Cerita WNI Dievakuasi dari Ukraina, Tegang Lewati Jalan Kecil hingga 10 Check Point

Denny dan Vanda/Foto: Instagram @vandasakinadamayanti

Apa yang terjadi di Ukraina memang menegangkan, Bunda. Untuk keluar dari negara tersebut diperlukan upaya yang sulit dan menegangkan seperti yang dialami oleh pasangan Denny dan Vanda.

Denny dan Vanda kini sudah berhasil keluar dari Ukraina. Belum lama ini, keduanya membagikan pengalaman yang tak pernah mereka perkirakan akan terjadi dalam hidup.

Diungkap Vanda, saat itu ia dan suami hanya bisa membawa barang-barang seadanya. Fokus mereka hanya berhasil ikut evakuasi dan keluar dari negara tersebut.

"(Bawa) baju tiga lapis, yang paling banyak diutamakan buat anak-anak sih, snack buat anak-anak, obat-obatan penting, selimut," tuturnya, dikutip dari channel YouTube TRANS TV Official pada Jumat (11/3/2022).

"Sebenarnya kita sudah dikasih aba-aba seminggu lalu. Jadi kita kayak (siapkan) dokumen gitu, sudah disiapin. Cuma yang belum tuh baju sih sama snack, ya," sambungnya.

Ketegangan memang begitu terasa saat itu. Vanda ungkap bahwa mereka hanya dimiliki waktu yang begitu singkat untuk menyiapkan segalanya.

"Untuk waktu, itu kurang lebih satu setengah jam (sampai) satu jam habis harus buru-buru lari," tuturnya.

Disambung Denny, ia membawa keluarganya melarikan diri melalui jalur darat. "Lewat jalan darat," katanya.

Mereka sempat alami kesulitan mencari kendaraan yang ingin dipakai. Namun, untungnya semua bisa berjalan lancar dan bisa bergerak menuju perbatasan, berkumpul dengan WNI lainnya.

"Jadi untuk dapetin transportasikan memang agak sulit karena semua sedikit lumpuh gitu. Jadi Alhamdulillah, dapat sekitar 7 mobil, bukan bus dan sewa juga."

"Kita ke perbatasan Moldova, Ukraina. Ditunggu sama bus dari KBRI," lanjutnya.

Memang benar, momen tersebut tak bisa dokumentasikan, Bunda. Vanda ungkap bahwa akan berbahaya jika memotret situasi di sana karena bisa dideteksi melalui GPS.

"Alasannya bahaya. Lebih ke khawatir GPS-nya atau apa gitu. Kalau pun mau ngambil gambar, harus matiin GPS kali ya? Bahaya takut diikuti pasukan," tuturnya.

Simak kelanjutanya di halaman berikut ya, Bunda.

Lihat juga bagaimana mana keluarga WNI yang memohon doa dari Indonesia dalam video berikut, Bunda:

[Gambas:Video Haibunda]

CHECK POINT 10 DAN LEWATI JALAN KECIL

pasangan Denny Fachry dan Vanda Sakina Damayanti yang terjebak di Ukraina.

Denny dan Vanda/Foto: Dok. Instagram @vandasakinadamayanti.

Kemudian Denny menjelaskan soal situasi lainnya, Bunda. Katanya, hal yang paling mendebarkan yakni harus melewati jalan-jalan kecil. Belum lagi mereka harus melalui 10 titik check point.

"Yang sedikit mendebarkan itu kan perjalanan dari Kiev (ibu kota Ukraina) ke arah ke perbatasan. Itu kita mungkin ada (mengalami) sekitar 10 kali lebih check point. Lewat jalan kecil yang dipakai warga sipil, tapi tetap ada tentaranya," katanya.

Meski begitu, Denny ungkap bahwa dia masih bisa bernapas lega karena tidak ada hal yang berbahaya yang mereka lewati. Saat diperiksa pun, pasukan yang berjaga tak mengharuskan mereka turun dari kendaraan.

"Alhamdulillah enggak terlalu (gimana-gimana). Tegang saja walaupun dilihat dari dalam mobil. Cuma enggak ada yang disuruh keluar atau apa, itu enggak," katanya.

Keributan yang terjadi di sana juga membuat masyarakat di sana mendengar suara dentuman dari jauh. Disebut Denny, suara-suara tersebut biasanya akan terdengar di tengah malam hingga pagi.

"Dari mulai serangan pertama itu memang penyerangan biasanya pas gelap, mulai jam 1-2 malam sampai matahari terbit."

"Memang pas hari Sabtu kalau enggak salah, itu sedikit intens (bunyi dentuman) hampir enggak berhentilah dari mulai jam satu sampai jam 6 pagi sampai enggak tidur," katanya.

Sebelumnya, Denny juga beberkan bahwa mereka berencana mengungsi lebih cepat. Namun sayang, rencana tersebut harus ditunda karena sempat ada lockdown.

"Dan pas seperti itu langsung lockdown, enggak boleh ada yang keluar sama sekali. Jadi kalau ada bisa langsung ditembak di tempat."

"Kami tadinya rencana evakuasi hari Minggu harus mundur ke Senin. Kebetulan pas hari Senin itu kan ada berita mereka (pemimpin negara) ada pertemuan soal gencatan senjata. Jadi itu benar-benar pas timing-nya, akhirnya pas banget (buat evakuasi) dan saat itu enggak dengar apa-apa sih," sambungnya.