Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Mesin ATM Terancam Punah, Bagaimana Nasib Transaksi Offline Nih Bun?

Annisa A   |   HaiBunda

Kamis, 03 Mar 2022 11:58 WIB

Ilustrasi mesin ATM
Ilustrasi Mesin ATM / Foto: Getty Images/iStockphoto/PKpix
Jakarta -

Pandemi telah mengubah cara masyarakat dalam beraktivitas, termasuk kegiatan transaksi. Mesin anjungan tunai mandiri (ATM) kini semakin sepi. Banyak orang melakukan transaksi secara online dengan ponsel mereka.

Fenomena perpindahan pola transaksi ini tengah dipantau oleh Bank Indonesia (BI), Bunda. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, transaksi ekonomi dan keuangan digital berkembang pesat bersamaan dengan penerimaan dan preferensi masyarakat yang juga terus meningkat.

"[terutama] dalam berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital serta akselerasi digital banking," kata Perry dalam konferensi pers, belum lama ini.

Berdasarkan paparan data bank sentral per Januari 2022, nilai transaksi uang elektronik tumbuh 66,65 persen secara tahunan mencapai Rp 34,6 triliun.

Perkembangan pesat ini juga terlihat dari tingginya nilai transaksi digital banking yang meningkat hingga 62,82 persen secara tahunan menjadi 4.314,3 triliun.

Banner Kebiasaan di EropaBanner Kebiasaan di Eropa/ Foto: Annisa Shofia

Kendati demikian, mesin ATM bukan berarti kehilangan peminatnya. Berdasarkan data bank sentral, masih terdapat nilai transaksi pembayaran yang dilakukan melalui mesin ATM.

Nilai pembayaran dengan kartu debet dan kredit masih mengalami pertumbuhan. Akan tetapi, pertumbuhannya memang tidak sebesar transaksi digital, Bunda.

"(Transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, debet dan kredit) tumbuh 14,39 persen year of year (yoy) menjadi Rp 711,2 triliun," jelasnya.

Sementara itu, pertumbuhan serupa juga terjadi pada Kode QR Standar Indonesia atau QRIS, standar kode QR yang dikembangkan oleh BI.

Transaksi dengan memakai QRIS terus meningkat sejalan dengan akseptasi masyarakat baik secara nominal maupun volume masing-masing 29 persen yoy dan 326 persen yoy.

"Bank Indonesia terus mendorong inovasi sistem pembayaran serta menjaga kelancaran dan keandalan sistem pembayaran," kata Perry.

Ketua Perhimpunan Bank Nasinal (Perbanas) Kartika Wirjoatmodjo juga mengungkapkan pendapatnya terkait fenomena transaksi ini. Ia mengatakan bahwa ancaman besar ATM berasal dari meningkatnya transaksi pembayaran digital di Indonesia yang terjadi sejak enam tahun terakhir.

"Tantangan bank sekarang adalah bagaimana mempensiunkan model lama contohnya ATM. Bagaimana dengan masa depan ATM, apakah masih relevan?" ujar Kartika dalam Kartika dalam 'side event' G20 Indonesia "Casual Talks on Digital Payment Innovation".

"Akankah dihapus ketika tidak ada lagi transaksi transaksi tunai area publik?" sambungnya.

LANJUTKAN MEMBACA KLIK DI SINI.

Saksikan juga video tentang aplikasi memasak yang bisa hasilkan uang di rumah.

[Gambas:Video Haibunda]

(anm)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda