kanker, Bunda. Oleh karena itu, Melani memutuskan untuk tidak melanjutkan studinya dan memilih untuk mempelajari pencegahan awal pada kanker.
"Saya tertarik terhadap cancer epidemiology karena saat semester 3 kuliah S1 kedokteran, ibu saya didiagnosis kanker payudara," kata Melani dilihat dari kanal YouTube CXO Media.
"Padahal pola hidup ibu saya cukup baik, dietnya teratur, sering makan sayur, jarang makan daging merah, aktivitas fisiknya pun cukup baik, juga tidak mengonsumsi rokok dan alkohol," sambungnya kemudian.
Hal ini kemudian menimbulkan banyak pertanyaan dalam benak Melani, Bunda. Bagaimana bisa pola hidup yang baik tetap bisa membuat seseorang terkena kanker? Apakah ada faktor genetik yang perlu diperhatikan?
"Pertanyaan-pertanyaan yang ada di kepala saya tidak bisa terjawab dalam kuliah yang saat itu saya jalani. Kemudian saya mencari ilmu pengetahuan lain yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya," ujarnya.
Pada saat memasuki semester akhir masa perkuliahan, Melani diperkenalkan dengan mata kuliah kesehatan masyarakat dan epidemiologi, Bunda. Sejak saat itu, ia pun terus melamar sebagai asisten penelitian di Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Melani kemudian mengikuti program beasiswa DAAD yang diselenggarakan oleh pemerintah Jerman, Bunda. Ia lolos dan berhasil mendapatkan beasiswa penuh pendidikan doktoral atau PhD di Universitas Heidelberg dengan jurusan Cancer Epidemiology.
Sementara itu Yohanes alasan yang berbeda. Simak selengkapnya di laman berikutnya ya, Bunda.
Bunda, saksikan juga video rekomendasi laptop di bawah Rp2 juta untuk sekolah online berikut ini:
LATAR BELAKANG YOHANES MENINGGALKAN GELAR DOKTER
Melani dan Yohanes dapat Beasiswa di Jerman/Foto: YouTube CXO Media
Sama seperti Melani, Yohanes juga tidak melanjutkan pendidikan kedokterannya, Bunda. Namun, ternyata ia memiliki alasan yang berbeda, nih.
Pria yang akrap disapa Yohan ini mengungkap bahwa ia lebih senang dengan hal-hal yang berhubungan dengan riset dan penelitian daripada kemampuan klinis atau kontak langsung dengan masyarakat.
"Saya memiliki perjalanan yang berbeda. Waktu menjalani perkuliahan di kedokteran dan saya lebih enjoy dan fokus terhadap hal-hal yang berbau riset dan ilmu basic dibanding saya harus menjalani skill keterampilan klinis atau kontak dengan masyarakat melalui ilmu kedokteran komunitas," paparnya.
Yohan sendiri datang ke Jerman bukan sebagai mahasiswa, Bunda. Ia adalah seorang pekerja yang bekerja di Scientific Staff yang membidangi biomedical siecnce di Universitas Heidelberg.
Berbeda dengan Melani, Yohan mendapatkan dana dari pekerjaan yang ia lakukan, Bunda. Dana ini berasal dari pemerintah Jerman yang diberikan ke lab tempatnya bekerja.
"Lalu profesor saya membuka posisi untuk merekrut peneliti-peneliti baru," paparnya.
Tertarik menempuh pendidikan di Jerman? Melani dan Yohan juga membagikan beberapa tips dan cara mendaftarkan diri nih, Bunda.
Klik baca halaman berikutnya yuk, Bunda.
DUA JENIS PENDANAAN KULIAH GRATIS DI JERMAN
Melani dan Yohanes dapat Beasiswa di Jerman/Foto: YouTube CXO Media
Ada dua macam pendanaan atau beasiswa yang bisa didapatkan untuk kuliah secara gratis di Jerman, Bunda. Dua program ini adalah beasiswa DAAD dan Sientific Staff.
"Kalau pendanaannya saya didanai oleh beasiswa DAAD yaitu beasiswa dari Jerman yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kementerian Keuangan, Kementerian Luar Negeri, serta 16 negara bagian di Jerman," papar Melani
Sementara itu, Yohan mendapatkan pendanaan dari Jerman Research Foundation, Bunda. Saat bersekolah, ia akan mendapatkan gaji untuk menggantikan beasiswanya.
"Jadi saya mendapatkan gaji saat saya bersekolah dari pemerintah Jerman," ungkapnya.
Untuk prosesnya sendiri, seleksi beasiswa DAAD sangat kompetitif nih, Bunda. Hal ini lantaran program yang dijalani mirip dengan program hibah penelitian.
"Pertama ada proses administrasi di mana yang dinilai adalah IPK, proposal penelitian, koresponden dengan profesor, kemudian kemampuan bahasa yang bergantung pada program studi yang diambil," imbuh Melani.
Kalau tahap administrasi lolos, nantinya peserta beasiswa akan melanjutkan tahap selanjutnya yakni wawancara. Saat itu Melani dihadapkan dengan 9 orang profesor ahli dari Jerman dan Indonesia, Bunda. Ia pun harus berusaha untuk mempertahankan proposalnya apakah layak dilanjutkan atau tidak.
Johan sendiri mendapatkan pendanaan dengan cara melamar kerja, Bunda. Sama seperti di Indonesia, ia harus memenuhi syarat yang sudah ditentukan dari pihak yang membuka lowongan.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Kisah Anak Penjual Gorengan di Ciamis, Dulu Hidup Susah Kini Sukses Kerja di Lembaga Penelitian Jepang

Mom's Life
Kisah Nia, Mahasiswa UNAIR yang Kuliah di Korea Selatan Lewat Beasiswa IISMA

Mom's Life
Kabar Raeni yang Wisuda Diantar Ayah Pakai Becak, Kini Raih Gelar Doktor

Mom's Life
Viral Anak Supir Ojol Kuliah di UK, Belajar di Angkot Demi Lolos Beasiswa

Mom's Life
Dapat Rp15 Juta Per Bulan dari Beasiswa, Begini Kehidupan Mahasiswi RI di Belanda


5 Foto
Mom's Life
Deretan Artis Penerima Beasiswa LPDP, Ada Maudy Ayunda hingga Tasya Kamila
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda