
moms-life
Kenali Hustle Culture yang Kini Digeluti Banyak Generasi Muda, Ada Bahayanya!
HaiBunda
Selasa, 15 Nov 2022 17:15 WIB

Pernahkah Bunda mendengar istilah hustle culture yang sedang ramai diperbincangkan saat ini? Terutama di kalangan generasi muda.
Tidak jarang anak-anak muda berbagi momen bekerja terlalu lama tanpa mengenal waktu melalui unggahan mereka di media sosial. Budaya ini seolah-olah mereka anggap sebagai sebuah prestasi kerja yang positif. Namun, faktanya itu berdampak buruk bagi kesehatan mental seseorang, lho.
Lalu, apa yang dimaksud dengan hustle culture dan apa dampak buruknya bagi setiap orang yang mengikuti budaya ini, serta bagaimana cara mengatasinya?
Definisi hustle culture
Tidak sedikit orang yang merelakan waktu istirahat mereka hanya untuk bekerja. Sebagian orang ini menganggap bahwa hanya orang pekerja keras yang mendedikasikan kehidupannya untuk bekerja yang bisa mencapai target kesuksesan mereka.
Itulah yang disebut dengan hustle culture, budaya kerja keras, mendorong diri sendiri dalam melampaui batas seseorang untuk mencapai tujuan kapitalis, seperti kekayaan, kemakmuran, dan kesuksesan secepat mungkin. Inilah fenomena saat ini yang sedang terjadi di kalangan generasi muda.
Meski kerja keras adalah langkah yang baik menuju kesuksesan. Namun, terkadang bekerja keras saja tidak cukup dan dapat merugikan diri sendiri dalam jangka waktu yang cukup panjang.
Dampak hustle culture
Melansir dari laman Betterup, menurut survei April 2022, lebih dari 40 persen orang Amerika melaporkan bahwa uang berdampak negatif pada kesehatan mental mereka. Banyak yang percaya bahwa bekerja lebih banyak adalah jawaban dari dampak stres mereka.
Berikut adalah beberapa dampak yang ditimbulkan dari hustle culture yang perlu Bunda tahu:
1. Sering merasa bersalah
Dalam satu survei terhadap pekerja jarak jauh ditemukan bahwa karyawan jarak jauh sangat produktif. Namun, 62 persen para pekerja tersebut merasa takut dianggap malas. Sementara itu, mereka juga merasa bersama bekerja dari rumah.
Meski mereka memiliki keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik dan lebih produktif, tekanan hustle culture membuat para karyawan ini sulit untuk bersantai.
2. Banyak cemas
Jajak pendapat Gallup baru-baru ini menunjukkan bahwa 44 persen karyawan mengalami banyak kecemasan, kemarahan, dan atau kesedihan selama beberapa hari.
Salah satu alasan yang sangat masuk akal adalah Bunda selalu memiliki pikiran perlu berusaha lebih keras tanpa mengulangi kesalahan setiap pergi bekerja.
3. Meningkatkan risiko penyakit
Jam kerja yang panjang dapat menyebabkan tekanan darah dan detak jantung yang meningkat karena aktivitas psikologis yang berlebihan dan stres. Selain tu, kerja lembut juga dapat berkontribusi terhadap resistensi insulin, aritmia, hiperkoagulabilitas, dan iskemia.
Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Simak halaman berikutnya, yuk, Bunda.
Bunda, yuk, download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Saksikan juga video 6 ciri Bunda punya luka inner child, posesif, dan obsesif yang ada di bawah ini, ya, Bunda.
5 CARA MENGATASI HUSTLE CULTURE
Apa Itu Hustle Culture? Definisi, Dampak, dan Cara Mengatasinya/Foto: Getty Images/iStockphoto/fizkes
5 Cara mengatasi hustle culture demi kehidupan yang lebih baik
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa cara yang dapat Bunda lakukan untuk mengatasi budaya yang satu ini.
1. Mendefinisikan ulang arti kesuksesan
Kapan terakhir kali Bunda berpikir tentang apa artinya menjadi sukses? Melansir dari laman Forbes, salah satu jebakan terbesar dalam budaya ini adalah mengejar apa yang dianggap benar oleh orang lain. Masalahnya, menempuh rute ini seringkali berarti mengejar hal-hal yang tidak terlalu penting bagi Bunda.
2. Tetapkan batasan
Batas bisa menjadi menakutkan. Kemungkinan besar, atasan, keluarga, dan teman tidak akan senang dengan penolakan Bunda yang lebih sering dibandingkan sebelumnya.
Cobalah untuk mengingat bahwa melindungi waktu Bunda dapat membuat Bunda menjadi seorang teman dan pekerja yang lebih baik dalam jangka panjang.
3. Fokus pada prioritas
Prinsip Pareto mengatakan bahwa 80 persen konsekuensi berasal dari 20 persen penyebab. Jadi, tanyakan pada diri sendiri, apakah semua yang ada di daftar tugas benar-benar diperlukan?
Kemungkinan besar, Bunda tahu mana tugas yang memiliki dampak besar dalam pekerjaan Bunda. Fokuskan energi Bunda pada itu.
4. Luangkan waktu untuk istirahat
Luangkan waktu untuk beristirahat, istirahat adalah strategi jangka panjang untuk membantu Bunda mencapai kesuksesan. Sementara burn out tidak akan membawa Bunda mencapainya.
5. Mencari bantuan terapis
Jika merasa tidak bisa mengatasinya, Bunda bisa meminta bantuan dari terapis. Mereka akan membantu Bunda membuat rencana yang mengutamakan kesejahteraan Bunda.
Nah, itulah beberapa hal yang perlu Bunda tahu terkait hustle culture yang saat ini banyak dialami generasi muda. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
7 Cara Mengatasi Trauma Perselingkuhan dan Dampaknya Bagi Kesehatan

Mom's Life
Peran Psikolog Klinis Atasi Kesehatan Mental di Masa Pandemi & Era Pesatnya Teknologi

Mom's Life
Tak Hanya Fisik Bun, Kesehatan Mental Juga Penting Dijaga Saat Pandemi

Mom's Life
4 Alasan Orang Tua Perlu Periksa Kesehatan Mentalnya, Bunda Perlu Tahu

Mom's Life
Anniversary Mommies Daily ke-10 Ajak Bunda Lebih Peduli Kesehatan Mental


5 Foto
Mom's Life
5 Potret Zhao Lusi Bintang Hidden Love Sebelum Jatuh Sakit hingga Pakai Kursi Roda dan Akui Alami Depresi
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda