MOM'S LIFE
3 Hal yang Membuat RI Terancam COVID-19 Gelombang III, Salah Satunya Omicron
Mutiara Putri | HaiBunda
Senin, 29 Nov 2021 21:00 WIBMasa pandemi masih melanda Indonesia dan negara lain di seluruh penjuru dunia, Bunda. Untuk menekan angka positif COVID-19, pemerintah terus menggalakkan gerakan vaksinasi kepada seluruh masyarakat.
Berdasarkan data, Indonesia berada pada peringkat ke-14 negara dengan jumlah kasus positif COVID-19, Bunda. Sementara itu, negara paling tinggi adalah Amerika Serikat, yang kemudian diikuti oleh Jerman dan Inggris.
Hal serupa juga disampaikan oleh Ahli Epidemologi Universitas Indonesia Dr. dr. Tri Yunis Miko Wahyono, M.Sc, Bunda. Ia mengungkap kalau Indonesia juga menempati urutan ke-7 kasus kematian akibat COVID-19.
Sementara itu, Dr. Miko mengatakan bahwa adanya perbedaan peringkat ini mengartikan adanya bias informasi yang dibagikan kepada masyarakat.
"Sampai saat ini, Amerika tetap menjadi negara dengan COVID-19 terbanyak di dunia. Dari gambaran kumulatif, Indonesia berada di posisi ke-14 dengan jumlah 4 juta kasus," katanya dalam acara Diskusi Daring Kesiapan Indonesia dalam Mencegah Potensi Gelombang Ketiga COVID-19, Senin (29/11/2021).
"Jumlah kematian di Indonesia akibat COVID-19 menempati urutan ke-7. Hal ini tentu tidak sesuai dengan data yang menunjukkan bahwa angka infeksinya ada di urutan ke-14," sambungnya kemudian.
Akhir-akhir ini dikatakan bahwa Indonesia telah mengalami penurunan kasus COVID-19 yang sangat signifikan, Bunda. Meski begitu, adanya libur panjang Hari Natal dan Tahun Baru 2022 membuat pemerintah khawatir akan adanya potensi Indonesia dilanda gelombang ketiga.
Peluang terjadinya gelombang ketiga di Indonesia
Dr. Miko sangat menyadari ketakutan yang dirasakan oleh pemerintah, Bunda. Ia pun menjabarkan beberapa peluang atau potensi yang bisa menyebabkan Indonesia dilanda gelombang ketiga. Berikut ini deretannya.
1. Pembebasan PPKM berlevel
Menurut Dr. Miko, adanya pembebasan kegiatan pembatasan sosial pada PPKM berlevel yang dilakukan oleh pemerintah memang sudah berhati-hati. Namun, upaya ini menurutnya masih belum maksimal.
"Menurut saya pembebasan sosial ini sudah hati-hati, tapi kurang. Misalnya saja PTM pada sekolah yang sudah mengikuti SOP untuk yang negatif. Namun, kurangnya itu harusnya punya data. Berapa orang siswa yang pernah terinfeksi," katanya.
Klik baca halaman berikutnya untuk melihat peluang gelombang ketiga lainnya yuk, Bunda.
Bunda, simak juga video anak diabetes boleh terima vaksin berikut ini:

PELUANG TERJADINYA GELOMBANG KETIGA DI INDONESIA