Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Kenali Apa Itu Midlife Crisis dan Cara Mengatasinya, Bunda Mengalami?

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Kamis, 27 Oct 2022 17:25 WIB

Adult unhappy beautiful woman forty years with festive cupcake with candle in hands in living room at the home party, birthday girl
Kenali Apa Itu Midlife Crisis dan Bagaimana Cara Mengatasinya, Yuk, Bun/Foto: Getty Images/iStockphoto/TatyanaGl

Sebagian besar orang mungkin mengalami midlife crisis ketika usia mereka hendak menginjak usia paruh baya. Ini adalah kondisi kesehatan seseorang yang selalu merenungkan masa mudanya.

Lebih lanjut, penuaan menyebabkan perasaan depresi, penyesalan, dan kecemasan. Secara umum, midlife crisis adalah fase yang membuat orang dewasa kembali merasa seperti anak muda saat mereka sedang menuju usia paruh baya.

Lalu, apa yang dimaksud dengan midlife crisis? Bagaimana gejala dan cara mengatasinya? Simak berikut ini, ya, Bunda.

Arti midlife crisis

Melansir dari laman Verywell Mind, midlife crisis adalah suatu kondisi mental mempengaruhi orang dewasa paruh baya antara usia 40 dan 60 tahun. Krisis ini dapat mempengaruhi konsep dan kepercayaan diri, yang dapat menyebabkan perubahan suasana hati, perilaku, hingga emosi.

“Sering kali, itu adalah ledakan perilaku yang terjadi sebelum menetap,” kata Lisa Bahar, terapis pernikahan dan keluarga di Newport Beach, California, dikutip dari laman Psychology Today.

Gejolak emosi yang dialami sebagian orang selama menuju usia paruh baya tidak selalu mengarah pada perubahan gaya hidup besar yang melibatkan keinginan untuk menjadi muda kembali.

Tidak semua orang mengalami midlife crisis, lho, Bunda. Faktanya, sebuah penelitian menunjukkan midlife crisis bukanlah masalah bagi semua orang.

Penyebab midlife crisis

Satu dari empat orang yang mengatakan mereka mengalami midlife crisis, sebagian besar mengatakan itu disebabkan oleh peristiwa besar, bukan usia. Faktor yang memicu krisis tersebut antara lain perubahan hidup seperti perceraian, kehilangan pekerjaan, atau kehilangan orang yang dicintai.

1. Perubahan fisik

Mungkin Bunda tidak sigap seperti dulu. Bahkan, mungkin saat ini lebih rentan terhadap penyakit. Perubahan fisik ini dapat membuat Bunda merasa putus asa atau takut akan masa depan.

2. Perubahan karier

Sebuah survei 2019, menunjukkan rata-rata orang yang mengubah karier melakukannya saat mereka berusia 39 tahun. Banyak yang mengubah tanggung jawab pekerjaan baru saat mereka memasuki usia paruh baya.

3. Perubahan situasi keuangan

Kehilangan pekerjaan dan perubahan harga di pasar tenaga kerja juga dapat menyebabkan stabilitas keuangan terganggu. Hal ini juga bisa memicu timbulnya gejala midlife crisis seseorang.

4. Masa kanak-kanak yang sulit

Pengalaman masa kanak-kanak tertentu dapat meningkatkan risiko konsekuensi kesehatan mental. Bahkan saat Bunda mencapai usia dewasa. Faktor-faktor kesehatan ini dapat membuat usia paruh baya lebih stres.

Gejala midlife crisis

Meski biasanya dianggap bahwa midlife crisis melibatkan ketakutan akan kematian atau keinginan untuk menjadi muda kembali, emosi yang dialami selama krisis ini mungkin tidak jauh berbeda dari tekanan yang mungkin dialami seseorang dengan jenis krisis kehidupan yang lainnya.

1. Kesedihan dan penyesalan yang mendalam

Mungkin Bunda merenungkan peluang yang terlewat dalam suatu hubungan atau pekerjaan. Ini mengarah pada rasa tidak bahagia pada masa kini dan cenderung mengabaikan aspek-aspek baik yang ada dalam hidup Bunda.

2. Gelisah dan melamun

Bunda akan merasa bosan atau lelah dengan rutinitas harian, baik itu jadwal kerja atau tanggung jawab lainnya. Mungkin Bunda melamun tentang seperti apa hidup ini jika mengikuti jalur karier yang berbeda atau menikah dengan pasangan yang berbeda.

3. Mudah tersinggung

Merasa seperti keputusan masa lalu telah mengekang atau membatasi potensi Bunda dapat menyebabkan cepat marah secara tiba-tiba. Bunda mungkin bisa jadi kesal dengan pasangan, orang tua, atau teman dekat hanya karena kesalahan kecil.

4. Nostalgia

Alih-alih berfokus pada hal positif saat ini, Bunda mulai mengidealkan gaya hidup masa lalu. Mungkin Bunda mengenang hal-hal menyenangkan yang terjadi di masa lalu, tetapi tidak terjadi saat ini.

5. Perilaku implusif

Bunda selalu mengikuti keinginan diri sendiri hanya untuk mengatasi perasaan tidak puas. Beberapa orang mungkin memanjakan dirinya dengan makanan, seperti makan berlebihan karena bosan atau stres.

Tidak satu pun dari perilaku ini benar-benar memuaskan, tetapi mereka dapat memiliki konsekuensi bagi kesehatan.

Lanjut baca halaman berikutnya untuk mengetahui cara mengatasi midlife crisis, yuk, Bunda.

Bunda, yuk, download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Saksikan juga video kesehatan mental anak bisa dipengaruhi faktor genetik yang ada di bawah ini, ya, Bunda.

[Gambas:Video Haibunda]

CARA MENGATASI MIDLIFE CRISIS

a woman sits in her kitchen and has a cuppa and a break looking off whilst she thinks.

Kenali Apa Itu Midlife Crisis dan Bagaimana Cara Mengatasinya, Yuk, Bun/Foto: Getty Images/sturti

Cara mengatasi midlife crisis

Perubahan tidak dapat dihindari seiring bertambahnya usia, dan berdamai dengan hal itu tentunya sangat penting untuk menemukan kepuasan di masa dewasa.

Pendekatan adaptif terhadap kehidupan akan membantu Bunda menyesuaikan diri dengan perubahan dan menumbuhkan ketahanan emosional.

1. Akui perasaan Bunda

Menekan emosi dapat menyebabkan strategi yang tidak sehat dan dapat meningkatkan stres. Alih-alih mengubur perasaan, temukan cara untuk menyembuhkannya. Dalam hal ini, Bunda bisa menuliskan perasaan dalam jurnal atau berinteraksi dengan orang yang dipercaya.

2. Menerima keadaan

Jika merasa tertekan oleh suatu situasi, tanyakan apakah ada yang dapat Bunda lakukan untuk mengubahnya? Terima semua keterbatasan Bunda, dan cobalah untuk mempersempit fokus pada hal-hal yang berada dalam kendali Bunda.

Banner Posisi Janin Bumil Tidur Miring Kiri

3. Cobalah sesuatu yang baru

Bereksperimenlah dengan hobi baru atau tantang diri Bunda dengan hal-hal yang sebelumnya belum pernah dilakukan. Melakukan hal tersebut dapat membantu menjaga otak Bunda tetap fokus, memperluas lingkaran sosial, dan memberi tujuan hidup yang baru.

4. Istirahat yang cukup

Kondisi kesehatan, perubahan hormonal, dan stres harian dapat menyulitkan Bunda untuk mendapatkan tidur yang cukup. Cobalah mencari cara baru yang dapat membantu Bunda mendapatkan tidur yang cukup.

5. Bersyukur

Alih-alih merenungkan masa lalu, cobalah untuk bersyukur dengan kehidupan masa kini. Luangkan waktu dengan orang-orang di sekitar Bunda. Cobalah untuk lebih menghargai apa yang telah terjadi di sekitar Bunda saat ini.

Nah, Bunda itulah yang dimaksud dengan midlife crisis, apakah Bunda termasuk orang yang mengalami midlife crisis?


(asa)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda