Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Prolaps Uteri atau Turun Peranakan ke Vagina, Apakah Berbahaya?

Arina Yulistara   |   HaiBunda

Selasa, 15 Nov 2022 22:30 WIB

Ilustrasi Rahim
Prolaps Uteri atau Turun Peranakan ke Vagina, Apakah Berbahaya?/Foto: Getty Images/iStockphoto

Prolaps uteri sering juga dikenal dengan istilah turun peranakan. Seperti namanya, prolaps uteri merupakan kondisi di mana rahim Bunda turun hingga ke vagina.

Kondisi ini sering dialami oleh wanita. Namun, ini prolaps uteri tidak berbahaya dan tidak perlu pengobatan khusus, kecuali jika telah dirasa sangat mengganggu. 

Jika Bunda sering mengalami masalah inkontinensia atau merasakan ada tonjolan pada vagina, mungkin ini menjadi salah satu tandanya. Lebih lanjut, yuk pahami apa itu prolaps uteri, seberapa bahaya, dan bagaimana cara mengatasinya melalui penjelasan berikut.

Apa itu prolaps uteri?

Mengutip Mayo Clinic, prolaps uteri terjadi ketika otot dan ligamen dasar panggul meregang dan melemah sampai tidak lagi memberikan dukungan yang cukup untuk rahim. Akibatnya, rahim tergelincir ke dalam atau menonjol keluar dari vagina.

Prolaps uteri paling sering mempengaruhi orang-orang setelah menopause yang pernah melakukan satu kali atau lebih melahirkan melalui vagina. Prolaps uteri ringan biasanya tidak memerlukan pengobatan.

Meski begitu, prolaps uteri bisa menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu kehidupan sehari-hari. Jika hal ini terjadi, tandanya perlu perlu segera berkonsultasi, ya.

Gejala prolaps uteri

Prolaps uteri ringan sering terjadi setelah melahirkan, namun umumnya tidak menimbulkan gejala. Jika kondisinya sedang hingga berat, gejala prolaps uteri meliputi:

  1. Adanya tonjolan jaringan keluar dari vagina
  2. Merasa berat di panggul
  3. Merasa seperti kandung kemih tidak kosong sepenuhnya saat buang air kecil
  4. Masalah dengan kebocoran urin juga disebut inkontinensia
  5. Kesulitan buang air besar dan perlu menekan vagina dengan jari-jari untuk membantu buang air besar
  6. Merasa seolah-olah Bunda sedang duduk di atas bola kecil
  7. Merasa seolah-olah Bunda memiliki jaringan vagina yang menggosok pakaian dalam
  8. Adanya tekanan atau ketidaknyamanan di panggul atau punggung bawah
  9. Ada kekhawatiran seksual, seperti merasa seolah-olah jaringan vagina longgar

Penyebab prolaps uteri

Prolaps uteri terjadi akibat melemahnya otot panggul dan jaringan pendukung di sekitarnya. Penyebab melemahnya otot dan jaringan panggul, antara lain:

  1. Persalinan per vagina
  2. Usia saat melahirkan pertama (wanita yang lebih tua berisiko tinggi mengalami cedera dasar panggul dibandingkan dengan berusia muda)
  3. Persalinan yang sulit atau trauma saat melahirkan
  4. Persalinan bayi besar
  5. Kelebihan berat badan
  6. Tingkat estrogen yang lebih rendah setelah menopause
  7. Sembelit kronis atau mengejan saat buang air besar
  8. Punya bronkitis
  9. Angkat berat berulang

Prolaps uteri juga bisa meningkat karena beberapa faktor, seperti pernah melahirkan pervaginam lebih dari satu kali, pernah operasi panggul, sembelit kronis, serta memiliki riwayat jaringan ikat lemah yang biasanya didapat dari keturunan.

Bisakah prolaps uteri dicegah atau diatasi jika sudah terjadi? Cari tahu jawabannya di halaman selanjutnya, Bunda.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.


CARA MENGATASI DAN MENCEGAHNYA

Ilustrasi Rahim

Prolaps Uteri atau Turun Peranakan ke Vagina, Apakah Berbahaya?/Foto: Getty Images/iStockphoto

Cara mengatasi prolaps uteri

Mengutip dari situs remi Universitas Gadjah Mada, eh Dr. dr. Nuring Pangastuti, Sp.OG(K)-Urogin, Departemen Obstetri dan Ginekologi, FKKMK UGM, mengatakan bahwa ada dua cara pengobatan prolaps uteri. Jika sudah berat maka perlu operasi.

Kalau masih ringan maka akan dilakukan terapi. “Tanpa pembedahan bisa kita lakukan pada pasien-pasien atau perempuan yang derajat prolapsnya rendah. Dalam hal ini terapi yang paling populer dilakukan adalah senam kegel,” ucap Nuring.

Banner Tips Melahirkan Lancar

Cara mencegah prolaps uteri

Untuk mengurangi risiko prolaps uteri, cobalah melakukan beberapa pencegahan, Bunda. Seperti kata pepatah, mencegah lebih baik daripada mengobati ya, Bunda.

1. Hindari sembelit

Minum banyak cairan dan makan makanan berserat tinggi, seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian.

2. Hindari angkat berat

Jika Bunda harus mengangkat sesuatu yang berat, lakukan dengan benar. Pengangkatan yang benar menggunakan kaki, bukan pinggang atau punggung.

3. Kendalikan batuk

Dapatkan pengobatan untuk batuk kronis atau bronkitis. Hindari kebiasaan merokok.

4. Jaga berat badan agar tidak obesitas

Bicarakan dengan dokter Bunda tentang berat badan ideal dan dapatkan saran tentang cara menurunkan berat badan. Obesitas bisa meningkatkan peluang mengalami prolaps uteri. 


(fia/fia)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda