Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Waspada Bun! Dokter Sebut Penyakit Jantung Kerap Mengintai Ibu Rumah Tangga

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Minggu, 21 Nov 2021 11:50 WIB

tired modern 40 years old housewife in green apron and pink rubber gloves with spray bottle of cleaning supplies, brush and yellow wipe wet cleaning floor in the modern house in sunny day.
ilustrasi ibu rumah tangga/ Foto: iStock

Salah satu faktor risiko seseorang akan mengalami penyakit jantung adalah obesitas. Bicara soal ini, Dr.dr.Antonia Anna Lukito, Sp.JP(K).,FIHA, FAPSIC, FSCAI, FAsCC, mengatakan bahwa sebagian ibu rumah tangga di Indonesia banyak yang mengalami obesitas.

Antonia menyebut, di antara ibu rumah tangga, angka kejadiannya mencapai 17-18 persen. Artinya dari 5 ibu rumah tangga, ada satu yang sudah mulai obesitas. Dan obesitas itu erat kaitannya dengan gagal jantung dengan berbagai cara, Bunda.

"Jadi waspadalah bagi para ibu rumah tangga, itu obesitasnya kejadiannya sangat tinggi."

Kenapa ibu rumah tangga yang rentan terkena obesitas, padahal punya segudang aktivitas atau pekerjaan rumah tangga 24/7? dr. Antonia mengatakan bahwa para ibu rumah tangga merupakan populasi yang vulnerable (rentan).

"Kenapa? Karena ibu-ibu tidak punya waktu untuk me time. Jadi selalu mengurusi keluarganya, dan mulai jam 5 subuh mengerjakan pekerjaan sepanjang hari," ujarnya, di acara Webinar Deteksi Dini Jantung: Apakah Mungkin?, Kamis (18/11/2021).

Banner Tren Diet Kpop

Ternyata, menurut Antonia, pekerjaan rumah tangga itu tidak memiliki nilai aerobik. Jadi misalnya, masak, cuci baju, tangannya saja yang goyang, Bunda. Kemudian setrika, duduk, kemudian tangannya saja yang goyang-goyang.

"Sapu-sapu, ngepel sekarang jarang (sudah ada robot vacuum). Ibu itu tidak memiliki waktu olahraga yang bernilai aerobik" ugkapnya.

Olahraga yang bernilai aerobik yang dimaksud, misalnya jalan 30 hingga 45 menit non stop, tidak diganggu anak, suami. Kemudian bersepeda, berenang, menurut Antonia, setiap ibu harus ada me time-nya.

Antonia kemudian memaparkan mengapa obesitas bisa membuat seseorang rentan mengalami gagal jantung. Baca kelanjutannya di halaman berikut.

Simak juga soal diet mediterania yang disebut mampu cegah penyakit jantung:

[Gambas:Video Haibunda]




KENAPA OBESITAS ERAT KAITANNYA DENGAN SAKIT JANTUNG

Ilustrasi sakit jantung

ilustrasi sakit jantung/ Foto: Getty Images/iStockphoto/spukkato

Antonia pun menjelaskan mengapa obesitas bisa membuat seseorang rentan mengalami gagal jantung. Pertama, obesitas bisa menimbulkan gangguan metabolisme gula.

"Bisa membuat kolesterol, bisa membuat darah tinggi, membuat gangguan dari ginjal, pankreas, asam urat, dan sebagainya," katanya.

"Dan juga bisa membuat ngorok, mendengkur. Itu juga bahaya dari obesitas yang membuat darah tinggi, kencing manis, dan kerusakan ginjal. Yang pada akhirnya berakibat pada gagal jantung."

Bagaimana mengurangi risikonya? Aktif bergerak dalam arti olahraga yang bernilai aerobik seperti yang dijelaskan tadi, Bunda.

Lalu, isi menu makan dengan sayuran, dan ikan. Serta jangan lupakan makanan berserat tinggi, jangan semua buah dijus, kita perlu banyak serat.

"Singkirkan makanan kemasan, lalu konsumsi makanan rendah gula, dan membentuk pikiran positif dan sehat," ujarnya.

Membaca fakta tadi, mungkin Bunda bertanya-tanya, kapan sebaiknya deteksi dini penyakit jantung?

Antonia peringatkan, jika ada riwayat keluarga yang meninggal mendadak karena jantung, segera deteksi dini penyakit jantung. Lalu, jika merasa jantung berdebar-debar, Bunda juga sebaiknya segera periksakan.

Sebelumnya, Antonia juga menjelaskan lima gejala peringatan penyakit jantung. Baca kelanjutannya di halaman berikut.

5 GEJALA PERINGATAN PENYAKIT JANTUNG

Ilustrasi sakit jantung

ilustrasi sakit jantung/ Foto: iStock

Sebelumnya, Antonia juga menjelaskan lima gejala peringatan penyakit jantung. Apa saja gejala peringatannya?

1. Timbul rasa pusing, rasa keliyengan.

2. Ada rasa ingin pingsan, mau pingsan tapi tidak jadi-jadi, begitu berulang-ulang.

3. Kemudian ada rasa mendadak mual, kembung, atau mau muntah. Padahal sehari-hari tidak ada riwayat sakit maag

4. Napas mendadak tidak lega dan berkeringat. Saat aktivitas biasanya tidak apa-apa, namun tiba-tiba menjadi tidak lega. Lalu, muncul keringat dingin, atau keringat deras sekali.

5. Gejala yang paling berbahaya yaitu gejala tanpa gejala peringatan sama sekali, biasa kita sebut sebagai silent killer.

"50 persen pasien jantung meninggal mendadak karena tidak ada peringatan sama sekali. Itu lah gunanya kita mendeteksi dini tanpa menunggu gejala peringatan tadi," ucap Antonia.


(aci/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda