Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Menikahi Bule Swiss, Pria Banyuwangi Galau Utamakan Agama Atau Pendidikan Anak

Annisa Afani   |   HaiBunda

Sabtu, 29 Jan 2022 19:37 WIB

Padhy dan Melanie
Padhy dan Melanie/Foto: Instagram @padhy27

Pernikahan beda negara memang banyak menuntut pasangan untuk saling mengerti. Mulai dari bahasa, budaya, hingga cara dan prioritas mendidik anak ke depannya.

Perbedaan-perbedaan ini tentunya menjadi warna. Begitu pula dalam rumah tangga Padhy dan Melanie, pasangan beda negara Indonesia-Swiss berikut ini. 

Padhy merupakan Diaspora asal Banyuwangi, Bunda. Ia menikah dengan Melanie setelah 3 tahun berpacaran. Diungkap Melanie, dirinya saat itu belum pernah ke Asia dan pengalaman apapun ke luar negeri.

"Aku belum pernah ke Asia dan tak punya pengalaman perjalanan ke luar negeri. Senang aku saat pertama kali ke Asia, soalnya beda semua. Jauh sama Swiss juga, kebudayaannya beda sekali. Tapi aku senang sekali," ucapnya dengan Bahasa Indonesia yang lancar, dikutip dari channel YouTube Syarif Zapata pada Jumat (28/1/2022).

Banner Resep Brownies EnakResep Brownies Enak/ Foto: Mia Kurnia Sari

Melanie pun tampaknya langsung jatuh cinta dengan Indonesia. Melihat masyarakat kita yang tak banyak mengerti Bahasa Inggris, ia lantas mempelajari Bahasa Indonesia.

"Saat pertama ke Indonesia orang-orang enggak bisa (bahasa) Inggris. Berarti kalau mau ngomong, kalau suka ngobrol, harus belajar bahasanya (Indonesia),"

"Belajar Indonesia 3 bulan, lho. Tiga bulan sudah blablabla, sudah cerewet," sambung Padhy, kagum pada istrinya.

Dalam kesempatan tersebut, Padhy mengungkap bahwa mereka bertemu pada 2006 di tempat fitnes. Saat itu, Padhy juga sudah iseng menggoda istrinya, Bunda.

"Ketemu 2006, di tempat fitnes. Aku ngajar aerobik di Jember."

"Aku bintang tamu waktu itu, ngajar di sana, ketemu dia. Lucu sih ketemunya. Aku godain dia. Waktu pertama kali bertemu aku bilang sama dia 'Mau enggak pacaran sama aku'," kenangnya sambil tertawa

Melanie saat itu hanya menanggapi suaminya dengan senyum-senyum saja. Namun beberapa hari setelahnya, mereka pun semakin dekat hingga berpacaran.

"Aku bercanda, dia senyum-senyum saja, aku juga anggapnya biasa-biasa saja. Beberapa hari kemudian, dia minta diantar ke pasar, belanja, aku antar pulang lagi," sambungnya.

Seperti beberapa pasangan beda negara lainnya. Padhy dan Melanie juga sempat jalani hubungan jarak jauh (LDR). Saat itu, mereka memanfaatkan berbagai platform untuk terus menjaga komunikasi.

"Pacaran jarak jauh, harus e-mail, telepon, terus dia datang lagi (ke Indonesia)," kata Padhy.

Lalu bagaimana lanjutan kisah mereka hingga akhirnya menikah? Apakah orang tua masing-masing langsung memberikan restu? Simak selanjutnya di halaman berikut ya, Bunda.

Bunda, simak juga tujuh fakta kisah hidup bidan RI bersuami pria Maroko dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

RESTU ORANG TUA

Padhy dan Melanie

Padhy dan Melanie/Foto: Instagram @padhy27

Beberapa orang tua memang ada yang khawatir dengan pernikahan beda negara ya, Bunda. Perbedaan budaya dan zona wilayah tentu menjadi salah satu yang mereka pikirkan.

Melanie pun ungkap hal tersebut. Ia menceritakan, pada awalnya orang tuanya khawatir dengan pilihan yang ia ambil.

"Mereka khawatir sedikit, memang. Takut aku jauh, bagaimana nanti kalau mau bertemu dengan cucu, susah ke Swiss," katanya.

Akan tetapi, kekhawatiran tersebut nyatanya bisa mencair. Lama-kelamaan, orang tua Melanie dapat menerima hal tersebut, bahkan mulai beradaptasi dengan mempelajari Bahasa Indonesia.

"Lama-lama mereka sudah biasa, enggak masalah lagi. Terus ibunya mulai belajar Bahasa Indonesia," katanya.

Berbeda dengan orang tua Melanie, ayah dan ibunda Padhy justru tak ambil pusing dengan pilihan yang ia ambil. Padhy ungkap bahwa keputusan tersebut diserahkan pada dirinya kembali.

"Pacaran terus sampai tiga tahun, kami cocok, oke menikah."

"Orang tuaku enggak ada masalah, (mereka bilang) 'Kalau itu yang terbaik buat kamu, kenapa enggak'. Ya sudah," katanya.

Enggak hanya soal perbedaan wilayah dan kultur, pasangan yang sudah dikaruniai anak ini juga memiliki perbedaan soal prioritas pendidikan kedua anak mereka. Bagaimana pilihan mereka soal ini? simak selengkapnya di halaman berikut, ya.

PRIORITASKAN PENDIDIKAN ATAU AGAMA PADA ANAK

Padhy dan Melanie

Padhy dan Melanie bersama anak-anak/Foto: Instagram @padhy27

Soal prioritas membesarkan anak, Melanie dan Padhy nyatanya juga amat berbeda, Bunda. Hal ini karena keduanya memiliki latar belakang budaya yang berseberangan.

Melanie ungkap bahwa dirinya tak begitu suka memberikan anak perlakuan yang memanjakan. Ia lebih ingin anak-anak banyak melakukan banyak hal, mengeksplorasi semuanya, tanpa embel-embel 'kasihan'.

"Soalnya orang Indonesia sering kasihan sama anak. Orang Swiss lebih ketat," katanya.

Perbedaan soal membesarkan anak ini pun ditengahi oleh keduanya dengan komunikasi. Dengan begitu, anak mereka bisa tumbuh dengan budaya yang seimbang.

"Memang sulit, soalnya kebudayaan (berbeda). Pokoknya yang penting komunikasi yang enak biar mengerti," tuturnya.

Selain soal membesarkan anak, keduanya juga memiliki pandangan yang berbeda antara agama dan pendidikan. Prioritas keduanya juga tak sama, Bunda.

Melanie sendiri lebih mengutamakan anaknya memiliki pendidikan terbaik, hal tersebut tentu turuti diamini oleh Padhy. Akan tetapi, pria tersebut ungkap bahwa agama lah yang seharusnya menjadi nomor satu.

"Aku asalnya punya pendidikan (mengajar) buat anak-anak yang ada kebutuhan khusus. Terus aku bilang, aku paling tak begitu suka di Indonesia itu sekolahnya.

"Soalnya sekolah di sini jauh beda. Aku sering bilang 'Ayo kamu bisa pilih agama, aku lebih pilih sekolah (pendidikan)'. Aku lebih suka lihat anak-anak begitu (aktif di sekolahnya)," sambung Melanie.

Pandangan Melanie ini tentu ada alasan yang jelas, Bunda. Ini karena mereka tinggal di Swiss, negara barat yang tak begitu memandang agama sebagai patokan kualitas seseorang.

"Memang kalau tinggal di Barat kalau yang paling penting itu pendidikan. Terserah agamanya, bebas di sini. Tak percaya sama Tuhan, kamu Muslim, terserah, itu privasi kamu.

"Tapi kalau pendidikan, mau kerja yang bagus, ditanyain itu (pendidikan). Agama kamu enggak ditanya. Tapi sertifikatnya dari sekolah, itu yang ditanya dan diminta untuk apa-apa," bebernya panjang lebar.

Meski tegas seperti itu, Padhy tak menentangnya, Bunda. Karena pada akhirnya, ilmu agama untuk anak mereka tetap diberikan dan hal tersebut menjadi tanggung jawab Padhy seutuhnya.

Wah, memang kuncinya komunikasi ya, Bunda, agar tercipta pola asuh yang disepakati bersama. Cerita soal Padhy dan Melanie ini diceritakan di channel YouTube Syarif Zapata dan HaiBunda sudah diizinkan untuk menulisnya. Semoga bisa menjadi inspirasi ya.


(AFN)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda