Viral Wanita Diceraikan karena Dianggap Mandul, Kini Punya Anak Usai Nikah Lagi

Pasangan yang menikah umumnya menginginkan kehadiran anak dalam keluarga mereka. Tapi, tak semua pasangan bisa mendapatkannya begitu saja.

Meski sulit mendapatkan momongan, sebaiknya pasangan suami istri bisa saling menguatkan. Bukan justru saling menyalahkan hingga meninggalkan pasangannya ya, Bunda.

Baru-baru ini, viral sebuah postingan di TikTok tentang Bunda yang curhat masalah pernikahannya yang kandas. Bunda ini mengaku diceraikan suami karena dianggap mandul setelah dua tahun menikah tak kunjung punya momongan.

Sang mantan suami bahkan sampai berselingkuh hingga menikahi selingkuhannya, Bunda. Setelah empat tahun menikah, kejadian sama terulang, dia belum juga dikaruniai momongan.

"Dulu diceraikan sama mantan suami karena nikah 2 tahun belum punya anak dikatain mandul," tulis Bunda anak satu ini, dikutip dari TikTok @shinta.ochin, Rabu (29/12/21).

"Dan dia selingkuh sama L**t* sampe nikah udah 4 tahun belum punya anak juga," sambungnya.

Nasib baik justru menghampiri Bunda pemilik akun shinta.ochin. Tiga tahun setelah bercerai, Bunda ini mendapatkan tambatan hati.

Setelah tiga bulan pacaran, dia dan sang kekasih menikah. Satu bulan kemudian, pasangan ini dikaruniai seorang anak yang menggemaskan.

"Aku menjanda 3 tahun, eh ketemu sama mantan pacar zaman sekolah tahun 2004 kakak kelasku. Pacaran cuma 3 bulan langsung doi ngelamar," ujarnya.

"Baru nikah, bulan depan langsung garis dua dan krucilnya sudah sebesar ini, lucu pula."

Bunda pemilik akun TikTok shinta.ochin sengaja berbagi cerita ini di media sosial. Dalam unggahannya, dia menitipkan pesan untuk para suami agar lebih menghargai istrinya.

Simak curahan hati Bunda satu anak ini, di halaman berikutnya yuk.

Simak juga mitos dan fakta soal kucing yang katanya bisa bikin mandul, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

KATA NETIZEN TENTANG CURHATAN BUNDA

Kisah Bunda Diceraikan karena Dianggap Mandul/ Foto: iStock

Dalam unggahannya, Bunda pemilik akun TikTok shinta.ochin memberikan peringatan pada para suami untuk tidak seenaknya bertindak zalim pada istri. Apalagi sampai berani menceraikan karena alasan keturunan.

"Berhati-hatilah dalam berucap para lelaki..ketika kalian mendzolimi perempuan apa lagi menjandakan istri dengan alasan yang enggak masuk akal..enggak akan ada keberkahan dalam hidup kalian," tulisnya.

"Selamat menikmati melihat para mantan istri yang sudah bahagia dengan pasangan barunya."

Unggahan akun TikTok shinta.ochin banyak menuai respons dari netizen, Bunda. Apa saja kata netizen?

"Masih banyak di indo kalau yang nikah belum punya anak yang sering disalahin istrinya padahal bisa juga dari pria yang bermasalah," tulis akun Su***.

"Sama aku dulu di cerai dikatain mandul sama mantan mertua. terus aku nikah lagi Alhamdulillah setahun Langsung dikasih anak 2 sekaligus," ujar ti***.

"Keren kak, wanita itu tangguh, strong, disakiti, harus dibuktikan," kata Bu***.

Soal keturunan bukan hanya tanggung jawab istri, tapi juga suami. Simak penjelasan pakar di halaman berikutnya.

MANDUL BUKAN CUMA MASALAH DARI ISTRI

Ilustrasi Tes Kehamilan/ Foto: iStock

Penulis buku The Anxiety Toolkit, Alice Boyes, Ph.D., menjelaskan bahwa saat pasangan suami istri sulit punya anak, seringkali yang dianggap bermasalah adalah tubuh wanita. Namun, pada kenyataannya bisa saja terbalik lho, Bunda.

Setidaknya menurut laporan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 12 persen pria berusia antara 25 hingga 44 tahun mengalami gangguan kesuburan.

"Pada kenyataannya, faktor pria atau kedua pasangan juga bisa berperan dalam terjadinya kemandulan," ujar Boyes, dilansir Psychology Today.

Salah satu yang dibutuhkan pasangan untuk mengatasi ini adalah dukungan satu sama lain. Tak cuma itu, kita juga membutuhkan dukungan dari keluarga dan teman.

Namun seringkali, banyak orang tidak memiliki cukup pengetahuan untuk memberikan dukungan. Tapi prinsipnya, jangan pernah menyalahkan salah satu pihak saat pasangan suami istri tidak juga dikaruniai momongan.

"Kemandulan itu sangat umum. Ini bisa menjadi topik yang menantang untuk hubungan di tempat kerja, dalam keluarga, hingga dalam persahabatan," ujar Boyes.