Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Viral Masker 'Kosk' di Korea Selatan, Aman Tutupi Hidung Saat Makan?

Annisa A   |   HaiBunda

Selasa, 08 Feb 2022 08:16 WIB

ilustrasi masker katub
Masker Kosk/Foto: Dok. Coupang

Penggunaan masker menjadi hal yang sangat umum di masa pandemi COVID-19. Berbagai macam masker muncul di pasaran, mulai dari masker medis hingga yang unik seperti di Korea Selatan.

Belakangan ini ada sebuah masker yang sangat populer di Korea Selatan. Masker yang disebut Kosk itu didesain untuk menutupi bagian hidung saja, Bunda.

Kosk diambil dari kata Ko yang berarti hidung dalam bahasa Korea, serta Mask dalam bahasa Inggris. Produk tersebut diluncurkan oleh sebuah perusahaan bernama Atman.

Di situs Coupang, masker Kosk dijual seharga 9,800 won atau setara dengan Rp117 ribu per boks. Dalam satu boks, biasanya terdapat 10 masker yang dapat digunakan untuk sekali pakai.

Masker ini memiliki desain yang tak terlihat berbeda dari masker medis pada umumnya. Akan tetapi, bagian mulut masker dapat dilepas sehingga hanya meninggalkan bagian penutup hidung. Masker sengaja dirancang seperti itu untuk mempermudah pemakainya makan dan minum.

Banner Serba Serbi Air Mani WanitaFoto: HaiBunda

Sementara itu, ada jenis masker lain yang memang hanya didesain untuk menutupi hidung saja. Masker itu disebut dengan Copper Antivirus Nose Mask yang tersedia dalam berbagai macam warna. Harganya dijual senilai 2,000 won atau Rp24.000.

Masker hidung digunakan untuk dipakai di bawah masker medis biasa. Tujuan dari masker ini adalah melindungi pemakainya ketika makan dan minum. Setidaknya, ada bagian hidung yang masih tertutupi dan tidak terbuka sepenuhnya.

Masker ini menuai banyak pro dan kontra di masyarakat Korea Selatan. Tak sedikit yang menyebut masker itu terlihat konyol. Beberapa orang juga menyebut maskernya tidak berguna.

"Ini sama saja seperti orang yang memakai masker di bawah hidung mereka," ucap seorang netizen, dikutip dari The Guardian.

Meski begitu, ada juga yang berpendapat lain. Mereka menilai bahwa hidup merupakan tempat yang paling rentan dimasuki oleh virus ke dalam tubuh. Oleh karena itu, memakai masker hidung tidak akan percuma.

Seorang profesor dari Australia juga mengemukakan pendapatnya mengenai masker ini. Baca di halaman selanjutnya, Bunda.

Saksikan juga video seputar varian Omicron yang lebih menular, di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]


KASUS COVID DI KORSEL

ilustrasi masker katub

Ilustrasi Masker/Foto: Getty Images/iStockphoto/oatawa

Profesor Catherine Bennet, pakar epidemiologi dari Deakin University's Institute for Health Transformation di Australia mengatakan kepada Nine News bahwa masker hidung memang terkesan konyol. Akan tetapi, hal itu lebih baik daripada hidung tak memiliki proteksi ketika kita makan dan minum.

"Mungkin saja itu akan memberikan perbedaan secara marginal," ucap Bennet.

Saat ini, Korea Selatan juga masih dihadapkan dengan wabah Corona. Rekor COVID-19 di Korea Selatan menyentuh 22,907 kasus pada Kamis (3/2/2022) lalu setelah menyentuh angka 20 ribu pada hari Rabu. Kecepatan penyebaran wabah ini tak luput dari varian Omicron yang lebih mudah menular.

Namun, negara di kawasan Asia timur itu mencatat 6.812 kematian yang terbilang relatif rendah sejak awal pandemi. Jumlah tersebut mewakili tingkat kematian per juta dari 133, dibandingkan dengan 2.300 per juta di Inggris dan 2.747 di Amerika Serikat.

Sementara itu di Indonesia, kasus harian COVID-19 kembali melonjak. Hantaman varian Omicron membuat Indonesia resmi ditetapkan masuk dalam gelombang ketiga COVID-19.

Pada data yang dikeluarkan pemerintah pada Jumat (4/2/2022), tercatat terdapat 140.254 kasus aktif, Bunda. Fakta ini membuat kebijakan Work from Home (WFH) dan sekolah online kembali diterapkan demi mencegah penularan yang lebih banyak.


(anm/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda