
moms-life
Kenapa Ratu Elizabeth II Pilih Tinggal di Istana Balmoral Sebelum Meninggal?
HaiBunda
Kamis, 15 Sep 2022 22:10 WIB

Ratu Elizabeth II meninggal pada Kamis (8/9/2022) lalu, Bunda. Ibunda Raja Charles III ini mengembuskan napas terakhir di usia 96 tahun.
Kabar kepulangan Ratu Elizabeth II diumumkan oleh Keluarga Kerajaan Inggris secara resmi. Dalam informasi tersebut, disebut bahwa ia meninggal di Istana Balmoral, Skotlandia.
"Sang Ratu meninggal dengan tenang di Balmoral sore ini," demikian pernyataan resmi dari pihak istana.
Mengutip dari berbagai sumber, ternyata berpulang di Istana Balmoral disebut-sebut menjadi keinginan Ratu Elizabeth II. Seolah-olah, wanita kelahiran 21 April 1926 tahu bahwa waktunya tak lagi panjang dan memilih kediamannya di Skotlandia itu sebagai tempat hidupnya berakhir.
"Ratu tahu dia tidak akan kembali (ke Istana Buckingham), saya pikir dia ingin berada di Balmoral dan dia ingin meninggal di sana," tutur Katie Nicholl selaku koresponden kerajaan pada BBC, dikutip dari Scottish Daily Express.
Lebih lanjut, Nicholl juga berbicara bahwa Ratu sempat memaksa untuk pulang ke Balmoral, Bunda. Sampai-sampai, ia mengabaikan kondisi kesehatannya yang sedang menurun kala itu.
"Sang Ratu, dengan masalah kesehatannya yang serius, tetap memutuskan ingin menghabiskan banyak waktu di Balmoral selama musim panas," tuturnya.
Keputusan Raru Elizabeth II untuk pulang ke Balmoral tersebut memang diselimuti banyak alasan. Seperti orang pada umumnya, Bunda dengan empat orang anak ini juga ingin menghabiskan waktu di rumah dengan sejuta kenangan yang terukir semasa hidup.
"Keputusan tersebut (secara tidak langsung) menjelaskan bahwa ada banyak fakta bahwa Istana Balmoral adalah tempat yang sangat nyaman berada, suatu tempat di mana dia bahagia dengan banyak kenangan indah," ujar Nicholl.
Pemakaman Ratu Elizabeth II
Sebagai pemimpin negara, Ratu Elizabeth II secara otomatis diberikan pemakaman kenegaraan yang didanai publik. Meski ia meninggal di Balmoral, namun sang ratu tetap dipulangkan kembali ke Inggris.
Elizabeth mungkin telah menyetujui rencana pemakamannya sendiri, akan tetapi hal itu hanya dapat ditandatangani oleh raja yang tengah menjabat.
Oleh karena itu, Raja Charles III akan melaksanakan tugas tersebut demi sang Bunda dalam pertemuannya dengan Earl Marshal yang melakukan acara seremonial di luar negeri.
Rencana akan disusun selama dua minggu ke depan sejak kepulangannya ke pangkuan Yang Maha Esa. Sambil menunggu waktu, jenazah Ratu Elizabeth II akan dibaringkan di Aula Westminster, bagian tertua dari Istana Westminster.
Peti Ratu Elizabeth II diletakkan di atas panggung di tengah aula dan dijaga ketat sepanjang waktu oleh petugas dari Sovereign's Bodyguard, Foot Guards, atau Household Cavalry Mounted Regiment.
Di Britania Raya, sejumlah rencana telah dibuat untuk menghadapi kematian pemimpin mereka, termasuk Ratu Elizabeth II. Lantas, apa yang terjadi ketika sang Ratu Inggris mengembuskan napas terakhir?
Baca selengkapnya di halaman berikut ya, Bunda.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Simak juga 3 perubahan gelar pada Kerajaan Inggris usai Ratu Elizabeth II wafat dalam video berikut:
HAL YANG TERJADI USAI RATU ELIZABETH II MENINGGAL
Jenazah Ratu Elizabeth II Disemayamkan di Westminster Hall / Foto: Christopher Furlong/Pool Photo via AP
1. Kabar ratu meninggal disampaikan dengan kode unik
Kerajaan Inggris memiliki protokol khusus ketika pemimpin mereka meninggal dunia. Terakhir kali seorang raja Inggris meninggal terjadi pada 65 tahun yang lalu, yaitu kematian George VI.
Berita kematiannya disampaikan menggunakan kata sandi "Hyde Park Corner" ke Istana Buckingham, untuk mencegah operator switchboard mengetahuinya. Pada kasus Ratu Elizabeth II, rencana tersebut memakai kata sandi "London Bridge". Hal ini dilakukan untuk mencegah berita menyebar secara tak terkendali.
Perdana menteri kemudian dibangunkan ketika kode tersebut dikeluarkan, dan jika dia belum bangun, maka pegawai negeri akan mengatakan kode "London Bridge Has Fallen'".
Dari Pusat Respons Global Kantor Luar Negeri di sebuah lokasi yang dirahasiakan di ibu kota, berita tersebut disebarkan ke 15 pemerintah di luar Inggris di mana Ratu juga menjadi kepala negara, dan 36 negara lain di Persemakmuran yang dia kuasai.
Ratu Elizabeth II pergi untuk selamanya tanpa banyak orang sadari. Informasi akan menyebar perlahan-lahan mulai dari keluarga, anggota pemerintahan, hingga akhirnya disampaikan ke masyarakat.
Media Inggris juga menerapkan protokol khusus di mana mereka menyampaikan kabar duka dengan mengenakan busana serba hitam. Masyarakat Inggris akan pulang kerja lebih awal, serta pilot di pesawat akan mengumumkan berita itu kepada penumpang mereka.
Tak lama kemudian, bendera Inggris di seluruh Britania Raya diturunkan setengah tiang sebagai simbol belasungkawa. Dalam beberapa jam setelah Ratu pergi, akan ada detail yang hanya bisa diputuskan oleh Charles.
"Semuanya harus ditandatangani oleh Duke of Norfolk dan Raja," kata seorang pejabat Inggris, dilansir dari The Guardian.
2. Pangeran Charles naik takhta
Pada momen ketika Ratu Elizabeth II mengembuskan napas terakhir, Pangeran Charles naik takhta menjadi pemimpin selanjutnya, yakni Raja Charles III.
Sebagai pewaris tetap takhta Britania Raya, Charles dianugerahi gelar Pangeran Wales. Sebelum menjadi raja, Charles adalah anggota kerajaan Inggris yang paling lama menunggu untuk mengambil alih takhta Inggris daripada ahli waris mana pun.
Hal ini karena Ratu Elizabeth II memerintah selama 70 tahun, Bunda. Raja Charles III merupakan anak tertua dari Ratu Elizabeth II dan suaminya, Pangeran Philip.
Tak hanya itu, putra sulungnya bersama mendiang Putri Diana, yaitu Pangeran William juga mengalami perubahan gelar. Kini ia resmi menjadi pewaris takhta pertama Kerajaan Inggris, yakni sebagai Prince of Wales. Sedangkan istrinya, Kate Middleton kini bergelar Princess of Wales.
Itu artinya, Pangeran William akan menjadi pemimpin Kerajaan Inggris berikutnya setelah sang ayah, Raja Charles III berhenti menjabat atau meninggal dunia.
3. Tembakan penghormatan dan perubahan gelar
Setelah kematian Ratu Elizabeth II, Dewan Aksesi akan menggelar pertemuan di Istana St. James, London. Melansir dari CNN, pertemuan itu berlangsung secara tertutup untuk mengumumkan pemimpin berikutnya.
Garter King of Arms akan bertugas membacakan proklamasi di balkon istana, yang kemudian diikuti dengan rentetan tembakan penghormatan yang bergema di penjuru ibu kota.
Sebelumnya, Charles telah dijadwalkan untuk membuat pidato pertamanya sebagai kepala negara pada malam kematian sang Bunda. Kemudian seorang pegawai negeri senior bernama Richard Tilbrook, akan membacakan kalimat resmi.
Tuhan Yang Maha Kuasa telah memanggil kepada rahmat-Nya, mendiang Lady Sovereign Ratu Elizabeth II dengan memori yang terberkati dan mulia."
Setelah itu Raja Charles III akan melaksanakan tugas resmi pertama pemerintahannya, dan bersumpah untuk melindungi negara serta gereja di Skotlandia.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Dituduh Tak Peduli, Isi Surat Ratu Elizabeth II saat Kematian Putri Diana Terungkap

Mom's Life
Terungkap, Isi Surat yang Ditulis Ratu Elizabeth II saat Kematian Putri Diana

Mom's Life
Alasan Ratu Elizabeth II Tak Mau Duduk di Kursi Singgasana Game of Thrones

Mom's Life
5 Hal yang Terjadi Ketika Ratu Elizabeth II Meninggal, Salah Satunya Gelar William & Kate Berubah

Mom's Life
Reaksi Tak Terduga Ratu Elizabeth II Lihat Dapur Rumah Kate Middleton yang Baru Direnovasi


9 Foto
Mom's Life
9 Potret Prosesi Pemakaman Ratu Elizabeth II yang Penuh Haru
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda