HaiBunda

MOM'S LIFE

Anemia Bisa Sebabkan Gagal Jantung, Kenali 4 Jenis Makanan yang Harus Dihindari

dr. Muhammad Syah Abdaly, Sp.PD   |   HaiBunda

Senin, 29 Nov 2021 19:47 WIB
Ilustrasi ibu hamil alami anemia/ Foto: iStock
Jakarta -

Anemia menjadi masalah medis yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Secara definisi, anemia adalah penurunan jumlah massa eritrosit atau sel darah merah, sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen yang cukup ke jaringan perifer.

Namun, yang perlu Bunda ketahui bahwa anemia bukanlah sebuah diagnosis, tapi sebuah gejala dari berbagai penyakit dasar. Jadi, dalam mendiagnosis, dokter perlu mencari penyakit dasar yang menyebabkan anemia tersebut.

Proses ini penting dilakukan untuk penyakit dasar yang seringkali tersembunyi, Bunda. Apabila tidak diketahui, anemia dapat terjadi berulang-ulang ke depannya.


Lalu, bagaimana seseorang dinyatakan perlu pengobatan? Bunda bisa catat bahwa kriteria anemia berdasarkan nilai hemoglobin (Hb) menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni:

  • Laki-laki dewasa: Hb di bawah 13 g/dL
  • Wanita dewasa tidak hamil: Hb di bawah 12 g/dL
  • Wanita dewasa hamil: Hb di bawah 11 g/dL

Penyebab anemia

Penyebab anemia bisa datang dari berbagai faktor berikut ini:

1. Gangguan pembentukan sel darah merah karena sumsum tulang bermasalah

Hal ini bisa disebabkan karena kekurangan bahan esensial pembentuk sel darah merah, seperti zat besi, asam folat, atau B12. Selain itu, dapat juga disebabkan karena kerusakan sumsum tulang karena anemia aplastic atau keganasan hematologi

2. Pendarahan

Pendarahan atau kehilangan darah dari tubuh terus-menerus bisa menyebabkan Hb turun. Pendarahan ini bisa akut atau kronik (sedikit tapi sering).

3. Proses penghancuran sel darah sebelum waktunya (hemolisis)

Kondisi ini dapat terjadi karena defisiensi glucose-6-phosphate dehydrogenase (G6PD), gangguan membran eritrosit (membranopati), gangguan hemoglobin (hemoglobinopati), thalasemia, atau anemia hemolitik karena autoimun atau malaria.

waspada terhadap anemia pada anak/ Foto: Infografis

Gejala anemia

Berat ringannya gejala anemia bergantung pada derajat penurunan Hb, kecepatan penurunan Hb, usia, dan kelainan jantung atau paru sebelumnya.

Secara umum, gejala anemia yang biasa muncul berupa:

  1. Rasa lemah, lesu, atau cepat lelah
  2. Telinga berdenging (tinnitus)
  3. Mata berkunang-kunang
  4. Kaki terasa dingin
  5. Sesak napas
  6. Mual

Dari pemeriksaan gejala yang tampak adalah pucat di konjungtiva, mukosa mulut, telapak tangan, dan jaringan bawah kuku.

Gejala anemia yang khas juga terdapat pada jenis anemia defisiensi besi berupa atrofi papilla lidah, stomatitis angularis, dan kuku sendok. Sedangkan pada anemia hemolisis berupa ikterik (kuning) dan pembesaran limpa.

Klasifikasi anemia

Klasifikasi anemia dibuat berdasarkan gambaran morfologi yang dilihat dari hapusan darah tepi. Ada tiga klasifikasi anemia, yakni:

  1. Anemia mikrositik hipokrom
  2. Anemia normositik normokrom
  3. Anemia makrositik

Faktor risiko anemia

Beberapa faktor risiko juga dapat menjadi penyebab anemia. Berikut di antaranya:

  1. Terjadinya pendarahan yang bersifat kronis, misalnya pada laki-laki mengalami ambeien (hemoroid) dan wanita mengalami gangguan haid.
  2. Malnutrisi atau kekurangan zat besi, asam folat, dan vitamin B12.
  3. Penggunaan obat-obatan nyeri golongan Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drug (NSAID) atau steroid dalam jangka Panjang.
  4. Riwayat keluarga mengidap Thalasemia
  5. Infeksi cacing tambang
  6. Pasien dengan penyakit kronis seperti autoimun atau TBC.

Diagnosis anemia

Diagnosis anemia bisa dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan laboratorium. Pemeriksaan fisik dapat diketahui dengan melihat gejala yang terlihat.

Sedangkan, pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengecek nilai Hb. Jika nilai Hb menurut jenis kelamin di bawah kriteria WHO, maka pasien tersebut dinyatakan anemia.

Dampak anemia

Anemia yang terjadi pada usia produktif atau remaja, dapat memengaruhi konsentrasi belajar hingga pertumbuhan tinggi badan tidak optimal. Dalam jangka panjang, anemia dapat menyebabkan gagal jantung kongestif, penyakit ginjal, dan menurunkan daya tahan tubuh sehingga seseorang jadi mudah terserang penyakit.

Bagaimana cara mengobati anemia? Bunda bisa menyimak daftar makanan yang dianjurkan dan dilarang di halaman selanjutnya!

Simak juga makanan penambah darah agar bumil tidak alami anemia dalam video di bawah ini:



(ank/rap)
MAKANAN YANG BOLEH DIMAKAN DAN DIHINDARI AGAR TIDAK ANEMIA

MAKANAN YANG BOLEH DIMAKAN DAN DIHINDARI AGAR TIDAK ANEMIA

Halaman Selanjutnya

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Transformasi Harper Putri Victoria & David Beckham yang Ultah ke-14

Mom's Life Nadhifa Fitrina

5 Waktu yang Dilarang Berhubungan Intim Menurut Islam dan Bahayanya

Kehamilan Melly Febrida

Jangan Anggap Remeh, Ini Kelelahan Tanda Kanker hingga Diabetes

Mom's Life Amira Salsabila

10 Perilaku "Sopan" di Pesawat yang Ternyata Dibenci Pramugari

Mom's Life Amira Salsabila

Tahun Berapa Anak Gen Z? Ketahui Karakter, Faktor Pembentuknya & Cara Mendidiknya

Parenting Kinan

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

5 Potret Transformasi Harper Putri Victoria & David Beckham yang Ultah ke-14

Tahun Berapa Anak Gen Z? Ketahui Karakter, Faktor Pembentuknya & Cara Mendidiknya

Jangan Anggap Remeh, Ini Kelelahan Tanda Kanker hingga Diabetes

5 Waktu yang Dilarang Berhubungan Intim Menurut Islam dan Bahayanya

Keutamaan Rutin Membaca Surat Al Waqiah, Salah Satunya Melancarkan Rezeki

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK