Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Kenali Gejala Postpartum Depression, Yuk Jadi Bunda yang Sehat Mental!

Jessica Elisabeth Gunawan   |   HaiBunda

Kamis, 17 Nov 2022 16:00 WIB

Asian woman with stress, She kept herself alone in her bedroom, Depression.
Apa itu Postpartum Depression? Gejala, Penyebab & Cara Mengobatinya/Foto: Getty Images/iStockphoto/Panupong Piewkleng

Waspada postpartum depression yang mungkin menyerang Bunda pasca-melahirkan. Mengutip dari Women's Health, tubuh dan pikiran pasca-persalinan akan mengalami banyak perubahan.

Bunda mungkin merasa hampa, tidak memiliki emosi atau sedih sepanjang waktu selama lebih dari dua minggu setelah kehamilan. Kondisi mental yang tidak stabil mungkin saja membuat Bunda merasa tidak mampu mengurus Si Kecil, bahkan membencinya.

Jika ini terjadi berlarut-larut sampai berbulan-bulan, ini merupakan tanda jelas dari postpartum depression, Bunda.

Mengutip Healthline, setidaknya satu dari tujuh wanita di Amerika Serikat mengalami postpartum depression setelah melahirkan. Gejalanya juga meliputi perubahan mood, kesulitan bonding dengan Si Kecil, dan sulit untuk berpikir jernih atau membuat keputusan.

Sebenarnya apa yang dimaksud dengan postpartum depression? Bubun sudah rangkum di bawah ini. Simak, yuk Bunda.

Apa itu postpartum depression

Kebanyakan wanita mengalami baby blues atau perasaan sedih atau hampa beberapa hari setelah melahirkan. Perasaan ini pun akan hilang sendirinya setelah tiga sampai lima hari. Nah, jika perasaan ini tidak kunjung hilang selama berminggu-minggu, kemungkinan Bunda mengalami postpartum depression.

Postpartum depression merupakan gabungan dari perubahan fisik, emosional, dan tingkah laku yang dialami beberapa wanita setelah melahirkan, dikutip dari WebMD.

Menurut panduan diagnosis kelainan mental DSM-5, postpartum depression adalah bentuk depresi mayor yang dimulai 4 minggu setelah melahirkan.

Gejala postpartum depression

Bunda pasti merasa kewalahan mengurus Si Kecil yang baru lahir. Mengutip Women’s Health, perubahan normal setelah kehamilan dapat menyebabkan gejala-gejala yang mirip dengan depresi.

Berikut gejala dari postpartum depression yang bisa disadari dirangkum dari laman Women’s Health dan WebMD:

  • Perubahan mood yang cepat
  • Merasa sedih, tidak berdaya, atau kewalahan sepanjang waktu
  • Sering menangis
  • Berpikir untuk menyakiti Si Kecil atau diri sendiri
  • Tidak tertarik atau merasa terkoneksi dengan Si Kecil
  • Tidak memiliki energi atau motivasi
  • Makan terlalu sedikit atau terlalu banyak
  • Tidur terlalu sedikit atau terlalu banyak
  • Kesulitan untuk fokus dan membuat keputusan
  • Mudah lupa
  • Merasa seperti ibu yang tidak baik
  • Menarik diri dari teman dan keluarga
  • Sakit kepala, nyeri, atau rasa tidak nyaman di perut yang tidak kunjung reda.

Jika Bunda merasakan gejala ini setelah melahirkan Si Kecil, jangan ragu untuk menceritakannya kepada orang terdekat atau mencari bantuan profesional, ya.

Lalu, apa penyebab postpartum depression dan bagaimana cara mengobatinya? Cek halaman selanjutnya, Bunda.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.


PENYEBAB DAN CARA MENGATASI POSTPARTUM DEPRESSION

Asian women with stress, She kept herself alone in her bedroom, Depression.

Apa itu Postpartum Depression? Gejala, Penyebab & Cara Mengobatinya/Foto: Getty Images/iStockphoto/Panupong Piewkleng

Penyebab postpartum depression

Postpartum depression umumnya disebabkan oleh perubahan hormon, sosial, dan psikologi ketika memiliki bayi, Bunda. Mengutip WebMD, Saat mengandung Si Kecil, hormon estrogen dan progesteron Bunda naik berkali-kali lipat. 

Namun tiga hari setelah melahirkan, produksi kedua hormon ini kembali menurun seperti semula sebelum hamil. Hal ini yang menyebabkan perubahan mood yang cepat.

Selain perubahan hormon esterogen dan progesteron, hormon tiroid Bunda juga mengalami penurunan setelah melahirkan. Mengutip Women’s Health, tiroid merupakan kelenjar kecil di leher yang membantu tubuh untuk mengatur, menyimpan, dan mengolah energi yang didapat dari makanan. Kadar hormon tiroid yang rendah dapat menyebabkan gejala-gejala depresi, Bunda.

Selain itu, penyebab postpartum depression juga berasal dari:

  • Kelelahan setelah melahirkan, kurang tidur, dan jam tidur yang kacau
  • Kewalahan mengurus Si Kecil yang baru lahir
  • Perasaan yang meragukan diri sendiri menjadi ibu yang baik
  • Perasaan kehilangan jati diri
  • Kurang waktu untuk diri sendiri setelah menjadi ibu.
Banner Tips Melahirkan Lancar

Cara mengobati postpartum depression  

Postpartum depression akan terdeteksi dan terobati ketika Bunda berkonsultasi dengan dokter. Ketika Bunda sadar telah merasakan beberapa gejala menyerupai postpartum depression, baiknya segera konsultasi dengan bantuan profesional sebelum semakin parah.

Selain itu, beberapa tips berikut juga dapat membantu Bunda menghadapi postpartum depression di rumah.

1. Olahraga jika sempat

Sebuah penelitian di Australia menemukan bahwa olahraga bisa jadi antidepresan bagi wanita yang mengalami postpartum depression, dikutip dari healthline. Selain itu, studi dari Mental Health and Physical Activity membuktikan bahwa jalan kaki dapat meredakan depresi.

Bunda dapat mengajak Si Kecil jalan-jalan di luar rumah dengan stroller untuk menghirup udara segar. Selain itu, sekarang ini banyak video olahraga di media sosial selama 10 menit yang bisa Bunda ikuti di rumah.

2. Pertahankan diet dan pola makan sehat

Penting bagi Bunda untuk tetap ternutrisi setelah melahirkan. Tubuh Bunda mengalami perubahan yang besar dari kehamilan sampai melahirkan Si Kecil. Bunda perlu nutrisi seimbang agar tetap sehat.

3. Luangkan waktu untuk diri sendiri dan istirahat

Bunda dapat melibatkan orang-orang yang mau dan bisa mengurus Si Kecil, lho. Ada keluarga yang bisa bunda minta tolong ketika merasa kewalahan. Ketika Si Kecil ada di tangan kakek, nenek, atau keluarga lain, Bunda dapat memanfaatkan waktu ini untuk diri sendiri dan istirahat.

Penelitian tahun 2009 menemukan bahwa wanita yang kurang tidur lebih rentan merasakan gejala-gejala depresif, dikutip dari healthline. Jika Si Kecil lebih aktif di malam hari, Bunda dapat menyiasati dengan tidur siang bersama Si Kecil.

4. Jangan merasa terisolasi

Bunda tidak sendirian menjadi seorang ibu. Mengutip healthline, studi yang dipublikasi oleh Canadian Journal of Psychiatry menunjukkan bahwa berbicara mengenai apa yang Bunda rasakan dengan orang lain dapat mengubah mood.

Penelitian tersebut menemukan para ibu baru memiliki tingkat depresi yang rendah setelah berbicara rutin dengan ibu yang pernah melewati postpartum depression. Makanya, Bunda jangan ragu untuk bercerita dengan seorang yang Bunda percaya, ya.

Semoga artikel ini bermanfaat, Bunda.


(fia/fia)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda